9.

16.8K 2.2K 190
                                    

Jika biasanya keadaan didalam mobil akan terdengar berisik dengan segala macam tingkah polah Fino. Namun kali ini berbeda. Reka benar benar merasa janggal ketika didalam mobil ini terasa sepi dan hampa.

Pagi tadi ketika ia hendak menjemput Fino, hal yang tak pernah terduga terjadi dihadapannya. Fino melintas dengan sosok Hagia, berangkat bersama menggunakan motor keren sang kakak kelas.

Dan mau tidak mau, Reka harus berangkat seorang diri. Namun ditengah jalan, ketika jarak tempuh sekolah sudah tinggal beberapa belas menit lagi, suara telepon nyaring membuat Reka harus menepi dan mengangkat sambungan itu.

"Halo?"

"Reka-! Lo dimana? Aku nungguin dari tadi loh."

Ririn, merajuk dengan suara tingginya. Menyadarkan Reka jika gadis itu perlu dijemput oleh nya.

"Ck...sialan."

Mood Reka hancur seketika, entah karena apa ia begitu kesal hingga ponsel yang tidak bersalah itu ia banting ke kursi belakang.

3 menit Reka berdiam sejenak lalu setelahnya ia kembali melaju namun berlawanan arah dengan sekolah. Menuju rumah Ririn...

Seperti yang Reka duga, reaksi Ririn sungguh berlebihan ketika ia sudah sampai didepan rumahnya. Gadis itu merajuk tanpa melihat keadaan Reka yang bisa dibilang tidak cukup baik untuk meladeni segala macam tingkah Ririn.

"Ck...lo masih marah karena bocah cengeng itu?"

Meski Reka begitu ingin sekali melontarkan makian dan umpatan kepada Ririn yang terkesan tak tahu malu, ia masih sadar jika gadis dihadapannya ini bukanlah sosok yang mudah dihadapi.

Reka masih tetap diam dan berusaha mengabaikan Ririn yang masih saja mengoceh. Bahkan hingga tiba disekolah pun, Reka masih betah untuk membisu. Membuat sosok Ririn jengah dan kesal hingga akhirnya pergi terlebih dahulu meninggalkan Reka.

Iya....Reka marah karena Fino kini mulai menjauhinya. Sungguh terasa sekali ketika pagi tadi, saat mata mereka saling bertatapan. Fino malah memalingkan muka. Sikap yang tak pernah sekalipun Fino lakukan kepadanya bahkan jika anak itu sedang merajuk.



***

"Sudah jangan melamun."


Mata itu mengerjap ketika sosok didepannya berbicara. Fino yang tadinya asik melamun kini tersadar kembali jika ia tak duduk sendirian. Masih ada sosok kakak kelas yang menemaninya sedari pagi hingga siang ini. Siapa lagi jika bukan Hagia...

Kini mereka sedang berada di taman belakang, tepatnya didekat gunang tempat mereka pertama kali bertemu. Fino yang niat awalnya ingin makan siang bersama Hagia kini nafsu makannya melebur entah kemana. Hal itu disebabkan karena pikiran Fino tengah melayang ke satu orang. Orang yang mampu membuat hatinya berdenyut sakit sekaligus merasakan perasaan menggebu rindu. Fino...rindu Reka.

Dan Hagia melihat itu, iapun terkekeh dan mengusap surai Fino pelan.

"Yakin mau ngambek terus? Kayaknya udah mulai kangen nih."

Ledek Hagia seraya mencolek dagu Fino. Ia terkekeh ketika melihat reaksi Fino, sesuai dugaannya... Anak itu hanya memeluk lutut seraya cemberut lucu. Ciri khas seorang little.

"Gak suka... Reka sama Ririn? Ugh...gak suka."

Gumam Fino pelan. Tangannya sibuk membuka sebungkus roti isi yang sebelumnya dibelikan Hagia. Mulut mungilnya masih betah berkomat kamit diiringi dengan suapan roti isi yang sangat lezat. Sekali lagi tingkah polah itu membuat Hagia tertawa pelan.

My Boyfriend has a Little Space [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang