Begitu sampai di istana Rakuzan, Kuroko di bawa ke kamar Emperor sedang Seichi yang masih tertidur di bawa ke kamar Seiji-ouji dan Seiya-ouji.
"Yang mulia mengapa kau melakukan ini semua?" ucap Kuroko yang kini berada di dalam kamar sang Emperor dengan jantung yang tak mau berdetak pelan,
"Kau harusnya tahu apa alasanku, Count Tetsuya?" ucap Akashi membuka bajunya dan mengganti dengan baju tidur yang baru,
lalu berjalan mendekati Kuroko dengan pakaian baru di tangannya.
"Apa yang akan anda lakukan, yang mulia?" ucap Kuroko, setiap Akashi selangkah mendekat, Kuroko akan selangkah menjauh.
"apa yang kau pikirkan lagi?
mengganti bajumu dengan yang baru, hmp?" ucap Akashi.
"A-aku akan menggunakannya sendiri, yang mulia.
tolong berikan padaku" ucap Kuroko canggung,
"Apa kau memerintahku, Count?
apa saat ini kau sedang memerintah seorang Emperor?" ucap Akashi kini menyudutkan Kuroko hingga tak bisa mundur lagi karena dia sudah bersender di dinding kamar Emperor.
". . ." Kuroko hanya diam saja hambil menunduk, dan akhisnya Akashi mengalah untuk pertama kali dan memberi ruang untuk Kuroko bernapas.
"Baiklah baiklah, kau bisa mengganti bajumu di ruang ganti, dan aku akan menunggumu di sini, hmp" ucap Akahsi memberikan pakaian di tangannya ke tangan Kuroko lalu dia berjalan kearah sofa di kamar itu.
". . ." Kuroko pergi ke kamar ganti dan hanya 5 menit sudah kembali.
"Kemarilah" ucap Akashi sembari duduk di sofa,
"Yang mulia, hamba bertanya kembali.
mengapa anda melakukan in-"
"Apa kau masih memiliki perasaan untukku?
tentu saja bukan, kau bahkan bisa menari dengan baju tipis berwarna emas itu-" ucap Akashi, tiba tiba Kuroko langsung menutup mulut Akashi.
"Ba-ba-bagaimana yang mulia bisa?" ucap Kuroko dengan kedua tangannya masih menutup mulut sang Emperor.
Akashi langsung menarik tubuh Kuroko ke arahnya dan menyandarkannya di sofa yang panjang itu,
"Aku pun memimpikan, mimpi yang sama denganmu, hmp" ucap Akashi menyenderkan tubuh Kuroko di sofa dan dia bersender di tubuh Kuroko.
"Itu bukan hanya sekedar mimpi yang mulia" ucap Kuroko akhirnya meneteskan air matanya, sembari memejamkan mata.
"Apa maksudmu?" Akashi langsung mengangkat tubuhnya setelah mendengar suara Kuroko yang bergetar akibat air matanya.
"Sebagian dari mimpi itu adalah memori di kehidupan masa lalu ku,
bukan hanya sekedar mimpi, itu adalah memori di kehidupan sebelumnya" ucap Kuroko mengucapkannya dua kali sembari menutup kedua matanya yang sedang meneteskan air mata.
"Count, Count Tetsuya, Tetsuya~" ucap Emperor akhirnya merubah posisinya menjadi posisi duduk, begitu pula Kuroko.
". . ." AKhirnya Kuroko melepaskan kedua tangannya dari wajahnya perlahan,
"Jadi coba katakan padaku, hmp.
memori apa yang kau ingat,
dan perbedannya di dalam mimpi yang sama sama kita alami semalam?" ucap AKashi.
"Memori kedihupan di masa lalu ku, adalah hanya sampai yang mulia memenggalku di dalam penjara dimana aku akan membusuk di sana bersama dengan mayat mayat lainnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Manisnya BALAS dendam!
FantasyKisah cinta yang akhirnya berakhir bahkan sebelum Kuroko bisa memulainya. pada akhirnya Kuroko harus menikah dengan pria yang sudah memiliki kekasih, mereka menikah atas dasar hukum namun sang pasangan tetap menjalin hubungan dengan kekasihnya seba...