~I Became A Noble (3)~

25 6 0
                                    

Rumah kaca adalah tempat yang paling Licia suka dari semua tempat yang ada di kediama Duke Vrenax, rumah kaca yang dirinya dan Othie hias sendiri, kesan segar dan alami membuat Licia selalu merasa tenang jika berada di tempat ini.

"salam kepada yang mulia putra mahkota, maaf sudah membuat yang mulia menunggu lama" sapa Licia, Apple pergi meninggalkan mereka berdua saat melihat tangan Licia yang memberi aba aba.

"senang bertemu denganmu lagi nona Kathrine Vrenax" ucap Xavier dengan sebuah senyuman mau tak mau Licia juga membalasnya tak kalah manis.

"yang mulia ada perlu apa?" tanya Licia sembari menuangkan secangkir teh yang ia racik sendiri.

Xavier mengambil cangkir itu dan menyesapnya "siapa yang membuat ini, Nona?" tanya Xavier.

"ah, itu saya yang mulia" ucap Licia tentunya dengan sebuah senyuman, lelah juga tersenyum terus, batinnya.

Xavier terdiam "kau yang membuat ini?"

"apa tidak enak, mohon maaf yang mulia aku ak-" ucapan Licia terpotong karena Xavier segera membalas dengan menahan tangan Licia.

Licia oleng dan jatuh di dalam pangkuan Xavier, keduanya saling memandang dalam diam, Licia sendiri tak menyangka dan terkejut, Xavier tersenyum.

"ini sangat nikmat dan cantik" ucap Xavier, seketika Licia bangun dengan wajah yang sudah semerah kepiting rebus.

"maaf yang mulia dan syukurlah kalau yang mulia menyukainya" ucap Licia dengan pandangan yang mengarah ke bawah.

Xavier bangkit dan meraih tangan kanan Licia, berlutut dan menciumnya lembut, Licia terdiam bahkan terkejut, ini sudah kedua kalinya ia di perlakukan seperti ini.

"aku sangat menantikan moment ini, Nona Kathrine" ucap Xavier dengan memandang mata Licia dalam.

'apa apaan ini? Seharusnya dia membenciku, tapi ini apa?" batin Licia berteriak.

"maaf Nona, yang mulia Duke ingin bertemu dengan Nona dan yang mulia putra mahkota di ruangannya" ucap seorang kesatria pribadinya, yang notabenya seorang putra dari kesatria perang Lianardo.

Licia menoleh, dirinya tak menarik tangannya takut tak sopan, Xavier bangkit dan memandang Peron tajam, dia tahu kalau Peron tertarik terhadap Licia, dengan posesif Xavier menarik pinggang ramping Licia sehingga Licia dan dirinya berdekatan.

Lagi lagi Licia diam, Peron memandangnya, Licia melepaskan rangkulan itu dan menghampiri Peron.

"baiklah, kami akan segera menuju ke ruangan Duke" ucap Licia dan kembali ke arah Xavier dengan mengaitkan tangannya ke lengan Xavier.

Xavier tersenyum dan mereka berjalan beriringan dengan Peron yang berjalan di belakang mereka 'sialan, aku terjebak' batin Licia.

Peron Lianardo, kakak Dari Olivia Rose Lianardo, seorang kesatria yang hampir menyamai kesatria Lianardo, ayahnya.

Sejak Licia berumur lima tahun, dirinya sudah mengabdi menjadi kesatria pribadi di kediaman Duke Vrenax, khususnya pengawal pribadi Licia.

Sejak kecil selain menjaga Licia, dirinya sudah terjun ke medan perang dan berlatih pedang semenjak dini, sehingga dirinya mendapat julukan kesatria perak, karena rambutnya yang berwarna perak.

Olivia dan Peron beda ibu, bunda Peron sendiri seorang bangsawan putri dari seorang count, sedangkan bunda Olivia adalah seorang pedagang yang lumayan kaya, tapi mereka bukan bangsawan.

'bersabarlah Licia, sebentar lagi pemeran utama akan muncul dan kau seketika akan dilupakan' batin Licia.

Sang pemeran wanita utama dalam novel, seorang dengan rambut hitam legam, yang terlihat cantik dimata yang melihatnya dan Licia sendiri menyukainya karena sifatnya yang anggun dan keren, itu menurutnya.

I Became A NobleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang