⭐ An End

7 2 0
                                    

Aries yang tidak pernah
menangis, mengeluarkan hujan,
Sagitarius yang merelakan cintanya,
Orion yang menjadi lemah
setelah kesombongannya,
Crux yang akhirnya menjadi
petunjuk arah sang pelaut.

Bintangnya bersinar.

Setelah kejadian kemarin, Bintang terlihat jelas menjauhi Seria. Seria masih berusaha terus mengajak Bintang bicara, tapi lelaki itu tetap menghindarinya. Salahkan Rion yang mengganggu itu!

"gue anter pulang ya" tawar Seria dibawah gardu sekolah saat netranya mendapatkan Bintang yang berjalan sendirian.

Tangan kanan Seria menggenggam erat pergelangan tangan kiri Bintang. Sangat erat seperti takut kehilangan. Matanya memancarkan sinar harapan.

Bintang mati-matian membarikan senyum pada Seria. "gausah, gue bawa motor" ujar Bintang seraya melepaskan genggaman Seria.

Seria tidak bisa berkata apa-apa lagi, lidahnya kelu. Ia tahu ini sulit untuk Bintang, tapi memangnya harus sejauh ini dengan Seria?. "gue anter ke parkiran ya" Seria masih berusaha.

"gausah" singkat, sangat singkat. Tolakan singkat yang berarti 'ga perlu sama sekali'.

"Ri ayo! Nanti photocopy-an nya keburu tutup" seru Saga.

Ya, tujuan awal Seria adalah ke photocopy-an bersama Saga sebelum akhirnya ia mendapatkan Bintangnya. "bentar Ga" jawab Seria. Ia masih berharap Bintangnya menerima tawarannya.

"udah sana, Saga udah nunggu" ujar Bintangnya.

Kenapa ini jadi menyedihkan bagi Seria, Bintang kesayangannya mengusir Seria.

"Ri! Buru!" seru Saga lagi.

Seria berdecak sebal, lalu melangkah berat menyusul Saga yang sudah didepannya. Meninggalkan Bintang yang mulai melangkah menuju parkiran dibelakang sekolah.

"apa sih yang lu suka dari Bintang?" tanya Saga ditengah perjalanan. Seria sudah tidak dapat melihat Bintangnya karena sudah cukup jauh.

"Bintang itu tulus. Gue suka itu" jawab Seria, sesekali matanya menoleh kebelakang, siapa tahu Bintang lewat dengan motornya.

"gue juga tulus sama lu Ri" ujar Saga.

Seria menaruh seluruh atensinya pada Saga. Matanya menatap kedalam jiwa Saga. Pikirannya sedang mengatur kata yang akan ia ucapkan.

"telat Ga" balas Seria. Ribuan kata sudah ia pikirkan, tapi hanya itu yang mampu ia keluarkan.

"iya gue minta maaf. Tapi gue beneran tulus" jelas Saga.

"iya tapi udah telat. Hati gue udah buat Bintang. Salah sendiri lu sia-siain. Waktunya ga pas, bukan takdir berarti" tegas Seria.

Saga menundukan kepalanya. Ya, ucapan Seria benar, waktunya ga pas berarti bukan takdir. Bukan takdirnya Seria buat Saga.

Sagitarius harus merelakan cintanya pada Aries.

My Star [threeshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang