IMP | 8

56.2K 6.9K 3.4K
                                    

Cast dah tembus 1.7k, waktunya up! 🥳

Next :
- IMP | 8 : 2k votes, 3k comments.
- Cast : 1.8k votes.

Jangan lupa komen tiap paragraf💪🏻🔥

Enjoy! ❤️

Hal pertama yang Lucian lihat saat ia membuka matanya adalah wajah Estelle yang begitu dekat dengan wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal pertama yang Lucian lihat saat ia membuka matanya adalah wajah Estelle yang begitu dekat dengan wajahnya. Gadis itu masih terlelap, dengan bekas aliran air mata yang mengering di kedua pipinya.

Lucian bergerak bangkit, lalu memejamkan matanya sejenak karena rasa pusing mulai mendera. Sial, semalam para sepupu brengseknya terus mencekoki Lucian dengan berbagai minuman dengan kadar alkohol tinggi. Beruntung Lucian tidak semudah itu untuk tumbang. Ia masih setengah sadar saat tiba di penthouse semalam.

Adegan dirinya mencium Estelle secara paksa semalam kembali terlintas di benaknya. Laki-laki itu membalik tubuh Estelle hingga terlentang, dan menyadari bahwa bibir gadis itu sedikit membengkak. Tak hanya sampai di situ saja, terdapat bekas darah yang mengering di bibir bawah Estelle.

Menyesal? Tidak. Lucian sangat menikmatinya. Bahkan, laki-laki itu tersenyum mengingat ciuman panas mereka semalam. Ciuman itu merupakan ciuman panas kedua mereka selama enam belas tahun mereka bersama. Sisanya, Lucian hanya membubuhkan kecupan saja di bibir Estelle sebelum pergi bekerja.

Ciuman panas pertama mereka, terjadi dua tahun yang lalu. Saat itu, mereka baru saja pindah ke penthouse, dan tidur dalam satu kamar. Lucian adalah laki-laki normal. Ia tak tahan melihat bibir Estelle yang sudah sejak lama ingin ia cicipi. Hingga hari itu, ia merenggut ciuman pertama Estelle— yang juga merupakan ciuman pertamanya.

Rasanya menyenangkan, sangat. Namun Lucian tak lagi melakukannya karena Estelle terlihat sangat shock dan ketakutan. Gadis itu bahkan menangis hingga tubuhnya bergetar.

Ciuman semalam membuat Lucian merasa ingin lagi, lagi, dan lagi. Seingatnya, semalam Estelle sudah tidak terlalu ketakutan seperti dulu.

Sepertinya, Lucian harus membuat Estelle terbiasa.

Suara erangan halus yang lolos dari bibir mungil Estelle membuat imajinasi Lucian buyar. Laki-laki itu menunggu Estelle yang masih berusaha membuka matanya dengan sabar. Dan sesuai perkiraan, Estelle tampak sangat terkejut mendapati Lucian sedang memandanginya.

"Lucian," cicit Estelle. Gadis itu sudah mengubah posisinya menjadi duduk, lalu menundukkan kepalanya dalam-dalam sembari meremas ujung selimut.

Estelle beringsut mundur saat Lucian hendak merapikan rambutnya. Tak hanya Lucian, Estelle pun terkejut dengan tindakan refleksnya barusan. Buru-buru gadis itu menatap Lucian.

"M-maaf, aku tidak b-bermaksud," ucapnya panik. Estelle menggenggam tangan Lucian meski tangannya sendiri bergetar hebat, lalu meletakkannya di kepalanya. "L-lakukan apa y-yang kau mau. A-aku minta maaf."

IMPRISONED ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang