Sebelum Baca, Mending Klik Vote Dulu Ya ! Biar Revenge Dapat Rank 1 Di Kategori nya !
"Nya Lo Dateng kan ntar malem ?"
"Lo pasti tahu jawabannya...." jawabku sambil mengeringkan rambut yang basah menggunakan hairdyer.
Perempuan di depanku hanya memutar mata nya malas lalu berlalu begitu saja.
"....lagi pula gue gak punya kenangan manis disana. Ngapain harus Dateng segala sih sin". Tambahku setelah mematikan hairdryer yang menyala.
"Kanya sayang, Lo tuh sekarang udah cantik pake banget. Lo gak mau bikin para pembully Lo pangling dan bertekuk lutut sama Lo gituh ?" Tanya Sinta dengan menggebu-gebu layaknya Sales. Membuatku menghela nafas. Selalu saja seperti ini setiap tahunnya. Rasanya ingin kutenggelamkan saja sahabatku yang satu ini.
"Please deh gue hidup di real life bukan novel. Gue bukan Miss Universe yang punya wajah paling cantik di alam semesta ini. Banyak yang lebih cantik dari gue yang kentang ini, jadi jawabannya tetap sama. Gue gak bakal Dateng ke reuni sialan itu !" Jawabku dengan tegas. Sekali-kali Sinta ini perlu diberikan jawaban tegas. Entah mengapa aku bisa bersahabat dengan perempuan yang bahkan memakan upilnya sendiri itu selama 17 Tahun.
"Gue sih gak maksa. Tapi gue gak mau jadi sahabat Lo lagi kalau Lo tetap kekeuh sama keputusan Lo yang batu itu. Udah lah gue mau pergi dulu. Mau perawatan biar Cucok entar malem, siapa tahu dapet sugar Daddy baru. Bye Cintahhh. Nanti malam gue jemput" pamit Sinta sambil mengangsurkan sebuah papper bag.
Setelah kepergian perempuan aneh yang sayangnya adalah sahabatku sendiri. Tiba-tiba pembullyan yang kualami semasa SMP terputar seperti potongan-potongan film dalam pikiran ku.
"Dasar anak pembawa sial ! Lo tuh gak pantes buat sekolah disini" teriak seorang murid laki-laki bernama Darren yang berstatus sebagai kakak kelas Kanya. Dia adalah dalang utama dari berbagai pembullyan yang menimpa Kanya selama ini. Mirisnya Darren adalah sepupunya dari pihak ibu Kanya.
"Hiks. Aku salah apa kak ? Jangan siksa aku terus" iba Kanya dengan suara tersendat-sendat. Hari ini Kanya mendapatkan skorsing dari Pihak Sekolah karena tuduhan pencurian handphone milik teman sekelas nya. Entah bagaimana caranya tiba-tiba handphone milik Friska yang dikabarkan hilang ditemukan dalam tas milik Kanya. Tentu semua tahu jika Darren lah dalang dibalik kasus ini.
"Lo tuh harusnya mati sialan ! Gak guna hidup juga" Teriak Darren sambil terus mengayunkan tongkat kayu memukul tubuh Kanya yang terus meminta ampun sambil berusaha menutupi kepalanya.
"TIDAK ! TOLONG HENTIKAN SEMUA INI !" Teriakku sambil berusaha menghalau ingatan-ingatan sialan yang terus aja berputar dalam kepalaku ini.
"Bagus ya. Dapet skorsing dari sekolah karena kasus pencurian. Bukannya langsung pulang malah keluyuran gak jelas. Dan apa ini ? Kamu habis digebukin warga karena ketahuan nyopet hah ? Dasar anak sialan ! Sini kamu" bentak Revo. Pria ini merupakan ayah dari Kanya.
"Nggak yah. Aku difitnah hiks. Aku gak mungkin nyuri !" Jawab Kanya dengan suara bergetar. Kanya berjalan mundur dengan tubuh gemetar saat Revo berjalan menghampirinya.
"Sini kamu sialan !" Tarik Revo dengan cepat dan menyeret tubuh Kanya dengan tidak manusiawi.
"Mas cukup ! Nanti anak itu mati" ucapan Laras menghentikan langkah Revo. Laras merupakan Ibu Kandung dari Glen, Kanya dan Vina.
"Bagus jika anak ini mati. Aku tidak perlu repot-repot mengurusi anak pembawa sial ini. Entah mengapa tidak aku bunuh saja sejak dulu" Jawab Revo dingin lalu melanjutkan langkahnya menyeret tubuh Kanya yang terdiam pasca mendengar ucapan Revo barusan. Hatinya hancur mendengar hal itu. Ayah yang seharusnya membelanya dan memberi dukungan untuknya malah mengharapkan kematiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE (BALAS DENDAM) ~ On Going
Romance"Jika Tuhan Tidak Membalas Perbuatan Mereka. Biarkan Aku Yang Membalaskan Dendam ku" ~ Kanya Witama. #Bullying #Dendam #BalasDendam #Pernikahan #PilihKasih #Keluarga #Dewasa Copyright © Billy Egie Triadi 2021