Prolog

82 8 13
                                    


"Kalo lo menang, cewe gue buat lo."

Bima seketika tersedak mendengar ucapan teman gilanya itu. Bagaimana tidak? seorang perempuan yang tidak tahu apa apa akan dijadikan taruhan oleh sosok lelaki bernama Ghavar Alfareez.

"Cewe yang mana dulu nih. Cewe lo kan banyak ga cuma satu."

Perkataan Bryan seketika membuat Alfareez berfikir. Lalu ia menjawab dengan nada santai dan tidak ada rasa bersalah sedikit pun. "Mana aja dah serah lo." Ucapnya dengan sedikit angkuh. Lalu ia kembali meneguk minuman yang sedari tadi ia genggam. Matanya tak lepas memandangi perempuan yang sedang duduk di kursi sendirian sambil memainkan handphone nya. Perlahan ia berdiri, lalu berjalan mendekati perempuan yang sedari tadi tidak melepaskan pandangannya dari benda yang digenggamnya.

"Hai."

Merasa ada seseorang yang memanggilnya, perempuan itu mengangkat pandangannya yang semula menunduk. Ia hanya mengangkat sebelah alisnya pertanda ia meminta penjelasan.

Berbeda dengan Alfareez, pria itu seketika mematung kala ia melihat keseluruhan dari wajah perempuan yang sedari tadi ia pandang. Ia merasa bahwa dirinya dan perempuan dihadapannya ini pernah berpapasan. Atau mungkin satu sekolah?

Merasa lawan bicara bukan lawan bicara sih tapi yang mengajak bicara nya ini hanya diam, perempuan bernama Laura itu bangkit dari kursi dan melenggang pergi. Ia tidak peduli dengan teriakan Alfareez yang terus memanggilnya dengan embel embel 'cantik.'

"Ah gila kali tu cewe gue panggil malah pergi kampret."

Bima menepuk pundak Alfareez seraya tertawa geli. "Ya lagian lo dari tadi diem aja. Ya males lah tu cewe kalo diem dieman."

Bima ini kalo nasehatin orang bisa bener deh padahal dia juga sama bae.

"Eh cewe tadi gue kayaknya pernah ketemu deh tapi dimana ya?" Alfareez akhirnya menanyakan pertanyaan yang sedari tadi bersarang di otaknya. Tapi bukannya dijawab bener bener, si Al malah di tampol sendal jepit sama si Bryan. Emang kalo masalah emosi Bryan maju paling depan.

"Apaan dah lo,masa ga kenal dia sih? Dia itu satu sekolah ma kita kita kok lo gatau sih anjir." Ucap Bryan dengan emosi yang menggebu. Ya gimana ga emosi, masa si Al yang katanya pentolan sekolah gatau kalo cewe secantik Laura satu sekolah sama dia sendiri.

"Biasa Bry, si Al ini kan kerjaannya gonta ganti cewe jadi dia mana tau ada yang nyempil tuh cecan di sekolah kita."

Alfareez urung bertanya tentang nama dan kelas perempuan yang menjadi bahan pembicaraannya beserta dua curut. Ia ingin mengetahui semuanya sendiri tanpa harus campur tangan kedua sahabatnya itu. Tapi ya namanya kepo, dikit aja gapapa lah ya.

"Eh siapa namanya tadi?" shit. Alfareez bertanya dengan tingkat ke kepoan yang sangat tinggi. Semoga saja dua curut tidak begitu sadar.

"Nape lo nanya nanya nama cewe tadi hah? suka lo? Mau dijadiin pacar ke 10 sama lo gitu?"

"Ya ngga sih pengen tau aja gue."

"Semua cewe yang lagi lo pacarin juga awalnya gini Al. Lo penasaran abistu pacarin dah abistu tinggalin gitu kan."

"Gabakal gue jadiin pacar tu cewe." Ia tanpa sadar mengucapkan deretan kalimat tersebut dengan sungguh sungguh.

Dan itu, adalah awal dimana mereka bertemu, dan Alfareez mengatakan bahwa Laura tidak akan ia jadikan salah satu pacarnya.




This is story that i made with great sincerity and intention HAHA LMAO.

Don't forget to vote and comment(๑♡∀♡๑)

Hope you like it  (◕ᴗ◕✿)

ALFAREEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang