"Maaarkkk!!!" Teriak Donghyuck dari kejauhan. Ia bawa map warna biru dengan senyum lebar penuh haru.
Mark sudah tahu jawabannya kalau ia lihat Donghyuck girang seperti itu. Mark tatap Donghyuck yang berlari ke arahnya semangat.
"Uhuk! Hey... Calm down, okay? You did it!" Mark hampir tersedak saat Donghyuck benar-benar menerjangnya dengan pelukan cepat.
Donghyuck tatap wajah Mark, genangan air dimatanya jadi tanda kalau ia benar-benar bahagia.
"Mark! Aku... Aku berhasil. Mereka bilang, aku lulus!"
Senyum Mark mengembang, nafas Donghyuck berderu.
Donghyuck memang ada sidang skripsi hari ini. Lelaki manis itu sudah mengomel bawel dan memberi tahu semua orang kalau ia gugup setengah mati. Tapi Mark yakin, Donghyuck pasti lulus. Ia tahu bagaimana usaha Donghyuck merevisi skripsi berkali-kali, sampai tertidur di depan laptop menyala di jam 2 Pagi.
Mark yang bereskan barang-barang Donghyuck kalau lelaki manis itu teledor, Mark yang kasih semangat saat Donghyuck mulai pesimis, Mark juga yang kasih peluk menenangkan kalau kekasihnya ada di ambang emosi labil.
"Iya sayang iya... Aku kan bilang tadi pagi kalau kamu pasti lulus. Tapi kamu bilang aku gombal. Sekarang lihat, siapa yang benar?"
Donghyuck tatap Mark sinis, tapi segera ia ganti dengan wajah berseri.
"Iyaa! Kamu benar, aku sekarang lulus! Aku sarjana, Mark! Ayo kita pesta, mau makan apa? Daging panggang? Atau pesan antar ayam dan Cola saja?"
"Aku tahu kita harus pergi kemana. Mau ikut?"
Donghyuck mengangguk semangat, lalu kembali memeluk Mark erat. Ah, ia benar-benar bahagia sekarang.
.
.
.Siapa sangka kalau Mark ajak Donghyuck ke Gallery mewah dengan isi pameran lukisan kelewat indah dan berharga?
"Mark? Are you serious?"
Donghyuck berhenti sebentar sebelum benar-benar masuk kedalam. Ia masih bingung. Donghyuck memang pernah bilang ia ingin pergi ke Gallery Seni, tapi Mark hanya tertawa dan bilang, "memangnya kamu paham soal Seni, hyuck?"
Menyebalkan memang, tapi Donghyuck tak ambil pusing. Donghyuck pikir hari itu, Mark tidak anggap serius ucapannya.Mark hanya tersenyum manis, lalu genggam tangan Donghyuck penuh cinta.
"Iya sayang, aku mau kita lihat indahnya lukisan-lukisan disini. Kamu bilang mau lihat Seni, kan?"
"Mark..."
"Hm?"
"Mau sampai kapan kamu buat aku jatuh cinta terus?"
Mark tertawa hingga deretan giginya terlihat. Ia gemas.
"Sampai kamu kurus." Jawab Mark masih dengan suara tawanya.
"Ish! Aku gak suka ya kamu bilang aku gendut. Aku ini kurus!"
"Okay okay hahaha sorry babe, kamu tetap gemas dan menarik mau kurus atau gendut sekalipun. Ayo, kita masuk."
Setelahnya Mark tarik pinggang Donghyuck lebih dekat. Mark gak main-main soal pacarnya yang selalu menarik itu, jadi ia mau orang-orang lihat kalau Donghyuck itu miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seni & Mati | Markhyuck
Fanfiction[ONESHOT STORY] Seni dan Mati, dipersembahkan untuk manusia yang suka melodi sedih. Untuk kamu, manusia yang butuh belai kasih. Mark cinta Donghyuck. Sangat.