⭐ My Star

13 4 0
                                    

Aries si penggemar matahari,
Sagitarius si makhluk karismatik,
Orion si badboy pengganggu.

Sebuah Bintang yang
menjadi pengecualian.

Seorang gadis berusia tujuh belas tahunan tengah menghadap kaca besar didepannya seraya menggerakan seluruh tubuhnya mengikuti alunan musik yang menggema distudio tari tersebut.

Klek! Seseorang membuka pintu studio tersebut. Tapi gadis yang tengah fokus pada gerakan tubuhnya sama sekali tidak terganggu akan kedatangan orang tersebut. Ya, memang orang itu bukan orang asing baginya.

"Ri, lu ga capek apa? Matahari udah pulang tuh, kita pulang juga yuk!" ajak gadis yang baru saja masuk ke studio.

"bentar lagi Gi, gue masih betah" jawab gadis yang masih fokus menatap pantulan dirinya dikaca besar. Melihat setiap lika-liku tubuhnya, menyesuaikannya dengan video yang sering ia tonton.

"Seria pleaseee, mamah bakal ngomelin gue kalo tau lu masih latihan dijam segini" keluh si gadis yang masih berada didekat pintu studio.

Seria pun menghentikan kegiatannya, ia melangkahkan kakinya mendekati pengeras suara yang berada disisi kanan kaca. Musik yang sedari tadi menggema kini lenyap setelah Seria menekan tombol merah. Ia mencabut ponselnya dari kabel data yang jadi penghubung antara mengeras suara dan ponsel buruknya.

"iya Gia iyaaa, oke gue kelar" ujar Seria sambil melangkahkan kakinya keluar dari studio dan melewati Gia yang masih berdiri didekat pintu.

Gia mematikan lampu studio dari saklar yang ada dibelakangnya, lalu ia pun ikut melangkahkan kakinya mengikuti langkah Seria.

"makasih ya bang!" ujar Seria pada penjaga studio.

Penjaga studio itu tersenyum dan menganggukan kepalanya. Gia juga menundukan kepalanya sebagai salam pada penjaga studio. Sudah biasa Gia harus pulang terlambat karena menunggu Seria yang kalap sama dance-dance k-pop itu.

Seria itu kuat, dia ga pernah nangis didepan Gia. Tapi setiap kali lagi speak up sama Gia dichat, Gia tau Seria selalu nangis sambil ngetik diatas kasur kesayangannya. Dance, karate, paskibra semua itu adalah pelampiasannya. Seria sengaja menyibukan diri diluar agar dia ga perlu pulang, bahkan ia lebih sering tidur dirumah Gia dari pada dirumahnya sendiri.

"kok matahari pulang lebih cepet ya hari ini? Dia lagi patah hati kah?" monolog Seria. Ia ga berharap Gia menimpali.

Tapi Gia ga peka, dia menimpalinya. "matahari males sama lu Ri, dia udah terbit dengan ceria tapi lu malah ngabisin waktu didalem studio" sarkas Gia.

"yaudah besok gue latihan karate aja. Biar matahari puas liat gue keringetan dibawah sinarnya dia" balas Seria.

Sebenarnya mereka sendiri tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Ya, tapi begitulah persahabatan mereka, tidak jelas. Mereka suka membahas hal-hal random, bahkan hal ga penting pun mereka bahas untuk mengisi waktu bersama.

Alih-alih bosan dengan percakapan yang tidak berguna, mereka justru selalu merindukan masa-masa seperti ini. Rasanya seperti indah saja, membahas hal yang tidak perlu membuat pikiran terbebani, menertawakan hal yang sebenarnya tidak selucu lawakan Sule. Mereka terlalu muda untuk membahas pekerjaan mereka sekarang.

Ya, mereka berdua sama-sama sudah bekerja, mereka bekerja paruh waktu untuk membantu ekonomi keluarga. Tanding karate juga kadang menghasilkan uang, dan kalau mereka ikut event dance cover mereka juga mendapat uang, tapi itu belum bisa mencukupi dan belum pasti. Itu alasannya mereka kerja paruh waktu, karena mereka bisa mendapatkan gaji setiap bulan, dan itu pasti.

My Star [threeshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang