Prolog

5 2 0
                                    










        Jalan sepi yang masih basah karna guyuran hujan yang baru saja mereda itu terlihat lenggang,bahkan bisa di bilang sangat sepi.
Toko-toko berjejeran dan tak ada satupun yang membuka pintu besi itu —seakan akan toko toko itu adalah tempat penyimpanan emas.
  Tapi pemuda yang habis di hajar habis habisan itu tak peduli ia tetap melaju dengan langkah tersaruk saruk, luka tusukan di perutnya membuat ia kesakitan bukan kepalang—betapa dalam lukanya—ia terus melangkah di jalan sepi ini hingga ia menemukan sesuatu yang unik.
    "Aissh....sial...kenapa kondisi ku selemah ini?"gerutu pemuda itu,sebenarnya ia hanya mencari perhatian 'si unik'. Sejujurnya 'si unik' adalah seorang perempuan yang dengan berani beraninya lewat sendiri di jalan yang terkenal angker dan berbahaya ini. "Ah...sakitnya" seperti tak ada respon,ia kembali bersuara untuk membuat gadis itu berpaling melihatnya,bahkan ia tak berpikir bisa saja gadis itu adalah hantu?. Dan benar saja gadis itu berhenti dan dengan ragu ragu ia memutarkan badannya menghadap pemuda itu—oh syukurlah gadis itu hanya perempuan biasa—dengan cahaya redup dari lampu jalan yang hampir mati,ia bisa melihat gadis cantik dengan mata tegas menatapnya. "Kau terluka?" Tanya gadis itu,sepertinya dia langsung tahu dari bekas darah yang sudah membasahi pakaian dan celana pemuda itu. Pemuda itu hanya terdiam.
"Kalau aku jadi kamu aku akan membiarkan luka itu dan mati!"setelah mengatakannya gadis itu kembali berjalan seperti semula tak memperdulikan pemuda itu.
Tentu saja pemuda itu kaget bukan main atas apa yang di katakan oleh gadis tadi. Dengan langkah terseroknya ia menyusul gadis itu.
"Ya!! Aku ingin hidup dasar bodoh!"walau pun ia tak bisa menyusul gadis itu tapi suaranya cukup lantang untuk jalan sepi ini. Siapa menduga gadis itu berbalik dan menghampiri pemuda itu. "Kamu...ingin hidup?"gadis itu bertanya tepat 2 meter di depannya
"Semua orang ingin hidup,kau gila?"walau napas nya tersengkal pemuda itu tetap memaki gadis di depannya. "Benarkah?tapi aku tidak!aku bahkan sengaja menyusuri jalan ini agar bisa dibunuh oleh seseorang!"gadis itu masih memasang muka datar nya yang menyebalkan itu.
"A..apa?"pemuda itu makin bingung. Dan dalam hitungan detik gadis itu merangkul tangan pemuda itu dan menuntun nya untuk duduk di pinggiran toko yang ada di sebelah mereka.
"Hah...APA!LEPAS!"suara pemuda itu memang sangat serak dan ber-bass
"Diamlah luka mu tambah parah kalau kau tak diam"gadis itu menghiraukan nya dan melepas jaket rajutnya dan langsung menempelkannya tepat di luka pemuda itu.
"Darahmu harus di hentikan dulu" gadis itu masih berkelut dengan luka si pemuda. Memang benar sedaritadi darahnya terus saja keluar bagai tabung yang bocor. "Kenapa kau menolongku?"pemuda itu melihat gadis di hadapannya dengan lekat
"Aku ingin mati,tapi kau tidak,dan jangan lupakan aku juga masih manusia!sesama manusia harus saling tolong menolong"gadis itu masih menekan luka agar darahnya bisa terhenti.
"Kau sedang sekarat,aku akan panggil ambulans tunggu sebentar"dengan gerakan cepat gadis itu membuka tas punggung nya yang kecil dan langsung mengambil ponselnya
"Tunggu!jangan panggil ambulans,aku aku panggil temanku saja"pemuda itu tanpa permisi langsung mencomot ponsel milik gadis itu.
"Tapi kau sekarat" gadis itu ingin mengambil ponselnya kembali tapi gerakan pemuda itu terlalu cepat menangkis tangan gadis itu.
"Sebentar saja" dengan gerakan cepat pemuda itu langsung mengetik nomer teman nya tanpa peduli dengan ponsel milik gadis itu yang sudah penuh dengan bercak darah dari tangan nya.
"Ya lacak nomer ini sekarang,aku hampir mati cepat"

"..........."

"Cepat brengsek!!"

".........."

Tut..tut..tut...

Pemuda itu langsung melempar ponsel yang ada di tangan nya itu kepada empunya,si empunya dengan cekatan dapat menangkap ponselnya
"Kenapa kau dari tadi terus bilang mau mati?"pemuda itu sudah tak bisa menahan rasa ingin tahunya
"Karna dunia ini hanya sementara,dan semua rencanamu di dunia ini tak pernah berjalan dengan baik ataupun seperti keinginan mu"gadis itu masih melihat ke depan tanpa melihat pemuda yang ada di samping nya
  Dengan di sinari cahaya redup dari lampu jalan gadis itu tersenyum damai—cantik sekali.






























SEE U NEXT


























APA kabar GyUs.....


Aku balik lagi dengan cerita baru muga suka yaaaa















Coment dong.... coment kalian berharga bgt loh buat author🥺🥺






Star please 🤗🙏



WORLD FREEDOM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang