III

505 31 2
                                        

Mingyu, Mi Cha, dan manager hyung sampai di tempat pemotretan yang akan dilakukan oleh Seventeen. 

Begitu memasuki sebuah rumah yang menjadi tempat mereka untuk melakukan photoshoot, para anggota Seventeen langsung menghujani Mingyu dengan ucapan-ucapan sakral mereka.

"Kenapa lama sekali?! Kau kerja apa sebenarnya?" ucap Seungcheol.

"Apa kau kerja sambil kencan, karena itulah kau lama datang ke sini?" sinis Seungkwan.

"Tidak, aku lupa jika hari ini ada jadwal pemotretan. Josonghamnida!" ucap Mingyu dan membungkukkan badannya, Mi Cha pun mengikutinya, meminta maaf kepada para member Seventeen. Wanita itu juga jadi merasa tidak enak pada para anggota Seventeen.

"Kenapa kau membungkukkan badan juga? Apa kau berbuat salah?" ujar Seungkwan.

"Ne? Ah.. ku ras-"

"Yak! Dia tidak ada hubungannya!" potong Mingyu.

"Josonghaeyo.." ucap Mi Cha semakin merasa bersalah.

"Yak, Boo Seungkwan, kau keterlaluan sekali!" seru Soonyoung memanasi situasi.

"Itu karena cintanya bertepuk sebelah tangan, hahaha.." sahut Seokmin.

"Musun suriya! Mi Cha-ya aku hanya bercanda. Maaf, jika membuat mu tersinggung," ucap Seungkwan merasa tidak enak hati.

"Ne? Ah.. gwenchana. Aku mengerti," balas Mi Cha dengan mengulas senyum membuat Seungkwan terpana sejenak. 

"Jaga mata mu! Aku make up dulu!" ucap Mingyu dan pergi ke sebuah ruangan untuk di make up. Sedangkan Seungkwan mencibir kepergian lelaki itu dengan matanya.

Setelah Mingyu pergi, Mi Cha dan Seungkwan asik mengobrol. Sudah hampir satu tahun mereka tidak bertemu dan saling menghubungi pun jika ada kepentingan saja. Ini di karenakan Mi Cha yang sulit untuk berbasa-basi, sedangkan Seungkwan berusaha untuk tidak terlalu kontak intens dengan perempuan ini demi menjaga perasaannya agar tidak semakin dalam.

"Bukankah suasana jadi canggung sekali di antara kita?" ucap Mi Cha membuka pembicaraan terlebih dahulu. Mereka berdua sedang berada di taman yang berada di rumah tersebut.

Seungkwan menganggukkan kepalanya. "Aku setuju dan aku sangat membencinya. Kenapa kita jadi seperti ini?" balas Seungkwan dengan nada bercanda.

"Mianhae," ucap Mi Cha lagi. Kata yang sangat tidak ingin di dengar oleh Seungkwan. "Tidak bisakah kau tidak merasa bersalah terus-menerus? Aku merasa menjadi orang yang sangat jahat," balas Seungkwan.

"Bagaimana kehidupan kampus mu? Masih sangat sulit?" tanya Seungkwan, merubah topik pembicaraan. Mi Cha menganggukkan kepalanya. "Berkali-kali aku berpikir ingin menyerah dan hidup biasa saja," jawab Mi Cha dengan nada yang sangat terdengar frustasi.

"Mereka terlalu pintar untuk ku Seungkwan-ah. Kau tahu aku sangat minder setiap di buka forum perdebatan. Aku selalu saja menjadi orang yang sering mendapat kritik dan juga yang paling jelek argumentasi serta performanya. Aku juga pemalas. Tidak ada yang bagus dari ku," curhat Mi Cha tanpa sadar pada pria di hadapannya.

"Benar, kau pasti sangat frustasi karena fokus mu sangat terpecah. Bekerja, kuliah, tesis mu, forum diskusi itu. Ugh.. aku saja yang mendengarnya ingin muntah," balas Seungkwan lalu menyesap es kopinya.

"Kenapa ya aku bisa lolos saat seleksi? Aku bahkan tidak pernah mempercayai itu," tanya Mi Cha pada Seungkwan.

Seungkwan mengangkat bahunya. "Kau itu sebenarnya pintar, hanya saja mungkin memang teman-teman mu otaknya adalah otak albert einstein," balas Seungkwan membuat Mi Cha tertawa, padahal pria itu tidak ada niatan untuk membuatnya menjadi suatu lelucon.

Thanks || Kim Mingyu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang