"Hyun? Kenapa? Perasaan udah berapa hari kamu merengut aja?"
Seongwoo meletakkan teh panas yang Minhyun minta di meja yang berada di hadapan Minhyun, kemudian duduk di sofa yang tengah di duduki Minhyun. Kekasihnya masih diam, entah apa yang sedang dipikirkan laki-laki itu sekarang.
Seongwoo mengangkat bahunya, kemudian menyandarkan dirinya ke tubuh Minhyun. Sekali lagi, Minhyun tidak menyauti Seongwoo, tetapi dia membiarkan Seongwoo masuk ke dalam pelukannya dan menempatkan tangan kanannya mengelilingi tubuh Seongwoo.
"Aku lagi mikir." Jawab Minhyun akhirnya.
"Mikir apaan?"
"Kalo kamu jadi aku, dan ada hal yang mengganggu dan berpotensi ngerusak kerjaanmu. Apa yang bakalan kamu lakuin?" Tanya Minhyun, kini menatap Seongwoo dengan raut wajah serius.
"Ah, ada masalah di lokasi proyek? Kenapa? Penggusuran lahannya ga berjalan lancar?" Tanya Seongwoo.
"Bukan penggusuran lahan." Kening Minhyun kembali berkerut. "Ada orang gila yang masuk ke dalam area kerjaku, dia berpotensi ngerusak ritme kerja dan semua rencanaku, dia juga masuk ke daerah teritorialku."
Seongwoo tertawa. Jujur kadang pacarnya ini terbilang aneh. Seongwoo tau Minhyun itu tipe orang yang suka membuat pekerjaannya sistematis. Dia ingin menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan rencana, dan dia sangat benci saat ada hal-hal yang berada di luar kendalinya membuat pekerjaannya terganggu.
Minhyun bisa stress parah kalau ada rencananya yang tidak berjalan mulus dan dia bisa badmood berhari-hari hingga dia menemukan solusi atau sudah berhasil membuat hal yang mengganggu rencananya itu menghilang.
Terakhir Minhyun seperti ini, sekitar 8 bulan lalu.
Saat itu Minhyun uring-uringan karena katanya, ada pembangunan di jalur yang seharusnya dia gunakan untuk menyelesaikan projectnya. Minhyun bilang dia yang seharusnya sampai lokasi dalam waktu 10 menit, kini harus memutar sehingga perjalannya menghabiskan waktu 17,5 menit. 7,5 menit lebih lama dari seharusnya.
Akibatnya, Seongwoo harus menatap wajah jutek Minhyun selama kurang lebih dua minggu, hingga akhirnya Minhyun mengatakan kalau dia sudah menemukan solusinya. Minhyun agak kesal karena dia harus merubah sedikit rencananya, tapi paling tidak sekarang dia bisa melanjutkan pekerjaannya sesuai rencana.
Jujur sih, bagi orang seperti Seongwoo, apa bedanya 10 dan 17,5 menit? Maksudnya, ada beberapa hal yang tidak akan berjalan sesuai keinginan, serinci apapun kita membuat rencana. Ada hal yang tidak bisa kita kendalikan dan saat hal itu terjadi, just go with the flow.
Atau mungkin Seongwoo bisa sesantai itu karena dia tidak ada di posisi Minhyun. Entahlah. Yang jelas, kekasihnya ini adalah orang yang ingin semua hal berjalan sesuai rencananya.
Di sisi lain Seongwoo adalah orang yang akan menjalani semuanya dengan santai, tapi sebaik mungkin. Jika perjalanan Seongwoo bertambah 7,5 menit, Seongwoo akan memilih mengurangi waktu istirahat siangnya untuk bekerja lebih atau lembur sedikit daripada dia harus melihat peta sekeliling dan mengecek jalur lain yang memiliki waktu 10 menit.
Perbedaan sifat mereka ini adalah penyebab utama mereka berdua bertengkar hampir setiap hari di masa awal mereka tinggal bersama, tapi semakin hari mereka semakin paham dengan sifat pasangan mereka dan pada akhirnya menemukan jalan tengah. Mereka menerima satu hal, dan mendiskusikan jalan keluar untuk hal lain yang tidak bisa mereka terima.
"Seongwoo.." panggil Minhyun.
"Oh, maaf." Seongwoo berdeham. "Orang gila itu maksudnya beneran.. orang dengan gangguan?"
"Harusnya dia sehat. Kalo dia sakit, aku akan minta orang lain buat nganter orang ini ke rumah sakit khusus dan masalahnya selesai. Tapi ini.." Minhyun mengerang. "Orang gila yang ga gila."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scammer [OngHwang]
ActionOng Seongwoo, seorang detektif yang terkenal dengan julukannya sebagai "The Castaway" adalah seorang detektif muda dengan spesialisasi cold case investigation. Seperti julukannya, Seongwoo adalah seorang detektif yang selalu ditugaskan untuk melakuk...