⭐ You Are Mine

6 3 0
                                    

Aries sang penggemar matahari
yang sedingin es dikutub utara,
Crux sang rasi bintang yang
selalu merasa kecil.

Bintangnya yang tidak bersinar.

Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang paling Seria tidak suka, namun ia harus tetap di kelas karena tidak mungkin membolos pelajaran disekolah yang luasnya tidak seberapa ini, mau bersembunyi dimana coba.

Tuuutttt! Suara bel istirahat kedua berbunyi, membuat lengkungan bulan sabit diwajah Seria. Akhirnya yang sedari tadi ditunggu oleh para murid datang juga.

"untuk yang belum menyelesaikan latihannya, besok pagi taruh ya dimeja ibu" pesan guru matematika sebelum meninggalkan kelas.

Tanpa perlu menggubris guru tersebut pun sebenarnya mereka tetap akan melakukan apa yang guru itu tugaskan, tapi untuk menghormati guru tersebut murid satu kelas pun menjawab 'baik bu' hampir berbarengan semua.

Setelah guru matematika keluar dari kelas, beberapa murid kelas lain masuk kedalam kelas. "assalamualaikum! Ada yang mau beli tiket ultras ga?" tanya salah satu dari keempat murid yang baru saja masuk ke kelas.

Beberapa murid seperti ketua kelas dan pentolan kelas menghampiri mereka dan membeli tiketnya. Seria menarik tangan Gia untuk ikut dengannya ke kantin, sedangkan Manda sudah membuka lapak dikolong meja, Manda sudah nitip sesuatu pada Gia tadi.

"RiGi! Kalian bedua mau beli tiket ga?" tanya murid yang tadi menawarkan tiket.

Seria dan Gia mengernyitkan dahi bersamaan. RiGi? Siapa itu?

"Ria Gia" jelas murid tersebut setelah menyadari kebingungan Seria dan Gia.

"ga" jawab Seria seraya bersiap pergi. Namun sayangnya, murid-murid itu menghadang jalannya keluar dari kelas.

"beli satu kek.. Yaaa.." mereka memohon. Seria merotasikan bola matanya malas. Ia tidak mau menggubris, tapi mendadak lengan Gia yang Seria genggam enggan bergerak.

Seria menoleh menatap Gia. "ayo Gi" ujar Seria, masih berusaha menarik tubuh Gia.

"beli yu Ri, gue kosong nanti sore, males langsung pulang. Kita nonton dulu yu!" ujar Gia membujuk Seria.

Seria mendumel didalam hatinya, kenapa Gia ikutan membujuknya seperti ini. Para murid yang tadi menawarkan tiket sudah tersenyum merekah, berharap Seria mau membelinya.

"yaudah. Beli lima" ujar Seria. Terpaksa sebenarnya Seria, tapi mau bagaimana lagi.

"yakin lima?" tanya salah satu murid dihadapan Seria.

"tau Ri, kebanyakan" ujar Gia.

"buat gue satu, lu satu, Manda satu, Virgi satu sama bintang gue satu" jawab Seria dengan wajah yang berseri-seri dan senyum manis yang murni.

"rombongan" cetus murid dihadapan Seria seraya menyodorkan lima lembar tiket. Seria menerimanya dan langsung memberikan tiga tiket pada Gia, dua tiket lagi ia masukan ke dalam saku rok sekolahnya.

Seria mengeluarkan beberapa lembar uang dari saku baju seragamnya, lalu ia berikan pada si penjual tiket setelah menghitung uang tersebut tentunya.

"dah yu ah ngantin" ujar Seria. Lagi-lagi ia menarik lengan Gia yang untungnya kali ini segera bergerak.

⭕ ⭐ ⭐ ⭐ ⭕

Seria memasuki kelas yang berada disebelah kelasnya, diikuti oleh Gia dibelakangnya. "Artur!" seru Seria setelah melihat bentukan makhluk yang tengah duduk dikursinya seraya bermain ponsel.

My Star [threeshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang