°° halaman kedua

1.7K 504 65
                                    

› 〉 𝐃𝐚𝐡𝐚𝐧

•••

Semalam, Chifuyu dibuat bingung dengan wanita berotak anak lima tahun. Walau pada akhirnya Chifuyu pulang begitu saja sebab wanita itu menyuruh-mengusirnya.

"Hah ... kan, aku jadi kepikiran terus."

Sekarang pukul lima, langit masih terang, Chifuyu tanpa sadar melewati jalan yang sama. Dimana hutan itu berada.

"Ah tahu deh."

Laki-laki itu mendekat. Ia mengenakkan seragam Touman, dan kali ini tak membawa tas.

"Apa wanita itu masih di sini ya ... ?"

Sebab langit masih terang, ia dapat berjalan tanpa hambatan.

Langkah kaki membawanya menuju tempat yang sama. Pohon-pohon menjulang tinggi, dan suara memanggilnya. Membuat sang punya nama menenggadah.

"Ah, kamu yang kemarin."

"Hm?"

Chifuyu mengangkat tangan, menutupi sinar matahari yang menyorot hangat lewat celah jari.

Itu adalah wanita yang sama dengan yang kemarin. Ia duduk sambil memeluk lutut di dahan pohon. Kepalanya bersandar pada tumpuan tangan. Tatapannya kosong serta prrilakunya memberi kesan malas.

Ah, rambutnya masih diikat tinggi.

Tunggu-

"Akh!"

-Chifuyu dengan segera memalingkan wajah yang merona.

Wanita itu masih memakai pakaian yang sama! Bagian atasnya terlihat longgar, menunjukkan bahu pucat yang terpapar sinar.

Entah sudah berapa kali Chifuyu komat-kamit. Dia anak baik soalnya.

Sayangnya, wanita itu hanya memiringkan kepala bingung. Kemudian matanya membulat seolah ingat sesuatu.

"Ah, bajumu itu!"

Chifuyu menghentikan gerak bibirnya, dan berpikir sejenak.

Baju? Ia mengenakkan seragam Touman sekarang, apa yang salah dengan itu?

"Tadi siang ada yang datang ke sini dengan baju itu. Entah bagaimana caranya. Aku benci mereka."

Chifuyu mengerutkan keningnya bingung. Ingin menenggadah, namun tak mau melihat hal yang tidak seharusnya, dan terus menunduk juga tidak sopan.

"Apa yang kau lakukan di atas sana?"

"Lagi mengkosple tarzan."

"Hah? Mana ada tarzan cantik- AYO TURUN!"

Kemudian laki-laki itu sadar bahwa wanita ini ada di dahan yang cukup tunggi.

Chifuyu merentangkan tangan sambil memejamkan mata.

"TURUNLAH, AKU AKAN MENANGKAPMU-"

Bruk!

Lelaki itu tersentak saat wanita asing percaya begitu sama. Pemilik surai hitam loncat dan jatuh ke dalam gendongannya.

"..."

"..."

Tatapan mata Chifuyu tanpa sadar mengarah pada bagian dada-

"YA TUHAN!"

Brak!

"Ukh!"

Chifuyu ambruk. Lelaki itu menutup wajahnya sembari berteriak tak jelas, sementara wanita tadi dijatuhkan begitu saja.

Sorot itu berubah murung dan menatap Chifuyu. Bibirnya cemberut.

"... kamu jahat."

•••

"Maaf, tadi aku tidak sengaja. Apa sakit?"

Chifuyu memaki dirinya saat sadar telah tidak sopan pada orang asing.

"Sakit."

Senyuman Chifuyu berubah kaku.

Kemudian, ia teringat pembicaraan tadi dan menoleh ke arah gadis yang tengah memeluk lutut dengan wajah murung.

"Uh ... tadi. Apa maksudmu dengan orang-orang yang memakai baju sepertiku?"

Wanita itu melirik malas.

"Milikku diinjak begitu saja. Sudah begitu, mereka membuang barang-barang kotor dan merusak tempat ini. Aku benci mereka."

Chifuyu menaikkan alisnya.

"Milikmu?"

"Semua ini ... "

Tangan wanita itu menyentuh rumput tempat mereka duduk, lalu menunjuk ke seluruh penjuru hutan. Lalu, tangannya berhenti didada sendiri. Ia menatap Chifuyu.

"... milikku."

Laki-laki itu melongo sesaat.

"Baiklah kalau begitu. Aku minta maaf atas nama mereka-"

"Untuk apa?"

"Huh?"

Wanita itu menyipitkan matanya.

"Aku tidak butuh maaf."

"Eh?"

Chifuyu menghela napasnya lelah. Wanita ini benar-benar aneh.

"Ngomong-ngomong, namamu siapa? Aku Matsuno Chifuyu."

Lelaki itu tersenyum lebar dengan pesona imutnya. Sang surai hitam menaikkan alis.

"Hm, (Name)."

Chifuyu mengangguk.

"Apa margamu?"

Wanita yang dipanggil (Name) memiringkan kepala. Ia terlihat bingung.

"Apa itu marga?"

... deja vu.

"(Name)-san, kau ... benar-benar unik ya."

•••

Omake

"Kalian yang kemarin ke hutan itu ya?"

"Ba-bagaimana Matsuno-san bisa tahu?!"

"Jangan asal injak sama buang sampah lain kali."

"B-baik!"

"... Chifuyu, aku baru tahu kau sekarang jadi semacam petugas kebersihan."

"Geh?! Baji-san??"

•••

12 Juli 2021

𝐁𝐔𝐌𝐈! matsunoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang