Solo lagi

4 1 0
                                    

Rama pov

Hai saya Rama. Parama Rajendra Wardhana. Kalian tau Wardhana? Pasti kalian tidak tau. Ayah saya Gito Wardhana adalah guru di Jakarta. Ibu saya guru di Martapura. Saya asli Jakarta tapi sekarang menetap di Jogja karna pekerjaan. Gimana itu semua bisa terjadi? Jawabannya hanya satu, sudah garisnya memang begitu.

Saya arsitek, karier saya lumayan cemerlang di ibu kota. Tapi saya memutuskan membentuk perusahaan sendiri di kota Jogja karna satu dan lain hal. Akhir-akhir ini perusahaan mulai mendapatkan proyek yang lumayan besar. Nama saya menjadi lebih sering disebut karna banyak membawahi arsitek-arsitek berbakat lokal.

Jujur saja, saya tak terlalu suka kerja di naungan orang asing. Mereka kurang hangat dalam menciptakan karya. Saya tak ingin kehangatan negeri ini sirna di makan oleh waktu. Di sini saya sekarang, di tengah-tengah kota Solo untuk mengikuti peresmian pusat perbelanjaan yang dibuat oleh perusahaan saya.

Sebelum ke tempat peresmian saya singgah membeli air mineral dan permen di mini market terdekat. Saya adalah pria di usia pertengahan 30an. Saya hidup sehat. Tapi saya tidak bisa pisah dengan yang namanya permen.

Ada hal unik yang saya temui di sini, anak itu berbuat ulah lagi. Lihatlah bagaimana dia menikmati mie cup dengan menatap jalanan tanpa rasa bersalah. Akhirnya saya pura-pura telfon dia untuk mencari tau apakah dia akan jujur atau menciptakan kebohongan baru. Setelah dia mengakui kebohongannya langsung saya tarik anak itu ketika dia mau meninggalkan mini market ini.

"Pak Rama????" teriaknya

"Sakit huh? Ikut saya" aku tarik tangannya untuk masuk ke mobilku.

Lea Pov

Tamat hidupmu Lea. Kau berada di kandang tanos. Kau tak akan keluar hidup-hidup setelah ini.

"Pak Rama, saya mau dibawa kemana ya?"

Dia diam saja. Bagaimana ini. Hueeee ayahh bundaaaa anakmu diculik. Tiba-tiba mobil ini berhenti disebuah basement pusat perbelanjaan.

"Turun" perintah si tanos

Gue ngikutin dia dari belakang. Tapi dia malah tarik tangan gue. Dan gue baru sadar setelah gue nyampe. Ini lagi di acara peresmian. Dan outfit gue cuman kemeja flanel kaya gembel di samping boss besar. Dia tak repot-repot bertemu koleganya. Dia langsung duduk di salah satu meja yang udah ada nama si tanos diatasnya.

"Bisa jelaskan untuk masalah kali ini?" perintahnya

"Pertama-tama saya mengakui kali ini saya yang salah besar. Saya berbohong dan ingkar janji. Saya memang sudah merencanakan healing bersama teman-teman saya di Solo. Dan ketika bapak minta saya untuk masuk, saya sangat berat hati membohongi bapak. Karna saya sudah pesan hotel pak. Saya minta maaf sebesar-besarnya Pak Rama. Saya juga sadar kok Pak pasti ini salah sekali di mata bapak, jadi kalau saya akan di skors sementara waktu atau di hukum lainnya juga saya terima Pak."

"Kalau saya berhentikan selamanya juga terima?"

"Apa masih bisa saya nego Pak? Kalau tidak juga tidak apa-apa."

"Kamu pernah berpikir gak tentang bisa jadi pegawai lain juga ingin berlibur. Dia memiliki kehidupan yang sama beratnya denganmu, tapi mereka tetap memaksa kakinya untuk ke kantor."

"Maaf Pak."

"Saya masih berpikir bagaimana cara memberimu hukuman, karna yang saya tau. Ibu Ayuk sering memuji kerjaan kamu..."

Baru aja gue beres diomelin eh malah ada bapak-bapak yang mungkin seumuran dengan ayah gue tiba-tiba dateng ke meja kita ini. Dia sama anaknya cewek, anjir cakep bener ya iyalah dia kan Vanya Yudistira selebgram yang terkenal karna sering nolak artis-artis ganteng yang gombalin dia.

"Pak Rama. Lama tidak bertemu." Ucapnya sambil menjabat tangan Pak Rama. Dan Pak Rama hanya mengangguk.

"Oh dengan siapa ini? Pasangan dari Pak Rama?"

Sebelum gue bantah dia udah jawab "Ya seperti yang bapak lihat sendiri. Dia Lea, kekasih saya."

"Wah berarti peluang untuk putri saya sudah tidak ada? Ah tapi bapak bisalah kenalan dulu dengan putri saya. Barangkali di lain waktu masih bisa ada kesempatan lagi." Si anjir kok gue pingin ngamuk sama ni bapak tua.

"Saya Vanya" ucap wanita itu dan berjabat tangan dengan Pak Rama.

"Ya Rama, tapi sayangnya saya yang tidak akan memberi kesempatan di lain waktu juga Pak. Kami akan mengadakan pertunangan setelah Lea lulus kuliah. Saya harap anda bisa paham."

"Ah maafkan Papi saya Pak Rama bila perkataannya menyinggung Bapak dan Lea, saya minta maaf ya."

"Eh, enggak kok. Tidak masalah Mbak Vanya." Ucap gue sambil nyengir gaenak.

"Permisi kami pamit terlebih dahulu." Lagi-lagi si tanos langsung pamit dan menarik tanganku. Dan sampe lagi kita di moilnya dia.

"Kalo sekarang, saya boleh meminta penjelasannya Pak tentang hal yang barusan?"

"Apa?"

"Apa???? Seriously Pak? Bapak kenalin saya kekasih bapak lo?"

"Ya terus saya harus jelasin apanya? Santai aja, kamu gak perlu berkhayal ini bakal berkelanjutan kaya novel-novel kesukaan kamu."

"Pak, ini bapak sama sekali gak kepikiran bakal ada gosip yang besok bapak dengar pertama kali masuk kantor? Dan gosip itu membawa nama saya?! Dan satu lagi novel saya genrenya thriller semua kalo bapak mau tau."

"Lebih baik kamu pikirkan apa hukuman yang akan saya berikan besok senin untuk kamu."

Gue langsung kicep lah pemirsaaaaa. Sampe hotel dia turunin gue didepan pintu lobby.

"Sampai bertemu besok senin di kantor." Ucap dia. Pas gue mau bilang terimakasih dia malah langsung pergi gitu aja. Emang kambing.

.......

Outfit Lea dan Rama


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua ArahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang