Tentang Naura yang di pertemukan kembali dengan teman lamanya. Sebut saja dia hoodie ijo.
Mungkin hal itu sudah cukup biasa bagi banyak kalangan lain yang juga mengalaminya. Akan tetapi bagi Naura itu tidak.
Di pertemukan kembali dengan...
JANGAN LUPA VOTE & KOMENNYA MAAFKAN BILA BANYAK TYPO HAPPY READING
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mengapa Tuhan pertemukan~ kita yang tak mungkin bersatu~
Bugh!
Sekejap, sebuah bantal melayang tepat di wajahnya. Naura yang sedang berbaring di kasur, langsung menoleh sengit pada Sean—adiknya—yang tengah menonton tv sembari memakan mie di sampingnya.
"Anjir, pa maksud ?! "
"Abis lo nya berisik, Teh. Pengang kuping gue! "
"Ck. Ya udah ga usah di dengerin kan bisa," balas Naura santai bersiap untuk menyanyi lagi.
"Ga usah di dengerin gimana, orang gue punya kuping kok. Fungsinya kuping kan buat mendengar. Tapi engga kalo buat denger nyanyian lo yang bengek itu. "
"Waa ngomong apa lo barusan? " Seketika Naura bangkit dari rebahannya. Mendekat ke arah Sean yang kini sedang menyeruput kuah mie di mangkok.
"Apaan, emang bener fakta kan? "
"Dih bocil! Ngajak—"
"Gelut terus !! " (berantem terus). Naura terpaksa menghentikan aksinya yang ingin memukul Sean, pas mendapati Dhara—Mama nya—berdiri di hadapannya dengan memegang golok di tangan kanan, dan pisau di tangan kiri. Membuat Naura dan Sean langsung bergidig ngeri.
"Sok tah bedog hiji, peso hiji! Mun aya nu menang, Mama tumpengan!" (nih golok satu, pisau satu! Kalo ada yang menang, mama tumpengan). Lanjut Dhara sembari meletakkan golok dan pisau itu lantai.
"Si Naura tuh nu mihelaan. " (Naura tuh yang ngeduluin).
"Dih songong. Ayage sia nu mihelaan! " (Dih songong. Ada juga kamu yang ngeduluin).
Kalo lagi ribut begini, sundanya langsung pada keluar. Dan Dhara selaku ibu hanya bisa menyaksikan dengan tatapan datar.
"Abisnya Naura masa nyanyi kenceng banget Ma. Mending mun soarana alus, sora jiga ucing kagencet weh ni pede." (Abis Naura masa nyanyi kenceng banget ma. Mending kalo suaranya bagus, ini suaranya kaya kucing kegencet pede banget).
"Bener-bener ya lo. Dasar adik luknut lo. Gak tau aja Iis Dahlia bangga sama gue. "
"Hayu buru gaskeun gelut. Mama jadi penonton. "
Mendengar itu, keduanya langsung merengut takut. Bahaya banget kalo si mama udah mode kaya gini.
"Maaf ma," ucap Sean pelan. Takut kena sentak mama.
Dhara menghela nafas kasar, sembari menggeleng pelan. "Udah pada gede kalian tuh. Berantem terus. Malu atuh sama tetangga. "