0th Case: Prolog

493 97 36
                                    

Banyak orang yang mengatakan bahwa di dunia ini, jangan percaya pada siapapun. Di dunia ini, banyak penipu, entah itu profesional atau amatir. Entah benar atau tidak, bukan masalah. Toh selama ini Seongwoo selalu jadi korban.

Seperti pagi ini, Seongwoo sudah menemukan setumpuk berkas di mejanya. Sejujurnya sih, dia bisa menduga akan ada berkas kasus ini di mejanya, karena bebeeapa hari belakangan di berbagai media, banyak desakan untuk re-investigasi kasus ini. Kasus pembunuhan yang terjadi sekitar 8 tahun lalu.

Kasus pembunuhan itu amat sangat bersih, tidak ada banyak petunjuk yang bisa ditemukan. Korban di kasus tersebut adalah seorang jaksa muda yang saat itu akan menangani sebuah kasus terkait penyalahgunaan obat-obatan yang terjadi pada sebuah kelompok yang terdiri dari beberapa anak berusia 15-18 tahun, yang semuanya adalah anak petinggi di Korea.

Belum sampai 24 jam setelah pemberitaan mengenai penangkapan beberapa anak muda itu disiarkan di berbagai media, jaksa yang akan ditugaskan untuk menangani kasus tersebut ditemukan tewas di kantornya, di gedung kejaksaan pusat. Tidak ada bukti apapun yang terekam di CCTV yang berada nyaris di setiap sudut di gedung itu. Tidak ada tanda masuk paksa dari jendela. Tidak ada sidik jari atau rambut. Tidak ada jejak kaki, tidak ada apapun. Seakan pembunuh itu hilang begitu saja.

Pada akhirnya kasus itu diumumkan sebagai kasus bunuh diri atas arahan petinggi kepolisian. Jaksa itu menenggak obat dalam dosis berlebih, dan mengakibatkan pada gagal jantung. Hanya beberapa orang yang tau kalau kasus ini adalah kasus pembunuhan, dan tekanan yang mereka terima saat itu untuk menutup kasus ini dengan kasus bunuh diri memperkuat dugaan itu.

Seongwoo tau persis kalau kasus ini adalah kasus pembunuhan, terutama dengan adanya sebuah sticky notes berwarna hijau dengan sebuah tulisan yang berantakan. Pada notes itu, tertulis angka satu. Angka itu ditulis dengan menggunakan tangan korbannya dan dapat dikonfirmasi bahwa itu adalah tulisan si korban.

Catatan yang aneh itu sempat membuat keributan, dengan sebagian orang mengira catatan itu adalah dying message --sebuah catatan yang ditinggalkan korban sesaat sebelum meninggal-- dan sebagian lagi menganggap itu hanya catatan tanpa arti khusus.

Hal lain yang membuat kepolisian yakin ini pembunuhan, adalah catatan lain yang ditulis dengan menggunakan potongan kata dari buku yang berada di ruangan si korban, yang dirangkai hingga membentuk sebuah kalimat singkat, "come catch me".

Catatan ini adalah catatan yang disembunyikan dari media, dan catatan ini adalah catatan yang selama ini berada dalam bagian terdalam dari arsip kepolisian, dan terlupakan. Hingga beberapa saat lalu, muncul desakan masyarakat untuk penyelidikan ulang kasus ini, karena beberapa anak yang terlibat pada kasus obat-obatan terlarang itu kembali terlibat kasus yang sama dengan skala yang jauh lebih besar.

Hal ini menimbulkan kecurigaan dan pada akhirnya membawa desakan ke kepolisian untuk kembali menyelidiki kasus ini.

Dan Seongwoo, detektif yang selalu menyelidi kasus yang paling tidak penting, seperti biasa ditugaskan untuk menyelidiki kasus yang tidak ingin diselesaikan orang lain. Seongwoo hanya akan membuat dirinya sibuk tanpa hasil hingga masyarakat lupa dengan kasus yang sedang diselidiki Seongwoo, lalu Seongwoo dipindahkan ke kasus lain yang juga tidak akan menemui hasilnya.

"The Castaway", Ong Seongwoo. 26 tahun.

***

"Udah pulang?"

Seongwoo mengangkat wajahnya yang sebelumnya tertunduk karena melepas sepatu. Dia menatap wajah Hwang Minhyun, kekasihnya, yang tersenyum menyambutnya. Minhyun berdiri beberapa langkah di depan Seongwoo, dengan kaos putihnya dan celana panjang hitam adidasnya.

Kalau ada yang bisa membuat Seongwoo bahagia, itu adalah fakta bahwa dia memiliki orang setampan Minhyun di sisinya. Lumayan, setelah seharian bergelut dengan laki-laki yang kurang tidur di kepolisian, melihat Minhyun yang selalu terlihat sempurna itu bagaikan oasis di tengah gurun.

Seongwoo tersenyum lebar dan berjalan ke arah Minhyun, menyatukan bibirnya dengan bibir kekasihnya sebelum memeluknya erat. Aroma sabun Minhyun tercium, seperti biasa, ganteng dan wangi. Sempurna.

"Kenapa pulang telat lagi? Kamu tugas di kasus baru lagi?" Tanya Minhyun.

"Hmmm." Gumam Seongwoo. "Aku selalu dapet kasus yang ga mungkin aku pecahin. Gimana karirku bisa naik."

Minhyun terkekeh. "Lagi? Kali ini kasus apa?"

"Kamu inget 8 tahun lalu? Kasus pembunuhan jaksa yang mau nanganin kasus penyalahgunaan obat-obatan di beberapa anak muda?"

"Ah, kasus yang viral lagi itu?" Minhyun mencium pipi Seongwoo, mengangkat pacarnya yang masih memeluk Minhyun saat itu, membuat Seongwoo melingkarkan kakinya di pinggang Minhyun. Minhyun terkekeh, lalu melangkah ke sofa dan duduk di sana, dengan Seongwoo yang berada di pangkuannya.

"Hmm."

"Bukannya kasus itu ditutup sebagai kasus bunuh diri?" Minhyun merapikan rambut yang membingkai wajah rupawan kekasihnya, sebelum menghadiahi ciuman di puncak hidung Seongwoo.

"Itu pembunuhan." Jawab Seongwoo kelelahan. Dia menempatkan kepalanya di pundak Minhyun, menghirup aroma yang berada di sekitar leher panjang kekasihnya.

"Oh ya? Pembunuhan?" Gumam Minhyun.


















'Jadi mereka tau.. Setelah 8 tahun menunggu, akhirnya ada hal menarik.'

Minhyun tersenyum, mengusap kepala Seongwoo yang berada di sisi lehernya.

"Mau makan? Aku udah masak sedikit tadi."


------TBC------

Halooo, long time no see. Aku ga tau masih ada yang baca tulisanku di sini atau ga, tapi here we go. Aku lagi pengen nulis cerita dan aku memutuskan buat nulis satu cerita lagi di sini.

Anyway, kalau suka dengan cerita ini, mohon bantuannya dengan cara komentar dan vote cerita ini ya :) jangan lupa juga dibantu share ke orang lain hehehehe.

Terimakasih, nice to see you guys again!!

The Scammer [OngHwang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang