KENCAN

20 2 0
                                    

  Kali ini Justin kekasihku yang super pendiam mengajak aku berkencan di sebuah resto ternama untuk menghadiri sebuah pesta tengah malam.
Namun kehadiran Justin tak kunjung menyapaku.
Aku menunggunya terlalu lama, sampai pengunjung resto sudah habis meninggalkan mejanya.

Tersisa aku sendiri dengan nuansa remang beriring gitar akustik dari sebuah piringan hitam yang terus berputar.

   Tak lama sesosok bayangan hitam bertubuh tegap berjalan menujuku, saat sesorot lampu menerangi wajahnya.
Ya?! Itu Justinku!

Dia membawa sekotak kecil yang indah, dia semakin dekat dan berlutut di sisiku.

"Justin kenapa kamu datang terlambat? pesta sudah selesai dan orang-orang telah pergi?!" ujarku menatapnya cemas.

"Pesta belum dimulai sayang, hidangannya bahkan belum dimasak!" jawabnya dingin.

Aku mengernyitkan dahi, "lalu pergi kemana orang-orang?"

Justin menatapku serius, "mereka melihat dari jauh saat mangsa terperangkap?!"

Jantungku berdegup kencang karena tatapan Justin begitu menusuk, aku tak mengerti perkataannya malam ini.
Dia kemudian membuka kotak yang ia bawa.
Aku terkejut melihat sebuah kalung mutiara memancarkan rona cantiknya dari dalam kotak merah itu.

"Kamu melamarku?" aku berbinar di hadapannya.

"Ya! kamu mau?"

"Of course Justin!" demi apapun jantungku ingin lari keluar dari tempatnya, sungguh sikapnya malam ini sulit kutebak.

"Boleh aku pinjam lehermu?" tanyanya mengulurkan kalung di depan wajahku.

"Untuk memasang kalung? tentu saja!" aku mengangguk antusias.

Tanpa bicara Justin meraih kepalaku, dan setelah itu aku merasa kegelapan,  leherku terasa sangat perih.

Meski beberapa saat kemudian aku dapat membuka mata dan menyaksikan pesta itu berlangsung, namun tak seorang pun dapat ku sentuh dan mereka tak lagi mampu mendengar suaraku.

Aku juga melihat Justin menggenggam erat sepotong tanganku di atas sebuah meja.

Nana Bazigha
Bandar Lampung, 07 Juli 2021

LET'S PLAY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang