Rainy🌧 [END]

25 5 3
                                    

⋇⋆✦⋆⋇ 

Suara gemuruh langit yang gelap menyelimuti kota Yokohama yang indah. Sekian purnama menantikan turunnya hujan untuk membasahi kegersangan kota. Berharap dimalam ini, seluruh makhluk bisa menikmati turunnya rintihan dari langit yang tak berpenghujung.

Terbilang sangat merindukan hujan, Dazai benar-benar sudah menemukan hujannya sendiri. Jauh sebelum hari ini. Kata mereka, hujan yang sangat dirindukan benar-benar tidak bisa hadir setiap harinya. Akan ada bencana jika hujan terus mengguyur. Tapi tidak bagi Dazai, ia akan terus menginginkannya walaupun bencana terus menerjang. Pria itu akan melewatinya, bahkan menundukkannya. Karena ia benar-benar mendambakan kehadirannya.

"Apa yang kau lakukan disini, dasar keparat!"

"Kenapa kau kasar sekali nona (Y/n).. Padahal aku sangat senang bertemu denganmu lagi." Ujar Dazai dengan nada bicaranya yang konyol, begitupun dengan mimik wajahnya.

Sedangkan (Y/n) hanya diam memandang Dazai dengan tatapan bengisnya. Ia harus berjaga-jaga kalau Dazai menyerangnya tiba-tiba.

"Menyingkirlah, kau menghalangi jalanku."

"Ha'i ha'i, kau boleh lewat sekarang." Gadis itu lantas berjalan setenang mungkin melewati Dazai yang masih tersenyum memandangnya.

'Sial, kenapa aku merasa tertekan begini.' Umpatnya dalam hati.

"Kau benar-benar tidak ada niatan untuk berbicara padaku nona?" (Y/n) hanya diam dan masih berjalan tidak menggubris apa yang Dazai katakan.

"Cuek sekali." Nyinyir Dazai.

Saat lelaki itu hendak menghampiri (Y/n), tiba-tiba cahaya putih sekali lagi menguar dari sekitar tubuh gadis tersebut. Tanpa menunggu lama ia menyerang Dazai yang masih setia berdiri dibelakangnya. (Y/n) begitu terkejut, kemampuannya tidak berefek apapun pada Dazai bahkan dengan cepat menghilang saat tangan lelaki tersebut berhasil menahan tusukan pisau yang (Y/n) ambil dari salah satu mayat dibawahnya.

"Sasuga (Y/n), kau itu memang gadis yang sangat menarik.. Jarang sekali aku lihat perempuan dengan gerakan cepat seperti itu."

'Srett'


'Braak'

Dazai menarik tangan (Y/n) yang ia pegang dan dengan gerakan cepat pula ia memeluk pinggang gadis tersebut. Pisau yang sempat menyayat tangannya dibuang ke sembarang arah. Darah merembes dibalik perban yang ia kenakan tapi tak ada ekspresi kesakitan dari wajahnya.

"Aku ada tawaran untukmu, kalau kau berkenan tolong terima dan jangan menolak." Perkataan lembut keluar dari mulut lelaki bermata hazel tersebut. Tangannya yang tersayat pisau menyingkirkan anak rambut yang menghalangi pandangan gadis dihadapannya.

"Menyingkirlah dari hadapanku, sialan!" Teriak (Y/n). Tubuhnya berontak dalam pelukan Dazai.

"Lepaskan aku!"

"Tidak sebelum kau menjawab."

"Tidak ada yang perlu aku jawab, brengsek"

"Ada kok, jadi begini pertanyaannya... " Ia mendekatkan wajahnya ke arah (Y/n). Melihat itu tubuh (Y/n) benar-benar kaku, ia merasa mati rasa saat tau apa yang akan lelaki itu lakukan, lantas ia memejamkan matanya erat.

"Ikut bersamaku, atau kau akan kehilangan kebahagiaanmu untuk selamanya." (Y/n) merasa geli dan mematung saat bisikan terdengar sangat halus di telinganya.


(Y/n) POV

Sial ada apa denganku? Kenapa aku gugup begini? Sadarlah (Y/n)! Ayo sadar! Dihadapanmu kini bukan pria tampan melainkan makhluk licik yang harus di hindari.

Missing My RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang