1

22 24 102
                                    

  Saaat ini Lia  sedang bersiap-siap untuk pergi ke pesantren seperti sudah menjadi tradisi sebelum berangkat Lia  pamitan sama keluarga yang lain dan juga tetangga

"Nek Lia pergi mondok ya." ujar nya sambil mencium tangan nenek nya "nenek do'akan  semoga betah di sana." Ujar sang nenek sambil mencium kening Lia  "aamiin." Balas nya, lalu di susul adik nya Zaki, karena mereka akan pesantren di pesantren yang sama, zaki  mencium tangan sang nenek, dan seperti biasa, sang nenek  mendo'akan kebetahan cucu-cucunya.

  Setelah berpamitan, mereka pun pergi ke pesantren, butuh 5 jam  perjalanan, hingga akhir nya mereka sampai ke pesantren itu.

Semua santriyah(santri putri) menyambut mereka dengan ramah, karena ndalem(kediaman kiyai sekeluarga) ada di dekat asrama putri.
Sementara orangtua nya ngobrol dengan umi, Lia bersama seorang santri senior, yang bernama Hani Latifah, yang di panggil ukhti Hani.
  Karna disini semua santri putri saling memanggil nama dengan didahului kata ukhti, yang artinya saudara perempuan dalam bahasa Arab.

Ukhti Hani yang akan mengantar Lia  menuju kamar yang akan Lia  tempati nantinya. "mari ukhti, aku antar ke kamar yang akan ukhti tempati, oh iya, ukhti siapa namanya?" Ukhti Hani memperkenalkan diri, sambil menjulurkan tangannya pada Lia untuk salaman.
"Saya Aulia madanila ukhti, panggil Lia saja" ucap nya, sambil membalas salam santri senior itu.
"ah iya, ukhti Lia, saya Hani Latifah, panggil ukhti Hani saja." Ucap ukti Hani.
"Iya ukhti, mohon bimbingannya ya." Kata Lia.
"Mari kita ke kamar, kita simpan barang-barang nya." Kata ukhti Hani.
mereka pun sambil mengobrol berjalan menuju kamar yang akan Lia tempati, di kamar 4 Asrama Halimatus sa'diyah.

Begitu sampai di kamar, ukhti Hani membuka pintu nya masuk duluan  "assalamualaikum." Salam ukhti Hani "waalaikumsalam." Sahut mereka serempak yang ada di kamar.
"Nah ukti Lia, kenalin, itu yang pake kerudung biru ukhti Aliya, yang pake kerudung pink ukhti Naila, yang pake kerudung coklat ukhti Irma, yang pake kerudung jingga ukhti Ririn, ini kamar kamu, disini setiap kamar ada lima orang, disini baru ada empat orang, sekarang lima sama kamu, coba kenalkan dirimu ukhti." Ujar ukhti Hani.
"assalamualaikum semuanya, saya Aulia madanila, panggilan Lia mohon bimbingannya ya ukhti." ucap Lia yang masih di dekat pintu memperkenalkan diri.
"Mari masuk ukhti Lia, saya Naila, kita bereskan dulu barang-barang nya." Ajak ukhti Naila sambil mendekati Lia dan ukhti Hani membantu membawakan barang nya ke dalam, lalu Lia  membereskan barang-barang nya.
 
Setelah sholat magrib berjama'ah semua santri ngumpul di aula pesantren untuk di beri pengumuman dan pembagian kelas.
Setelah selesai semua kembali ke asrama dan santriyah pada mengambil mukena  lalu ke madrasah untuk sholat isya.

Setelah sholat isya karna KBM dimulai besok, semuanya kembali ke kamar masing-masing, karna tidak ada kegiatan,  di kamar, Lia dan teman sekamarnya mengeluarkan adrahi(oleh-oleh yang di bawa santri dari rumah ketika pulang ke pondok), lalu di kumpulkan dan di damakan sama-sama .
"Emh.. ukhti tadi ko waktu sambutan aku masih bingung itu Gus Ramdan sama Gus Hamdan sebenernya kembar ya." Sambil ngemil keripik Lia bertanya sama semua yang ada di kamar.
"Iya baru beres pesantren juga soal nya baru ngeliat waktu kemarin bulan romadhon" balas ukhti irma yang lagi buka ciki "masih muda ya Kelahiran berapa sih ukhti?" Tanya ukhti Naila "kaya nya seumuran ukhti Irma deh atau lebih mudaan dikit" ujar ukhti Ririn menyimpan kueh yang tadi di buka nya ke tengah lalu semua nya gambil sama-sama  setelah kegiatan makan-makan mereka cuci tangan langsung siap-siap tidur
 
Besok nya setelah sholat subuh dan siap dengan diktat alat tulis Lia menuju madrasah timur untuk mengaji karna kelas nya kebagian di madrasah timur Lia sekelas dengan ukhti Naila dan ukhti Aliya sekelas dengan ukhti Ririn  ukhti Irma paling senior di antara teman sekamar Lia
"Ukhti Naila sudah beres?" Tanya Lia yang baru selesai di kerudung melirik ke arah ukhti Naila yang masih membetulkan kerudung di depan kaca "bentar ukhti tinggal masangin jarum" sahut ukhti Naila sambil cepat-cepat memasangkan jarum ke kerudung nya "nah sudah ayo" ajaknya setelah selesai memasangkan jarum lalu mereka berjalan bareng ke madrasah timur

"Ukhti sekarang pelarajan tauhid kan?" Tanya Lia setelah sampe di madrasah "iya nanti jam sepuluh pelajaran usuludin" ujar ukhti Naila sambil memperhatikan sekitar "masih sedikitan belum pada sampe kayanya" ungkapnya setelah melihat sekelilingnya "iya mungkin kita ke pagian" balas Lia
  "Assalamualaikum Ukhti" sapa seseorang yang mendekati mereka "waalaikumsalam" jawab Lia dan ukhti Naila "eh ukhti Hanum, kenalkan ukhti ini ukhti Lia temen sekamar" ujar ukhti Naila memperkenalkan Lia "saya Lia madanila ukhti panggil Lia" ukti Lia memperkenalkan diri "ah iya saya Intan Hanum panggil Hanum saja ukhti" balas nya "sekarang katanya pelajaran tauhid sama usuludin yang ngajar nya Gus Ramdan ?" Tanya ukhti Hanum "kurang tau kalau usuludin ukhti belum liat jadwal lagi kalo tauhid sih iya" balas uhkti Naila sembari melihat sekeliling yang sudah mulai ramai "sudah masuk semua kayanya" ujar nya sambil memperhatikan sekitar yang lain yang sedang sibuk membaca diktat pelajaran "assalamualaikum" salam seseorang yang baru masuk, tenyata Gus Ramdan yang akan mengisi pelajaran tauhid "waalaikumsalam" jawab semuanya yang langsung tertib dan hening "perkenalkan saya Ramdan Nugraha yang akan mengisi pelajaran tauhid dan usuludin" jelas nya "dan sekarang sekarang jadwal nya pelajaran tauhid, silahkan sebelum dimulai  berdo'a dulu" sambung nya lalu semua nya berdo'a dan membaca  Asmaul Husna dan sepenggal istigostah baru di mulai belajar

Setelah selesai ngaji Lia buru-keluar karena kebelet karena terburu Lia tak sadar ada orang yang jalan dari arah berlawanan dan akhir nya Bruk..Bruk Lia tak sadar tertabrak seseorang sehingga buku diktak di tangan nya jatuh "aduuhh berantakan mana udah ga kuat lagi" gerutunya "maka nya kalo jalan liat-liat" sindir seseorang yang di menabrak nya berlalu "ish siapa sih bikin emosi banget udah nabrak ga minta maaf malah nyindir" gerutu Lia sambil jongkok memungut buku dan diktat yang jatuh sambil memperhatikan kepergian seseorang yang menabrak nya "eh itu tadi kaya Gus Ramdan kalo di lihat baju yang di pake tadi di kelas dan suaranya, ah bodo amat udah ga kuat ini" gerutu Lia lalu berdiri lalu setengah berlari karna sudah tak kuat menahan hajat nya

Setelah selesai menunaikan hajat nya Lia langsung menuju ke kamar "ukhti tau ngga tadi pas mau ke WC pulang ngaji masa ketemu orang nyebelin sih" gerutu Lia setibanya di kamar di sana ada ukhti Naila sama ukhti Irma "siapa sih?" tanya ukhti Irma "gak tau sih, tapi diliat dari baju sama suaranya kaya Gus Ramdan soal nya sebelum nya Gus Ramdan ngisi kelas Lia" jawab Lia "woalah... Gus Ramdan toh ciecie.." goda Naila "paan sih orangnya nyebelin banget juga, udah nabrak ga minta maaf malah nyindir tuh orang" sungut Lia "huss gaboleh gitu itu Gus loh" lerai ukhti Hanum "tau ah siapa suruh nyebelin" Rajuk Lia lalu keluar kamar setelah menyimpan diktat nya sedangkan ukhti Naila dan ukhti Irma  cekikikan melihat tingkah Lia

  Lia hendak menuju kantin tapi ketika melewati taman dekat ndalem Lia melihat seseorang duduk di kursi taman yang menghadap ndalem jadi Lia tak bisa melihat wajah nya "siapa tuh" Guam nya

.....

Terimakasih telah membaca cerita pertamaku 🤗
Mohon maaf bila masih ada yang kurang 🙏
Jangan lupa tinggal kan jejak vote ya😍

love in silenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang