01

131 13 2
                                    

"Jay, ice cream nya enak banget!" Pekik Jungwon dengan mata berbinar.

Jay mengalihkan fokus sepenuhnya kepada sang kekasih. Menatap dengan tatapan yang sangat dalam, sampai yang ditatap risih.

"Ihh Jay malah liatin doang. Jungwon ngambek ya sama Jay" sambil mengerucutkan bibirnya, Jungwon memukuli dada Jay main main agar Jay dapat berhenti menatap nya.

"Hei little prince, maaf. Kamu gemes banget soanya.. Eh! Sakit wonn" Jay udah gakuat sama pukulan Jungwon yang makin kenceng. Bisa aja merah dadanya kalau Jungwon lebih lama lagi mukul.

"Jay nyebelin sih" yang lebih muda memeluk pasangan nya, sambil menduselkan wajahnya pada dada si kekasih.

Inilah keseharian mereka berdua.

Hanya bisa bermesraan di dalam rumah atau ditempat sepi.

Banyak yang menentang hubungan mereka karena terbilang 'tidak wajar'. Tapi mereka berdua tidak menanggapi perkataan yang seperti itu. Mereka pikir, mungkin mereka bisa bersatu di kemudian hari.

Sejujurnya, mereka tidak ada keberanian sama sekali untuk menjalin hubungan spesial seperti ini. Tetapi banyak teman Jungwon dan Jay yang mempunyai hubungan dengan 'kesamaan'.

Di jaman sekarang itu menjadi hal yang sedikit tidak wajar. Bahkan sangat tidak wajar untuk para manusia normal.

"Jay, aku mau ngomong"

Jay mengerutkan keningnya, sepertinya Jungwon akan mengatakan hal yang sama seperti sebelum sebelumnya.

"Jungwon kalau kamu bilang itu terus menerus, dimana tekad kamu buat pertahankan hubungan kita? Kan aku udah bilang kalau kita bisa bersatu kalau kita kerja sama, won. Jangan ngomong gitu terus" tegas Jay kepada Jungwon.

Tapi Jungwon tidak menggubris perkataan Jay sama sekali. Jungwon tetap mengatakan apa yang ingin dia katakan.

"Maaf ya udah ngecewain kakak. Jungwon juga laki laki, kak." jika Jungwon sudah menggunakan kata 'kak' pembicaraan ini akan menjadi serius.

Jay masih diam, tetap memperhatikan Jungwon berbicara dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"Walaupun masing masing orangtua kita setuju sama hubungan yang menjijikan ini, kita pasti gabakal nyatu kak. Maaf se maaf maafnya. Harusnya Jungwon ga usah terima ajakan kakak untuk pacaran kaya gini.."

Jungwon mengatakan kalimat terakhir nya dengan lirih sebelum dia menangis.

Jay menyeka air mata Jungwon lalu membisikan kata kata yang sekiranya dapat menenangkan yang lebih muda.

"Jungwon, kita jalani dulu ya? Maafin kakak juga karena kamu harus terjebak di cerita yang rumit kaya gini. Ga seharusnya kakak nyimpan perasaan lebih dari sahabat ke kamu-"

Helaan nafas terdengar jelas dari mulut Jay.

"-jangan ngomong itu lagi ya kedepannya? Kakak gamau bikin kamu merasa bersalah terus. Kita berdua salah, menentang dunia."

Tangis Jungwon semakin pecah dan memeluk Jay seerat mungkin. Pemuda berdimple itu tidak mau kehilangan Jay, dia masih membutuhkan Jay dihidup nya.

Dunia itu kejam menurut Jungwon.
Kenapa dunia tidak bisa membiarkan mereka hidup bahagia tanpa caci maki dari para makhluk sejenis mereka? Mereka juga ingin bahagia tanpa hinaan. Jungwon tau dia salah, tapi dia hanya bisa menyalakan dunia dan dirinya.

"Kak.. Kalau kita gabisa bersatu, kita masih bisa deket kan? Jungwon butuh kakak"

"Jay ga janji. Sekarang kita ke kamar, tidur ya? Udah malam" Jay menggendong Jungwon menuju kamar lalu menidurkan Jungwon ke kasur. Tidak lupa menidurkan diri di sebelah Jungwon yang sepertinya sudah hampir terlelap.

"Won, maaf" batin Jay sambil menutup matanya. Menunggu dunia mimpi datang.

















tbc.

together - jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang