Ryan berlari dengan sekuat tenaga nya, suara teriakan bergema diseluruh penjuru taman bermain, mendengar nya membuat leher Ryan dingin. Sebenarnya dia takut, dia tidak mau mati, terlebih lagi dia sekarang menjadi seorang ayah, dia tidak mau mati, tidak mau. Tapi hati nurani seorang ayah nya membuat dia bergerak tanpa berpikir panjang, "nak! Tunggu aku!" Ia berlari melewati gedung gedung dan wahana, mencari keberadaan Chryll.
Raungan dinosaurus semakin memperburuk suasana, beberapa raptor berkeliaran dan merusak fasilitas, diantara mereka ada juga yang menyeret mayat, memakan nya dengan ganas membuat isi tubuh mayat keluar. Ryan ingin muntah, dia menjauh dari para raptor, khawatir jika raptor raptor itu menyadari keberadaan nya. Dia memilih jalan lain dan kembali ke tempat dimana dia pertama kali bertemu dengan Clara dan Chryll.
"Nak, apa kau mendengar ku?" Ryan tidak bisa berteriak, takut jika animatronik animatronik menyadari keberadaan dia. Ryan berkeliling, dia berusaha menahan mulut agar isi di dalam nya tidak keluar bagaimana tidak, banyak sekali tubuh manusia tergeletak bersimbah darah beberapa dari tubuh itu sudah tak berbentuk membuat siapa pun mual melihat nya.
Ryan memasuki cafe.
"Om!"
Ryan menoleh, ia melihat Stephen dan beberapa orang, "Stephen..., Ah syukurlah kau baik baik saja" mata Ryan berkaca kaca.
"Aku juga senang melihat om baik baik saja..." Stephen tersenyum, wajah nya terlihat kusam.
"Hei kalian berdua karyawan disini kan? Jelaskan apa yang terjadi?!" Salah satu pengunjung menghampiri mereka.
"Maaf aku juga tidak tahu..." Ryan menunduk.
"Meskipun saya teknisi disini, saya benar benar tidak tau apa yang terjadi..." Kata Stephen.
"Dan apa yang harus kita lakukan? Tetap berada disini sambil menunggu T-Rex itu memakan kita?!" Pengunjung lain mengeluarkan suara nya.
Ryan menggaruk kepalanya, "bagaimana ya..."
Seorang gadis kecil berlari ke arah Ryan dan memeluk nya, dia menangis, "kakak ku mana?! Kakak ku!! Om!" Ya, gadis itu adalah Chryll.
"Chryll! Syukurlah kau baik baik saja" Ryan memeluk gadis kecil itu, "tenang, kakak mu baik baik saja, sekarang dia menunggu mu di pintu masuk taman bermain"
"Apa kata mu? Pintu masuk? Hei bagaimana kalau kita pergi kesana" kata seorang pengunjung.
Ryan menghela napas panjang, "maaf... Sepertinya jalan menuju arah sana akan sangat sulit... Dalam perjalanan saya kemari, banyak animatronik yang berkeliaran, itu akan sangat berbahaya..."
"TERUS BAGAIMANA?!"
"Ssssst, kecilkan suara anda, T-Rex bisa mendengar nya" kata Stephen.
"SAYA TIDAK PEDULI! YANG SAYA MAU SOLUSI AGAR BISA PERGI KE PINTU MASUK DAN PERGI DARI TAMAN BERMAIN INI!!"
"Saya mohon, kecilkan suara anda..." Stephen berusaha menenangkan pengunjung.
"KAMI SUDAH MEMBAYAR MAHAL UNTUK SEMUA WAHANA INI DISINI, KAMI TIDAK MAU MATI DIMAKAN ROBOT!!"
Kraak---
"Hei, kau dengar itu... Suara nya dari luar" seorang pengunjung menoleh ke arah pintu cafe.
"Bantuan?"
PRANG!!!
Kaca kaca cafe pecah, para raptor memasuki area cafe dan berlari kearah para pengunjung dan juga Ryan.
"Bu, bukan, DINOSAURUS!!! LARI!!"
Pengunjung yang berada di cafe berlarian menyelamatkan diri, tapi siapa di sangka raptor itu cepat dan gesit, mereka mulai memangsa para pengunjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taman Bermain Ursa
Science FictionKakak beradik, Clara dan Chryll pergi berlibur ke sebuah taman bermain yang terletak di pulau buatan. Taman bermain itu memiliki wahana yang cukup terkenal yaitu Dino Park. Tapi liburan yang seharusnya menyenangkan malah menjadi malapetaka bagi mere...