Yang memutuskan itu aku.
_______
Pekan kemerdekaan selalu menjadi event yang paling dinantikan oleh seluruh murid Sevit. Jam bebas pelajaran hingga lomba antar kelas tak pernah menjadi ajang membosankan untuk diikutsertai.
Sejak pagi sekolah sudah penuh oleh ratusan siswa yang berkeliaran dengan pakaian kebanggaan kelas masing-masing.
Jauh di atas sana, seorang gadis terlihat berdiri di atas rooftop, menjauhi hiruk-pikuk lapangan futsal yang sudah dipenuhi oleh sorakan penonton dari berbagai sisi tribun, juga suara peluit dari lapangan basket yang nyaring terdengar berbunyi berkali-kali.
"Kemarin kemana?" si gadis bertanya to the point.
Yovi, lelaki tampan yang ada di depannya kini terlihat membasahi bibir namun belum ada tanda-tanda akan menjawab pertanyaan yang dilemparkan kepadanya.
"Kamu tahu, aku nggak suka nunggu lama," lanjut si gadis.
Lelaki dengan seragam kelas bewarna hitam itu menarik tangan gadisnya dalam genggaman. "Kamu lupa? aku kemarin kan sparing futsal," jawabnya akhirnya.
"Sparing?"
Yovi mengangguk meyakinkan Stela--gadisnya.
"Kenapa aku baru tahu kalau Bioskop sekarang buka tempat sparing?"
"Aku sparing di SMA Roften, Stel. Kenapa malah bahas bioskop?"
Stela melepaskan tangannya dari genggaman Yovi. "Kamu tahu Yov, kalau cewek udah tanya, artinya 90% dia udah tahu jawabannya. Tapi ngasih kesempatan buat cowoknya mau jujur apa enggak."
Stela memicingkan matanya, "masih mau bohong?" tambahnya.
Yovi menipiskan bibir bawahnya, "maaf, aku udah jalan di belakang kamu," akunya kemudian.
Haha! Sianjing satu ini!
Stela sebenarnya tidak begitu yakin mengenai Yovi berbohong padanya atau tidak. Kemarin bukan dia yang memergoki langsung, melainkan Keynala--teman sebangkunya yang tanpa sengaja bertemu Yovi di gedung bioskop bersama perempuan selain Stela.
Dan sekarang, hanya dijebak sedikit saja Yovi sudah mengakui kebohongannya.
Harusnya Kapten Futsal itu beruntung, bukan Stela sendiri yang 'mengonangi'. Kalau tidak, mungkin bisa dipastikan Yovi dan selingkuhannya akan dijadikan kursi bioskop oleh gadis blasteran itu.
"Seenggaknya pinter dikit lah! Kalau mau selingkuh nyari tempat kencan itu yang jauh!" tandasnya. "malu juga aku kalau punya cowok bego begini."
"Aku sama Raya nggak ada apa-apa."
Ah, lagi-lagi Raya!
"Aku nggak pernah bilang kamu ada apa-apa."
"Kamu nggak akan ngerundung dia kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved-III: Season of Stela
Teen Fiction"Aku tidak ingin menyenangkan orang lain dalam sebaik-baiknya peran. Aku tidak ingin menjadi si protagonis yang akan dihabisi diksi, maupun si antagonis yang akan dihabisi narasi. Aku tidak akan dihabisi oleh kisahku sendiri."