(2/12)

678 76 5
                                    

(Name) sedang rebahan di sofa ruang tengah, didepan tv yang dibiarkan menyala tanpa ditonton. Mood nya sedang buruk sekarang. Selain dari pagi Akaashi tidak mengajaknya berbicara kecuali berpamitan, Udai-san juga menyuruh Akaashi lembur mendadak.

"Apa apaan sih Udai-san itu? Ini hari libur panjang loh! Kok bisa bisanya nyuruh Keiji masuk?" Wanita itu menggerutu sambil menghentak hentakkan kakinya.

"Terus aku harus ngapainn?!" Suaranya semakin keras dan merengek.

Tok tok tok..

Dengan malas (Name) melangkahkan kakinya ke arah pintu melihat siapa yang datang ke rumahnya.

"Uh, permisi? Apa benar ini rumahnya tuan Akaashi?"

"Ya? Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mau mengantarkan paket, tolong tanda tangan di sini nona"

(Name) terkejut kala dirinya masih dipanggil nona, ia sudah merasa tua padahal umurnya saja baru menginjak 26 tahun.

"Terimakasih nona, ini paket anda. Saya permisi dulu" Petugas pengantar paket itu beranjak pergi menyisakan (Name) dengan kardus berisi paket milik Akaashi.

Berniat memastikan, (Name) mengambil ponsel untuk menelepon sang suami.

"Halo? (Name) ada apa? Apa ada kesulitan di rumah?"

"Halo.. Tidak Keiji, tenang saja" Di sebrang sana Akaashi mengernyit heran.

"Lalu ada apa? Apa kau membutuhkan sesuatu?"

"Tidak juga.. Tadi ada yang mengantarkan paket ke rumah. Ia bilang itu milikmu, apa kau memesan sesuatu?"

"Ah sudah sampai ya? Ya, aku memesankannya untukmu. Buka saja"

(Name) melangkah menuju dapur untuk mengambil gunting kemudian membuka kotak yang baru datang tadi. Sang wanita sibuk berkutat dengan gunting, sedangkan disebrang sana terdengar Akaashi yang bernyanyi kecil sambil merevisi beberapa pekerjaannya.

"Keiji?"

"Hm? Kenapa sayang?"

"Kau serius?"

"Tentu saja, kenapa? Apa kau tidak menyukainya? Kalau kau tidak menyukainya, rapikan saja lagi nanti a—"

"AKU MENYUKAINYAA!! TERIMAKASIH KEIJI! KAU MEMBUATKU TERHARU"

"Hehe.. Selamat ulang tahun sayang, maaf ya tadi pagi aku sengaja tidak menanggapimu berbicara. Nanti aku bawakan kue kesukaanmu ya?"

"Tapi Keiji.. Kau jahat sekali. Aku tidak akan memaafkanmu"

Perasaan Akaashi mulai tidak enak, rasanya sebentar lagi ada hal yang tidak ia inginkan terjadi.

"Kau tidur di luar ya. Juga tidak ada jatah seminggu"

"Ha?? Tidak! (Name).. Kumohon aku minta maaf. Jangan lakukan ini ya?"

"Tidak. Tapi terimakasih hadiahnya. Juga jangan lupakan kue yang kau janjikan, ditambah eskrim satu kotak"

"Tambah apa lagi agar kau bisa memaafkan ku?"

"Pulang sekarang"

"Oke 30 menit lagi aku sampai. See you honey"

Sang wanita cekikikan berhasil mengancam si suami. Benar juga, ia sampai lupa kalau hari ini ia berulang tahun. Matanya berbinar memandangi kotak yang berisi beragam snack dan satu teddy bear kecil ditengahnya. Bukan hadiah yang mewah, tapi rasanya berkesan saat diberikan oleh seseorang yang spesial.

Dan benar saja, 30 menit kemudian Akaashi datang membawa kantung berisi Kue dan eskrim yang dipesan eksklusif oleh wanitanya.

"Tadaima! (Name) kau dimana?? Apa aku terlambat?"

"Keiji? Ada apa berisik sekali" (Name) mengambil alih tas kerja dan coat yang ada di lengan kanan Akaashi lalu menggantungnya.

"Kau.. Aku minta maaf (Name) apa aku sudah terlalu kelewatan mengerjaimu? Aku minta maaf yaa" Tubuh kecil (Name) seakan tenggelam direngkuh oleh tubuh tinggi Akaashi.

"Hahaha! Keiji, aku tidak benar benar marah padamu. Aku berterimakasih karena kau sudah memberikanku ini semua. Walaupun yang tadi pagi itu menyebalkan"

"(Name)? Apa itu artinya aku dimaafkan?"

"Tentu saja, mana kue ku? Ayo kita tiup lilin! Yee"

Sifat dari (name) yang paling Akaashi sukai adalah kekanak kanakan nya. Wanita ini kadang bisa menjadi wanita dewasa yang bijaksana, kadang juga bisa menjadi anak kecil yang manja.

"Ayo Keiji, duduk di sini!" (Name) menepuk nepuk meja dihadapannya.

Tangan Akaashi beralih mengambil korek gas kemudian membakar sumbu lilin yang sudah terpasang di atas kue.

"Ayo panjatkan harapanmu" Sang wanita mengangguk antusias kemudian memejamkan matanya seraya menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada.

Beberapa saat kemudian, mata (Name) terbuka kemudian meniup lilin yang langsung mati seketika.

"Selamat ulang tahun sayang, semoga kau selalu bahagia dan diberi kesehatan ya. Aku mencintaimu" Akaashi mengecup dahi (Name) membuatnya tersipu.

"Terimakasih Keiji, aku terharu! Kau memang yang terbaik. Aku juga mencintaimu"

"Oh ya soal yang tadi di telepon, jangan jadi ya?"

"Yang mana?"

"Yang kau menyuruhku tidur di luar dan tidak dapat jatah"

"Uh.."

"Benar kan?? Yes! Terimakasih lagi"











Selamat ulang tahun (Name)!!











Tbc~

MINE?! 2 || Akaashi Keiji [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang