Bagian 3
Sambutan Tak TerdugaSebulan telah berlalu, sedikit demi sedikit Win mulai menjadi Win yang dulu. Meski tidak sepenuhnya. Kelas mata kuliah sepertinya sedang kosong, Win memutuskan untuk menghabiskan waktu di taman kampus sendirian. Seperti biasa, bekal buatan sang ayah tidak pernah lupa terbawa. Hari ini pria itu membuatkannya sarapan yang sedikit berbeda, yang kali ini ada sekotak susu dan vitamin.
“Win, Win!”
Tiba-tiba seseorang memanggilnya, yang sontak saja di tolehnya dengan mulut menganga. “Ha?”
Dew Jirawat
“Apa kau sudah melihatnya?” Dew langsung mendudukkan diri tepat di bangku seberang meja, di depan Win dengan raut sumringah.
Win lalu menggelang. “Lihat apa?” tanyanya.
“Ada mahasiswa...”
“Mahasiswa?” Win mengulangi kata terakhir Dew yang mendadak terhenti dengan pandangan yang mengarah jauh di belakang Win yang begitu ramai oleh mahasiswi-mahasiswi.
Belum sempat Win menoleh karena penasaran, tapi Dew sudah lebih dulu menunjuk dengan bibirnya. “Itu! Mahasiswa pindahan yang tadi mau ku ceritakan padamu, Win” katanya dengan suara yang sedikit dipelankan.
Begitu Win berbalik badan, keterkejutannya seketika membuat kotak susu di genggamannya jatuh. “S-Sarawat?” ucapnya dengan kedua mata membulat.
Bertepatan dengan itu juga kedua mata sosok pemuda yang berdiri dikelilingi para gadis-gadis di universitas tersebut, pun bertemu tatap dengan Win. Tanpa berkedip bahkan sampai pemuda itu datang dan saat ini sudah berdiri di hadapannya, Win masih terpaku diam dengan pikirannya. Apakah Sarawat masih hidup? Apakah ini benar-benar Sarawat? Terlihat sangat nyata, tapi ini tidak mungkin! Apakah ini mimpi?
“Kau menjatuhkannya” pemuda itu menyodorkan kotak susu Win, yang kemudian meraihnya dengan ragu.
“T-terima kasih...”
Pemuda itu mengangguk. “Apa boleh aku bergabung di sini?” tawarnya sebelum kemudian mendudukkan diri tepat di sebelah Win.
Gadis-gadis yang sedari tadi memperhatikan interaksi canggung keduanya tampak menahan tekanan mental karena terabaikan olehnya, begitupun Dew. Ia yang semula tampak bersemangat menyampaikan berita kehadiran mahasiswa pindahan itu hanya diam melipat kedua tangan ke meja sembari memperhatikan dua pemuda di hadapannya.
“Kau baik-baik saja?”
Seketika Win memalingkan wajah dari tatapan dingin namun terkesan santai pemuda itu, ia yang tadinya lapar mendadak merasa ingin muntah. Perasaannya saat ini bercampur aduk, antara syok dan sesak di dada, membuatnya berkeringat dan gemetar hebat. Siapapun sosok yang duduk di sebelahnya saat ini, sekalipun ini hanyalah mimpi, yang ingin Win lakukan adalah segera pergi dari sana. Tapi apa daya? Ia merasa pusing.
“A-aku...” ucapnya terbata.
Melihat ada sesuatu yang tidak beres dengan sahabatnya, Dew mendekatinya. “Win, kau baik-baik saja?”
Pemuda itu menggeleng pelan. “Aku mual, tolong bawa aku pergi dari sini” pintanya sambil memijat-mijat pelipis.
“Sepertinya kau sakit, wajahmu pucat sekali” imbuh pemuda di sebelahnya.
Saat telapak tangan itu akan menyentuh dahinya, Win dengan cepat menghindar dengan sedikit menjauhkan wajahnya. “Dew, ayo pergi. Aku sudah tidak tahan lagi, please...” mohonnya.
Tapi belum sempat Win mengangkat bokongnya, kesadarannya hilang dan jatuh tepat ke bahu pemuda itu. Dew menelan saliva, ingin melakukan sesuatu, tapi belum juga bergerak pemuda itu dengan cepat bertindak. “Biar aku saja yang membawanya” tawarnya tanpa basa basi dan langsung mengangkat tubuh Win dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
You & Him
FanfictionThere is no description here, so just read it straight. ✍🏻 Just BrightWin area!