1

15 0 0
                                    

Pagi itu cuaca cerah seperti biasanya. Semua orang melakukan kegiatan mereka masing masing, termasuk satu pemuda yang masih tidur pulas di atas kasurnya yang empuk sambil membuat anak sungai di pipinya.

"RAKAAA, JAM BERAPA INI, KAMU MAU TELAT SEKOLAH!? "

Seorang wanita berteriak sambil memegang sapu. Dia bersiap siap menaiki tangga untuk membangunkan anaknya yang masih tidur pulas tanpa ingat waktu.

Dikamar, anak itu kaget mendengar suara mamanya yang menggelegar untuk membangunkannya. Buru buru anak itu ke kamar mandi dan melakukan kegiatannya secepat kilat. Tidak sampai 30 menit anak itu sudah berlari menuruni tangga lengkap dengan seragam sekolah yang sudah rapi.

"Iya ma, ini udah siap kok" Katanya terengah engah sambil berjalan ke meja makan.

"Makanya kalo dibangunin tuh bangun, mama udah bangunin kamu dari jam berapa itu. Yaudah sarapan dulu sana, mama bikin nasi goreng buat kamu, habis itu langsung berangkat ya, pak deden kasian itu udah nungguin kamu dari tadi" Omel wanita itu yang di panggil mama sambil melanjutkan acara menyapunya.

"Iya ma. Oh ya ma, papa sama bang Bima udah berangkat? " Tanya Raka sambil menyantap nasi goreng nya dengan lahap.

"Iya, mereka berangkat duluan tadi, kamu susah sih dibangunin nya, jadi ditinggal deh" Kata mama Raka sambil duduk di samping Raka.

Setelah selesai makan, Raka langsung berangkat ke sekolah di antar pak deden menggunakan mobil, sebelum berangkat Raka tidak lupa pamit dengan mamanya.

Di mobil, Raka tidak sabar mengingat hari ini adalah hari pertama Raka masuk ke sekolah, karena dulu dia homeschooling jadi ini merupakan pengalaman pertamanya di sekolah ditambah sekolahnya merupakan sekolah nomor satu di indonesia. Nama sekolahnya SMA Harapan, disini hanya anak anak yang berprestasi dan berpengaruh yang dapat masuk ke sekolah ini. jadi dia merasa sangat senang, apalagi ini adalah sekolah yang selalu ia idam idam kan. Dan Raka merupakan anak yang berpengaruh jadi dia dapat masuk ke sekolah ini.

Sesampainya di sekolah, Raka langsung turun dan mengucapkan terimakasih ke pak deden.

"Den, nanti bapak jemput ya, jadi jangan pulang duluan" Kata pak deden sambil menjulurkan kepalanya keluar.

"Iya Pak, nanti Raka tungguin, makasih pak" Kata Raka dan meninggalkan pak deden.

Raka melihat jam tangannya dan melihat bahwa 3 menit lagi akan bel masuk, buru buru dia lari ke gerbang sekolah sebelum ditutup oleh kakak OSIS yang menjaga.

"Ayo cepetan yang baru dateng, gerbangnya mau ditutup, langsung ke lapangan ya di sebelah kanan" Teriak salah satu kakak OSIS di sana. Raka yang mendengar itu pun langsung masuk ke gerbang dan mengikuti anak anak yang lain menuju lapangan sekolah. Di sana Raka melihat sudah banyak anak anak yang berbaris rapi. Tanpa pikir panjang dia langsung baris disalah satu barisan di sana. Tidak lama terdengar suara dari pengeras suara.

"Selamat pagi anak anak, selamat datang di SMA Harapan, disini kalian akan di bimbing........ " Didepan, seorang pria terlihat berdiri di podium sambil menyambut anak anak baru. Pria 35 tahun yang merupakan kepala sekolah dari SMA Harapan, Bayu Oktavian.

Raka tidak mendengarkan sambutan dari kepala sekolah, dia hanya melihat sekeliling dengan penasaran, sampai akhirnya dia merasa perasaan aneh dan langsung melihat ke satu titik. Dia langsung melihat ke salah satu anak laki laki tak jauh di sampingnya, mukanya pucat dan matanya merah, anak anak lain tidak memperhatikan keadaan anak itu, karena dia terus menunduk. Tanpa pikir panjang Raka langsung memanggil salah satu kakak OSIS di belakang barisannya. Setelah Raka memberitahukan keadaannya, Raka dan kakak OSIS itu langsung menghampiri anak yang sakit itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last Light On EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang