Bab 2 Cahaya atau Berbahaya?

17 3 0
                                    

"CAHAYA!" jerit Kale gembira.

Mereka bergegas membereskan ransel dan berlari mendekati sumber cahaya.

Kegembiraan mereka tidak berlangsung lama. Tiba-tiba monster bertubuh kecil muncul dengan raut wajah ceria seolah mengejek ke 4 remaja itu.

 Tiba-tiba monster bertubuh kecil muncul dengan raut wajah ceria seolah mengejek ke 4 remaja itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hayo, mau kemana hahaa, disini saja jangan kalian mendekati cahaya itu."

"Ahh tak usah kau usik kami, tujuan kami sekarang hanyalah keluar dari goa ini" Kale menantang.

"Kalau begitu, lawan aku dulu. Aku pastikan kalian tidak keluar dari tempat ini."

Kale yang awalnya tegas menentang akhirnya ciut melihat pedang tajam yang di pegang oleh monster kecil itu.

"Wait, Mocil tak bisa gini lahh, kau pakai senjata tapi kita orang tak punya satupun senjata" jawab Kale mengulur waktu.

"Mocil? Siapa yang kau maksud?"

"Mocil? Siapa yang kau maksud?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya kau, hahaha. Mocil : Monster Kecil" tawanya mengejek.

"Kale cukup, dia terlihat marah" ucap Marsha ketakutan.

Jeno yang terus memikirkan cara akhirnya menemukan tongkat di dalam ransel tersebut.

"Cari sesuatu di ransel kalian masing-masing dan cari alat yang dapat membantu kita melawan Monster ini."

Mereka bergegas mencari barang dan menemukan barang sebagai senjata. Jeno dengan tongkat, Bianca dengan teflon, Marsha dengan raket tennis, dan Kale dengan sebungkus batu krikil.

Kalau dipikir-pikir, barang-barang itu tidak mungkin ada di ransel kecil dan enteng itu. Tapi inilah salah satu keanehan dari ransel itu.

Mereka menantang Mocil dan terus bertarung. Akhirnya Mocil mengakui kekalahan tetapi ia mengingkari janjinya untuk membiarkan mereka mendekati cahaya itu.

Melihat Mocil mengingkari janjinya, Kale merasa kesal dan ia terus berlari mendekati cahaya diikuti dengan 3 teman lainnya.

"Jangan, bukannya aku jahat. Tapi itu bukan hal yang tepat. Kembali lah" Ucap Mocil kepada Bianca sambil memegang tangannya memohon agar tidak pergi.

Bianca melepaskan tangan mungil Mocil dan mengikuti teman-temannya seraya memikirkan ucapan monster kecil tersebut.

"Guyss" Bianca menghentikan langkahnya dan mencoba untuk mengajak teman-temannya berdiskusi atas ucapan Mocil.

Kale yang begitu kesal dengan Mocil tidak menghiraukan hasil diskusi untuk berhenti disini dan kembali mencari jalan lain.

Kale terus menuju sumber cahaya walaupun ia sedikit risau. Ia melangkah dengan hati-hati sembari melihat di sekelilingnya.

Ternyata Mocil mengikuti mereka dan Mocil mengatakan kepada Bianca, Jeno, dan Marsha bahwa di bawah cahaya tersebut bukanlah jalan keluar dari tempat ini tetapi sebuah danau yang di tempati monster naga raksasa yang dapat mengubah manusia menjadi batu bila mengenai semburan api naga.

"Kenapa tidak kau katakan tadi cil?" tanya Marsha risau.

Mocil hanya diam dan menyuruh mereka untuk menghentikan langkah Kale mendekati cahaya tersebut.

Jeno bergegas menyusul Kale dengan langkah kaki yang panjang seraya memanggil namanya.

Tetapi hal tersebut terlambat, Jeno memundurkan langkah kakinya. Karena melihat Kale yang telah menjelma menjadi batu dengan monster Naga raksasa dihadapanya.

 Karena melihat Kale yang telah menjelma menjadi batu dengan monster Naga raksasa dihadapanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
US vs MonstersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang