Happy Reading
- (J)ustice Bab 1 -
"GEVRILLL LO KENAPA NGGAK BANGUNIN GUE?!!!" Suara nyaring dari kamar terdengar menguar di dalam rumah dua tingkat dengan nuansa tropis itu.
Lelaki yang memakai kaos hitam oblong dengan celana pendek hitam dan rambut yang urak-urakkan keluar dari kamar. Ia menatap jengah punggung belakang sahabatnya yang berdiri membelakanginya.
"Alarm lo udah bunyi dari jam enam pagi," jawab sang empu dengan tenang.
Ia terkekeh tidak habis pikir.
"Gue bukan alat pendeteksi suara yang bisa mendeteksi suara berisik dari alarm?!" geramnya.
"Udah jam setengah sembilan, lo bakal kehilangan waktu lima belas menit buat berdebat sama gue," sahut Gevril dengan santai.
Lelaki berusia dua puluh tujuh tahun yang memakai kaos oblong berwarna putih dengan celana training hitam itu berbalik seraya memegang secangkir teh yang baru saja ia buat.
"Brengsek! Gue sumpahin lo kesiangan juga kayak gue!"
Setelahnya ia langsung melangkah ke kamar mandi dan menutup kencang pintu.
"Bathrobe lo di ruang laundry!" teriak Gevril.
Lelaki dari kamar mandi itu sontak keluar untuk mengambil bathrobe miliknya. Sementara itu Gevril memilih untuk melangkah ke luar, tepatnya ke halaman belakang rumahnya yang langsung menyuguhkan suasana kolam renang. Hawa sejuk dan aroma embun semerbak menyapa indera penciuman Gevril.
Perkenalkan, dia adalah Gevril Jevan Adeon. Pemuda berusia dua puluh tujuh tahun yang sibuk dengan dunia IT. Saat ini ia sedang menempuh S2 pada jurusan Informasi dan Teknologi. Sebelumnya ia lulus dari fakultatas Teknik Informatika dengan indeks prestasi nyaris menginjak sempurna, yaitu 3.98. Salah satu lulusan terbaik di kampus ternama, setelah satu dekade di kampus tersebut tidak ada orang yang menginjak indeks prestasi nyari sempurna.
Di balik pencapaiannya, siapa sangka bahwa ternyata selama ini ia juga diam-diam mempelajari tentang hukum. Hampir ssetiap malam Gevril menghabiskan satu buku tebal lalu menghapalnya salam berbulan-bulan.
Ia memang menyukai hukum dan teknologi. Namun, ada alasan lain di balik ia menyukai hukum. Yaitu karena filosfi dan lambang makna dewi keadilan atau Dewi Themis.
Menurutnya hukum adalah satu kesatuan yang tidak bisa digoyahkan oleh apapun. Hukum itu seimbang, persis seperti timbangan yang dipegang oleh Dewi Themis. Hukum merupakan sebuah benda tajam yang mampu menyayat siapapun. Hukum itu tajam seperti pedang yang dipegang oleh Dewi Themis. Dan hukum itu tidak memihak siapapun. Artinya ada keadilan yang harus dijunjung tanpa memilih siapapun.
"Gev, anterin gue!!"
Sementara lelaki yang baru saja mengambil bathrobe itu, dia adalah Heza Arbitara Hanata. Sahabatnya sejak masih kecil hingga saat ini. Usianya tidak jauh berbeda dengan Gevil, hanya saja Heza dua bulan lebih tua dari Gevril.
KAMU SEDANG MEMBACA
(J)ustice
Ficción General"Kamu abadi di setiap sudut ruang dalam kenangan." : ft. 𝘑𝘢𝘦𝘮𝘪𝘯 Ini hanyalah sepenggal kisah tentang bagaimana semesta bekerja pada takdir yang tidak pernah mereka inginkan. Tentang Gevril, lelaki dengan seribu rahasia yang dipertemukan oleh A...