Hadiah yang lo janjikan

2 2 0
                                    

Matahari sudah mulai tenggelam kearah barat, langit menunjukkan warna jingga kekuningan menandakan hari sudah mulai senja. 

Kaisya merutuki perbuatannya sendiri. Karena kelamaan menangis kini Kaisya harus berdiri dihalte bus dekat sekolah sendirian. Akhir-akhir ini air matanya seperti susah untuk dikontrol agar tidak keluar, Kaisya benci dirinya yang cengeng namun, ia juga kesihan dengan dirinya yang berpura-pura kuat.

Sendari tadi tidak ada taksi yang lewat, bahkan mau mesan ojek online atau mau nelpon orang tuanya pun tidak bisa karena Kaisya lupa membawa handponenya kesekolah hari ini.

Seolah-olah hari ini adalah hari terburuk baginya. Nangis karena Putra, ulangan gak tuntas, lupa bawa handpone dan sekarang ia harus berdiri sendirian didepan halte bus dengan langit yang sudah mulai gelap.

Tit....

Bunyi kelapson yang nyaring membuyarkan Kaisya dari lamunannya. Dihadapannya berdiri seorang cowok dengan menggunakan pakaian basket duduk diatas motor ninja.

"Ngapain duduk dihalte, gak pulang?" tanya cowok itu

"Gue..?" tanya Kaisya, memastikan bahwa cowok itu memang bicara dengannya.

"Iya sama lo lah, emang sama siapa lagi gue ngomong."

"Oh. Gue lagi nunggu taksi, tapi dari tadi gak ada lewat."

"Ya udah, sini naik!"

Kaisya ragu, dia tidak kenal dengan cowok didepannya ini.

"Nama gue Rico, gue anak kelas XII IPS 2." Rico memperkenalkan dirinya, seolah ia tahu raut wajah Kaisya yang ragu dengannya.

"Nama lo?"

"Kaisya."

"Nah, sekarangkan udah kenal, ayo cepatan naik nanti keburu malam pulangnya. Tenang lo bakalan pulang dengan selamat." ucap Rico menyakinkan Kaisya.

-
-
-

"Terimakasih udah ngaterin gue." ucap Kaisya tulus, ketika mereka sudah sampai didepan rumahnya.

"Sama-sama." ucap Rico, sembari memberikan handuk kecil yang baru saja ia ambil dari tasnya ke Kaisya. "Nih, handuk lo kan?"

Kaisya mengambil handuk itu "Iya ini handuk gue."

"Gue nemu didepan lapangan kemarin. Ya udah gue pulang dulu ya." ucap Rico setelah itu berlalu

Kaisya hanya menatap handuk yang ia pegang, handuk itu adalah handuk yang ingin ia berikan pada Putra hari itu. Namun gagal, dan berakhir dengan sebuah tangisan.

-
-
-
Kaisya berdiri diatas teras kamarnya, matanya fokus manatap kamar diseberangnya, kamar yang biasanya terang kini menjadi gelab.

Kepala Kaisya mengadah keatas menatap rembulan malam yang hanya separo. Kaisya mencoba mengingat kejadian malam itu, namun nihil. Yang ia ingat hanya lah Putra yang malam itu memanggilnya dengan mengatakan dia ingin memberi Kaisya hadiah. 

"Putraaa...." Teriak Kaisya

"Gue tidak tau lo dengar atau engga, tapi gue harap lo dengar ini."

"Gue cuma mau nagih hadiah yang lo janjikan kegue waktu itu. Masih adakan, awas kalo udah gak ada. kalau udah gak ada gue pastiin muka tampan lo itu babak belur karena gue."

"Gue gak tau alasan lo ngejauh dari gue. Dan gue juga gak peduli lo udah punya pacar, karena disini gue adalah sahabat lo. Walau pun kata itu menyakitkan, tapi gue gak berharap lebih kok, gue cuma mau jadi sahabat lo."

"Jadi jangan ngejauh lagi ya! Gue benci dengan muka datar yang lo berikan kek gue, kalau lo kek gitu terus gue gak tau sampai kapan gue bisa bertahan. Tapi lo jangan khawatir, gue bakalan berusaha kok buat gak nyerah dan buat gak benci sama lo."

Setelah semua kata-kata yang ia pendam dan kini sudah terlepas dengan mudahnya, Kaisya menarik nafasnya, mengatur kembali detak jantungnya yang tidak beraturan. Jujur Kaisya gugup, walau pun mungkin saja orang yang ia bawa bicara diseberang sana  tidak ada, namun tetap saja  setiap kata-kata yang ia keluarkan disertai dengan detak jantungnya yang tidak beraturan.

-
-
-

Sementara Diseberang sana Putra hanya tersenyum datar mendengar kata-kata yang diucapkan Kaisya.

"Gue berharap lo benci gue." Ucapnya "Maka dari itu berhentilah sekarang, sebelum luka lo lebih dalam karena gue."

~Luka~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang