01

13 5 8
                                    

"Woy Chan!!" Haechan menoleh dan menemukan atensi Felly yang baru keluar rumah lalu duduk di teras dengan sepiring berisi irisan buah mangga yang matang, Haechan tergiur dengan hidangan milik tetangganya dan langsung saja menghampiri gadis itu.

Haechan mengambil duduk di kuris samping Felly yang terhalangi oleh meja kecil, ia mencomot satu irisan buah mangga setelah mencuci tangannya di keran depan milik keluarga Felly yang biasanya untuk menyirami tanaman.

"Bukanya nyut asal nyelonong aja lu."

"Sore sore gini malah bawa mangga ya gua ngiler lah."

"Kebiasaan," decak Felly dan ikut mengambil mangganya.

"Lu lagi cuci motor kampret, malah nyelonong ke sini, sana balik!"

Benar, tadi saat Felly memanggil Haechan laki-laki itu sedang mencuci motor Beat nya yang diberinama Jecki.

"Nyuci motor gampang ntaran tapi mangga ngga, bisa-bisa habis duluan sama lu."

"Biarin, mangga mangga gua wlee."

"Syuuut!"

Plak! Tanpa segan, Felly menampar tangan Haechan yang sekarang tertawa terbahak.

"Sialan Lu Chan! Asal nyomot mulut orang aja."

"Bodo." Haechan masih tertawa terbahak sedangkan Felly mulai bangkit dari duduknya.

"Ngambek lu?!" Tanya Haechan.

"Kaga anjir, gua mau ngambil mangga lagi," saut Felly dan benar saja, ngga butuh waktu lama gadis itu balik dengan dua buah mangga yang terlihat matang dan pisau khusus buah.

"Nih cuci." Haechan mengambil mangga yang sudah bersih dari kulitnya lalu mencucinya di keran tadi.

"Mau kasih garam ga?"

"Ga usah Fell, lagi mau yang manis-manis aja bosen sama yang asin-asin apalagi pahit."

Felly mengangguk dan memandang lekat Haechan yang masih asik dengan mangga yang ia iris tadi. Sejujurnya, Felly tau apapun kaliamat yang keluar dari mulut Haechan itu selalu banyak mengandung arti dan teka-teki.

"Motor lu keknya kotor banget, habis dari mana?" Tanya Felly membuka topik kembali.

"Kemarin habis nganterin si Renjun, lu tau sendiri jalan Cireng becek kaya tai bebek."

"Tumben, bukanya lu males ya bonceng dia?"

"Iya, kemarin juga ya, kan. Ada polisi tidur tapi gua ngga liat alhasil kita kek terbang karena gua ngebut lu tau dia bilang apa? 'anjir Haechan! Yang bener dong gua jadi melayang kan! Ck males banget gua bonceng sama lu kalo aja motor gua ga dibawa Jisung.' padahal ya Fell, badan dianya aja yang kena angin langsung melayang." Haechan tanpa dosa menjelek-jelekkan Renjun didepan Felly, sumpah Haechan masih kesal sama Renjun yang seenaknya menyalahkan dirinya, padahal kan dia juga ngga liat ada polis tidur.

Felly terkekeh, "Renjun tuh perasaan jajannya banyak ya Chan? Tapi kenapa bisa se ceking itu."

Haechan berdecak, "Dia mah jajannya aja banyak Fell, tapi cuma dicicipi satu-satu doang alhasil gua yang ngabisin makanannya."

"Pantes badan lu yg gede."

"Felly!"

Felly tertawa terbahak.

⭒☆━☆⭒

"Good morning Ayangiii hehehe, udah sarapan?" Tanya Haechan yang hanya dibalas anggukan dan kekehan dari pacarnya, Nadira Steffi Lena biasa dipanggil Lena.

Lies - HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang