"Risma!" Panggil Dewa ketika melihat Risma sedang duduk di depan kelasnya.
"Hei. Sini duduk!" Suruh Risma memberi ruang disebelahnya.
"Nilai lo berapa, deh?" Tanya Dewa.
"Belum tau, kakak gue belum dateng paling bentar lagi."
"Kasian, emang gak barengan berangkatnya?" tanya Dewa.
"Enggak, dia tadi ada urusan jadi gue disuruh duluan aja. Btw, nilai lo brp deh?"
"Punya gue 36,50."
"Wah, tinggi itu nilainya. Rangking paralel berapa?"
"13."
"Ke terimalah nilai segitu di mana aja. Terus lo minatnya mau ngelanjutin kemana?"
"Gue udah pernah bilang kek-nya dulu sama lo kalo gue mau ke SMK negeri yang deket sini."
"Oh, iya! Lo bilang itu waktu kita sehabis dapat banyak brosur PPDB." kata Risma. "Btw, ortu setuju-setuju aja, kan? Gak nyuruh nyoba masuk SMA?"
"Ortu mendukung apa aja pilihan gue. Asal tujuannya jelas, jurusannya sesuai sama minat gue."
"Jadi, lo udah daftar ke SMK-nya belum?"
"Udah kemarin daftarnya."
"Sendiri? Apa sama Ardi?" Sedikit informasi, Ardi ini temannya Dewa dari SD. "Btw, Ardi mana? Kok gak kelihatan?"
"Enggak, Ardi mau lanjut SMA. Sekarang dia lagi dimarahin ibunya tuh di belakang kelas, nilainya turun dibandingin pas tryout dua kemarin. Kayaknya dia bakal dilarang muncak beberapa bulan nanti, soalnya dia dua Minggu sebelum UN kan ke Prau alesan sama ortu mau refreshing sebelum UN." cerita Dewa.
Dewa dan Ardi itu partner mendaki gunung. Mereka satu komplek dan di kompleks nya itu banyak yang suka mendaki jadi mereka juga ikutan suka.
"Rencananya sehabis selesai ngurus pendaftaran kita mau ke Sumbing. Harusnya tiga S bisa kesampaian tahun ini." Lanjutnya.
"Sumbing, Sindoro, Slamet, kan ya?"
"Iyaaa, mau ikut gak?" Dewa bertanya balik sembari tersenyum tertahan.
"Ngaco banget lo, Wa! Ngajak-ngajak ke gunung yang tinggi. Kalo gue udah pro sih kemana aja oke."
"Kemarin diajak ke Prau yang masih tergolong rendah gak mau, mungkin lo mau yang tinggi langsung."
Risma mendengus, "ya kali, ah! Lo mau ribet kalo gue pingsan dijalan."
"Yaa, sebelum berangkat latihan fisik dulu lah. Gue bakal ngajak lo terus ya sampe lo mau muncak, percaya deh selera kita tu sama lo pasti bakalan suka."
"Gue juga pengen muncak waktu dengerin cerita lo. Tapi muncak itu kemungkinan cuma di angan-angan gue aja."
"Nantigue bantuin lo merealisasikan, biar gak cuma jadi angan-angan terus ya, kan. Emm, gini aja, gimana kalau besok sehabis gue gue nganterin lo daftar ke PKBM kita ke curug dulu buat simulasi. Gue tau ada curug di Batang yang lumayanlah. Lo mau gak?" Tanya Dewa.
"Boleh deh dicoba." jawab Risma, "btw besok mau berangkat jam berapa?"
"Jam delapan aja gimana?"
"Okey jam delapan ya!" Ujar Risma, "eh, lo mau jemput gue atau ketemuan dimana?"
"Gue jemput ajalah, susah kalo ketemuan ntar lo naik sepeda capek. Rumah lo sama rumah gue kan lumayan jauh."
"Oh, oke. Lo udah pernah ke curugnya?"
"Udah pernah kesana sama sepupu gue. Namanya Curug Genting."
"Kabupaten Batang, ya? Lo gak ngajakin gue ke curug yang di pekalongan aja? Kan kalo ke Batang masuknya udah luar kabupaten jadi kalo ke wisata gitu lu secara ga langsung bayar pajak buat luar kabupaten."
KAMU SEDANG MEMBACA
Space Light
Teen FictionTeruntuk mereka yang sedang memperjuangkan haknya tanpa melupakan kewajiban. Teruntuk mereka yang sedang membutuhkan, tapi selalu terabaikan. Teruntuk mereka, tunggu hari pembalasan dan lihat betapa adilnya Allah. "Kisah seseorang yang mencari keadi...