Sampai di rumah, Alam mendapat kabar bahwa bunda nya mengundur waktu untuk pulang ke Jakarta. Alam tidak kaget mendengar itu, baginya hal ini adalah hal biasa karena bunda sering seperti itu bahkan pernah sampai engga jadi pulang.
Alam berharap kepada bunda nya, ucapan yang ia katakan kemarin tidak diingkarinya. Alam dengan senang hati menunggu kepulangan bunda nya dari London untuk ke Jakarta.
Alam mengambil laptop nya dan membaca sebuah artikel pesawat jatuh pada tahun 2018 Silam. Alam hanya membaca judul nya saja, tidak isi nya dirinya beralih ke media zoom meeting untuk menghubungi Nindy lewat aplikasi tersebut.
"Hai gadis kecil"
Nindy yang sedang mencatat materi, pun menjawab sapaan Alam tanpa menatap nya.
"Iyaa, haii"
"Sibuk yaa?"
"Dikit lagi bentar"
Alam mengangguk dan dirinya pergi keluar kamar terlebih dahulu, ingin ke dapur mengambil makanan ringan yang ia beli tadi pulang sekolah.
"Loh pergi ga bilang-bilang"
"Bilang siii, kamu nya aja yang ga nanggepin"
Nindy tertekun "ha, emang iya?"
Alam tertawa "iyaa iyaa maaf, kirain engga engeh tadi yauda langsung cabut"
Nindy tersenyum dan mereka tertawa hingga berbincang tentang cerita hari ini. Hingga tanpa sadar jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Alam menyuruh Nindy untuk tidur lebih awal agar tidak kemalaman.
***
Lusa kemudian Alam, Iqbal, Reksa, Nisya dan Silvy berada di tempat perlombaan sains ekonomi untuk melihat perwakilan sekolah yang sedang mengikuti lomba.
Siswa tersebut bernama Nindy, Galang dan Nata. Gedung ini boleh di datangin siswa/i sekolah yang tak mengikuti lomba dengan syarat di ijinkan dari pihak sekolah dan membeli tiket.
Makanya hanya bisa berlima saja yang datang ke tempat ini. Alam mencari sosok yang ia cari tetapi tak telihat batang idung nya.
"Ko ga keliatan ya si Galang" ujar Reksa
Iqbal mengangkat bahu nya "lagi persiapan kali"
"Sabar dong, temen gua aja belum keliatan" ujar Silvy ngegas
"Wih santai dong" bales Reksa, dirinya tidak menganggap ucapan Silvy dengan nada tinggi karena dirinya sudah hafal dengan sifat Silvy.
Nisya melihat dua teman nya, hanya tertawa pelan.
Alam bangun dari tempat duduk nya, dirinya ingin pergi ke tempat penjualan minum untuk membelikan teman-teman nya minum.
"Mau kemana?" tanya Iqbal kepada Alam
"Ke kantin bentar"
Iqbal mengangguk, tak mengubris kembali Alam.
Setelah acara mau di mulai, Alam kembali dan memberikan minuman kepada teman-teman nya.
"Widih thanks Alam" ucap Silvy langsung meminum nya dengan cepat.
"Pelan-pelan Silvy" ujar Nisya, Silvy tertawa kecil karena dirinya memang haus untung nya pacar nya Nindy peka.
Reksa hanya geleng-geleng dengan sikap gebetan nya Harris ini.
Harris, Dennis, Putra dan Fachry tak bisa hadir karena tidak kebagian tiket dan tidak mau ikut. Mereka juga harus sekolah, sedangkan mereka berlima pun di ijinkan pihak sekolah karena memohon dengan sungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Short StorySebuah Rasa datang di saat kita bersama. Asyla Nindya Putri dan Alamsyah Putra Akbar Keduanya merasakan jatuh cinta, tetapi rintangan yang membuatnya ragu. Ada sebuah persahabatan yang tak bisa disebut sahabat. Ada sebuah rahasia yang takut terungka...