[B] On the Quality Improvement of Omega Agents {End}

Chapter 61

    AC di kamar tidak dinyalakan, agak dingin, dan lantai kayu membuat suara "derit" samar di bawah sepatu kulit. Bruce melepas jas hujannya dan meletakkannya di belakang sofa di ruang tamu. Dia memutar kepalanya secara tidak sengaja, dan pintunya tidak tertutup.Melalui gerbang pasir, dia bisa melihat kucing kecil itu masih berjongkok di tangga batu di pintu.

    Pria berambut hitam itu perlahan melonggarkan dasinya, dan menyalakan lampu dengan "pop". Ada keheningan di ruang tamu yang besar, hanya lampu pijar tua yang tidak digunakan yang membuat suara "berdengung" samar. Bruce menyipitkan matanya sedikit dan menghela napas. Dia belum kembali untuk waktu yang lama, dan ruangan itu kosong, sekarang ada lebih banyak orang, itu bahkan lebih kosong.

    Bruce melepas sepatunya. Beberapa debu menumpuk di karpet. Petugas senior CIA tidak peduli, jadi dia menginjaknya.

    Bruce mandi air panas, tapi untungnya kamar mandinya bersih.Air panas disemprotkan dari pancuran, rambut hitamnya menempel di wajahnya, dan lelaki itu perlahan mengangkat tangannya dan menyeka wajahnya. Air panas tampaknya memiliki efek penyembuhan yang ajaib, meregangkan tubuhnya yang lelah dan tegang, dan Bruce menghela nafas dengan nyaman.

    Luka tembak di bahu di Rusia sembuh, dan bekas putih tetap ada setelah keropengnya terlepas.Ketika peluru digali, kulit dan dagingnya dipotong dengan teknik kasar. Bruce menggaruk kulit yang terangkat dan tersenyum sendiri. Malam itu di musim panas Rusia, dia berkata kepada Randall, "Kembalilah bersamaku, dan aku akan memberikan apa yang kamu inginkan." Pada saat itu, Bruce mengira dia membuat janji seperti itu hanya untuk membuat agennya kembali ke gugus tugas untuk menerima hukumannya.-Tuhan tahu bahwa Bruce Stewart dipaksa oleh anak buahnya untuk memiliki hubungan dan bangun dan menemukan bahwa dia jauh. Bagaimana rasanya pergi ke negara lain dan masih mengandung darahnya. Tetapi setelah berbicara, dia menemukan bahwa ketulusan dalam kata-kata ini membuatnya takut.

    Bruce Stewart seharusnya tidak takut.

    Pria berambut hitam itu meletakkan satu tangannya di dinding kamar mandi, merasakan kesejukan yang masuk melalui telapak tangannya sedikit demi sedikit. Cincin di jari manis menempel pada ubin, dan cahayanya redup di ruangan yang dipenuhi kabut. Mata cokelat pria itu tidak bisa melihat emosinya untuk sementara waktu.

    Bruce menyeka rambutnya yang basah dan berjalan ke ruang tamu.Selimutnya terasa geli di bawah kakinya. Dia duduk di sofa dan perlahan mengendurkan tubuhnya, ketika dia mencari remote control, dia menemukan bahwa tidak ada apa-apa di atas meja kopi. Bruce mengerutkan kening, lalu meraba-raba kosong, menarik keluar remote control yang hilang dari celah antara bantal dan sandaran sofa. Pria itu sepertinya tidak terkejut dengan remote control yang pergi ke tempat yang aneh tanpa alasan, dia menyalakan TV dan tiba-tiba memenuhi ruang tamu dengan suara berisik.

    Tampaknya hanya situasi yang bising seperti itu yang bisa membuatnya jatuh ke dalam pikirannya tanpa malu-malu.

    Tatapan Bruce membeku di satu titik.

    Karpet berwarna unta masih terlihat baru, tetapi ada warna gelap besar di kaki sofa, yang terlihat seperti minuman keras telah mengering. Bruce dengan malas berpikir bahwa dia seharusnya membiarkannya mencuci karpet saat dia ada di sana. ——Jika Tuan Randall tidak "mengabdikan nyawanya" dan mengejutkan pemimpinnya dengan bantal dengan panik.

    Bruce tidak tahu mengapa dia memikirkan hal ini, dia memaksa pandangannya menjauh dari noda. Saat itu larut malam, dan ada film cinta dari bertahun-tahun yang lalu di TV. Aktor utama pergi ke gunung dan kembali ke sisi kekasihnya, dan jatuh ke pelukan kekasihnya dengan asap dan luka yang tidak bisa dihilangkan di medan perang. Bruce menatap tanpa sadar ke wajah menangis wanita di layar.Dia merasa sedikit bosan dan berdiri dan mengeluarkan setengah botol bourbon dari lemari anggur. Pikirannya mengembara tanpa henti, tetapi dia sepertinya tidak memikirkannya sama sekali. Ini adalah pertama kalinya bagi Bruce Stewart.