Bab 2_-_ Back to school

11 2 0
                                    

Sekolah yang tampak tenang tiba tiba menjadi ricuh Dan gaduh begitu winter memasuki ruang kelas bersama wali kelas mereka. Berita jika winter kembali sekolah itu memang sempat heboh di sosial media namun mereka tidak pernah berpikir jika sekolah merekalah yang terpilih.. emmm tidak bukan terpilih karena ini bukan ajang pilih pilih namun lebih tepatnya winter sendiri yang memilih sekolahan ini.

Pak guru mengetuk meja pelan. Menghentikan ributnya para murid. Winter dengan wajah polos namun terkesan dingin menatap lurus kedepan. Meski ia bukan lagi seorang idol tapi pesonanya masih membeksa di ingatan orang2.

"Siang anak2. Kali ini kita kedatangan murid Baru. Dia Baru saja pindah Dari Seoul . Nah winter silahkan perkenalkan diri mu" ucap sang guru.

" Pak siapa yang tidak tahu dia. Bapak pasti bercanda haaaa" sahut salah satu seorang murid.

" Dia terlihat lebih cantik Dari dekat." Timpal yg lain. Hingga kelas kembali menjadi ricuh dengan berbagi cuitan cuitan anak murid nya.

Tak

Tak

Bunyi papan tulis yang diketuk Dua Kali. Sang guru menatap muridnya tajam.

" Tenang anak anak . Biarkan winter memperkenalkan dirinya. Nah winter silahkan lanjutkan " titah sang guru

Winter pun menghela nafas sebentar. Ia dengan lantang memperkenalkan dirinya.

" Halo nama saya winter. Saya Baru saja pindah Dari Seoul. Mohon bantuan nya" ucapnya.

" Nah waktu perkenalah sudah habis. Kamu boleh duduk di ujung kursi sana" tunjuknya pada sebuah kursi kosong di dekat pojok jendela.

Winter berjalan menuju tempat duduknya. Tatapan kagum mengiringi langkah winter, bahkan sampai wali kelas mereka memulai mata pelajaran pertama tatapan kagum itu tak sediktpun mereka alihkan. Winter sebenarnya merasa risih. Awalnya ia memilih sekolah yang jauh Dari pusat kota untuk memulai awal yang Baru namun tampaknya semua sama saja. Saat seperti inilah ia menyesali mimpinya dulu. Karena sekarang hidupnya benar2 telah berubah.

Teng

Teng

Teng

Bunyi bel sekolah berbunyi , tandanya sekolah telah berakhir. Semua murid bersorak gembira. Mereka akhirnya bisa bernafas lega setelah Mata, tangan serta pikiran mereka bekerja keras karena rumus2 yang memusingkan. Sang guru menutup kelas dengan tumpukan tugas seperti biasa. Tentunya dengan protesan para muridnya. Begitulah para guru yang tak akan membiarkan hari mereka dengan indah.

Winter memasukan semua buku serta pena yang ia pake. Beberapa siswa menghampirinya hanya untuk bertegur sapa atau sekedar basa basi. Namun winter melihatnya dengan cuek lalu berlalu begitu saja.

" Wah lihat dia. Sombong sekali. Beginikah sifat aslinya. Mengejutkan."

"Memangnya siapa dia sekarang. Untung saja dia tidak jadi debut. Sifatnya sangat bertolak belakang sekali. " Timpal yang lain.

" Hei kalian tidak boleh begitu. Mungkin dia sedang buru2. Dia masih anak Baru jadi wajar saja. Dia masih beradaptasi Dan satu lagi tidak boleh menilai sifat seseorang Dari sebelah mata. Belum tentu apa yg kita lihat Dan kita pikirkan itu Sama dengan kenyataan " cela gadis berambut pendek. Dia adalah  joy. Gadis idaman para murid pria. Para murid yang tadi berkata buruk hanya menatap joy sekilas lalu pergi begitu saja. Mereka memang tidak begitu dekat satu sama lain. Namun mereka juga tidak selalu suka dengan sikap joy yang menurut semua orang sangat sempurna. Dan bagi mereka yang tidak menyukainya akan selalu berusaha untuk menjatuhkan nya.

***

Pagi hari winter sudah siap dengan semua peralatan dapur di depan matanya. Hari ini hari minggu. Tepat seminggu ia pindah ke pulau Jeju Dan tepat seminggu pula ia menjadi seorang siswi di sekolahnya. Tidak ada yang menarik baginya . Semua tampak biasa2 saja. Sekolah maupun lingkukungan barunya. Ayah Dan ibunya tampak pasrah dengan sikap putrinya. Mereka berharap putrinya bisa menjalani hidupnya sama seperti anak2 yang lain, memiliki banyak teman, hangout bersama teman sebayanya dan melakukan banyak Hal. Tidak banyak yang ia harapkan . Dengan melihat kembali senyum putrinya adalah kebahagian terbesarnya.

" Bagaimana dengan sekoahnya nak" Tanya sang ibu. Winter diam sejenak lalu menjawab seadanya.

" Lumayan " sang Ibu menghela nafas panjang.

" Cobalah untuk berbaur Dan berteman baik . Ibu Tau banyak hal yang telah kamu lewati. Ibu tidak akan memaksa kamu untuk melakukan apa yang Ibu mau tapi Ibu harap kamu bisa membuka lembaran Baru Dan hidup dengan normal. " Winter terdiam.

" Ibu ingin Putri cantiknya Ayah sama ibu ini kembali ceria Dan Ibu ingin melihat senyum Putri Ibu yang sudah lama tak ibu lihat. Pelan2 ehmmm" pinta sang Ibu. Winter mengangguk pelan. Cukup sudah ia menyiksa dirinya. Bahkan bukan dirinya sendiri tapi kedua orang tuanya juga ikut tersiksa.

" Nah sekarang pergilah keluar. Udara pagi hari sangat segar. Ibu dengar pulau Jeju terkenal dengan keindahan nya. Urusan dapur biar Ibu yang menyelesaikan nya. " Titah sang Ibu. Winter ingin sekali menolak namun tatapan sang Ibu sudah tidak bisa di ganggu gugat. Akhirnya winter mengalah. Memang seminggu ini ia hanya pergi kesekolah setelah itu ia hanya diam di kamar Dan sesekali membantu ibunya memasak.

Winter menyisiri jalan setapak. Tak banyak kendaraan yang lewat. Hidungnya menggirup nafas dalam2  . Ibunya benar udara disini sangat sejuk. Bahkan ia bisa mendengar kicauan burung saling bertautan. Matanya terpejam, sejenak bedan dipundaknya perlahan menghilang. Membiarkan pikirannya menyatu dengan Alam. Entah kapan terakhir Kali ia menikmati indanya matahari pagi. Mungkin sudah lama semenjak ia......

" Ya ya awas mingggir... Ya" teriak seseorang membangunkanya Dari lamunan panjangnya. Winter terhenyak ia membuka matanya . Menatap tajam kedepan, sebuah sepeda motor melaju dengan kencang kearahnya. Reflek kakinya melangkah mundur Dan sangpengendara akhirnya menabrak tumpukan kantong plastik sampah yang belum di angut. Rinisan kecil terdengar oleh indra pendengeran winter. Sang pengendara mengaduh, Tangannya berusaha membuka helm dikepala. Ia meringis pelan. Tidak begitu parah memang namun mampu merusak makanan pelanggan nya.

" Ya kau pikir ini jalan milik mu hah. Seenaknya saja berdiri di tengah jalan. Lihat gara kamu makanan ku rusak semua" marahnya sambil menunjuk makanan yang berserakan. Padahal ia sudah berteriak kencang tapi tidak di dengarnya. Kalau sudah begini bisa kena omel bosnya gara2 makanan tidak sampai tepat waktu pada pelanggan.

" Ya.... Kau tuli___"

"Maaf" Sela winter.

" Maaf... Kau bilang maaf. Matamu tidak buta kan . Kau tidak lihat itu"

" Hei Aku Kan sudah minta maaf. Salah sendiri bawa motor kenceng2. Sudah tahu ini jalanan  sempit jadi tanggung sendiri . Masih untung bukan nenek2 yang ketabrak " kesal winter. Hancur sudah waktunya gara2 pria ini. Winter tidak memperdulikan ocehan pria itu. Ia memilih untuk kembali kerumah.

" Hei tanggung jawab ini. Hei ... Sial" umpatnya. Melihat winter pergi begitu saja tanpa pertanggung jawaban atau sekedar basa basi gitu membuatnya sangat kesal. Lengkap sudah penderitaaan nya. Ia pasti kena double marah bosnya yang galak. Ganti rugi atau ocehan tiada henti. Atau kemungkinan terburuk ia di pecat Dari pekerjaan nya. Ya tuhan memikirkanya saja sudah membuatnya kesal. Semua gara2 gadis itu. Awas saja kalau ia kembali bertemu. Ia tidak akan membiarkan nya lolos begitu saja sumpahnya. Ia kembali mengendari motor nya dengan mulut yang terus menggerutu....



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IDOL (Hot Debut)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang