Part 1

10 1 0
                                    

" Yaa Allah semoga Engkau meridhoi setiap langkah ku untuk menuntut ilmu dan lindungilah hamba dalam naungan perlindungan-Mu"
(Ayuni Rahmadani)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




Flashback 5 tahun yang lalu
.
.
Bandara Soekarno Hatta ( 13.00 wib)

"Abang kemana ya? Dari tadi ditungguin kok nggak nyampe²? Apa dia lupa ya jemput aku? Telfon aja kali ya?". Aku pun meraih ponsel ku di dalam tas. Dan mencari nomor telpon Abang ku.

Tut Tut Tut.......
"Assalamu'alaikum dek".
"Wa'alaikumussalam warrahmatullah, Abang dimana? Aku udah nyampe di bandara".
"Iya ini Abang lagi diluar bandara, lagi parkir mobil. Bentar ya, udah lama nyampe nya?".
"Ohh iya, kirain Abang lupa mau jemput aku. Iya lumayan bang sekitar 20 menitan".
"Ya udah tunggu ya, Abang mau kesana".
"Oke bang, Assalamu'alaikum".
"Wa'alaikumussalam warrahmatullah".

Aku pun memasukkan kembali HP ku kedalam tas. Aku pun mencari tempat duduk yang sudah disediakan. Ternyata bandara ini cukup besar. Dan ramai. Aku baru pertama kali ke pulau Jawa, apalagi naik pesawat, juga pertama kali. Dan lihat, betapa megahnya bandara Soekarno Hatta ini. Masya Allah.

Tidak lama kemudian aku melihat sosok laki-laki yang berjalan kearah ku. Dia memakai gamis putih, memakai sandal tali hitam, kaca mata hitam yang bertengger di hidung nya, dan rambut yang mengkilat sepertinya dia memakai minyak rambut dan rambut yang tertata rapi menambah kesan wibawa dan cool pada dirinya. Satu kata yang keluar dari mulutku Masya Allah. Betapa tampan nya Abang ku itu. Sudah 2 tahun aku tidak bertemu dengannya. Dan dia sudah glow up duluan wkwkw. Dia Abang ku satu-satunya. Dia bernama Arvan Khalil Mounira. Dia seorang arsitek dan sekaligus guru ngaji di salah satu masjid dekat komplek perumahannya. Bang Arvan panggilannya, dia berumur 25 tahun. Dan dia masih jomblo loh teman-teman.

"Maaf ya Abang telat. Tadi macet di jalan, biasalah Jakarta selalu macet".
" Hahahaha iya nggak apa² bang".
Kami pun saling menatap, dan terpancar dimata nya kerinduan yang begitu dalam, begitu pun denganku. Dan akhirnya kami saling berpelukan.
Rindu yang sudah 2 tahun kusimpan dalam hati akhirnya terbayar kan dengan pertemuan ini.

"Abang kangen banget sama kamu dek. Lihat, Adek kecil Abang udah berubah menjadi bidadari". Puji Abang ku.
"Aku juga kangen sama Abang. Abang sih nggak pulang², udah kayak bang Toyib aja". Dan kami pun tertawa bersama. Kami pun melepaskan pelukan. Dan dia menatap ku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Aku di tatap seperti itupun merasa risih.

"Abang kenapa natap aku begitu sih? Salah ya sama pakaian aku?". Ujar ku sedih sambil menundukkan kepala ku.
"Nggak salah kok, malahan Abang senang, senang banget kamu pakai baju kayak begini. Abang nggak nyangka aja kamu mau hijrah dan memakai pakaian yang tertutup. Terima kasih sudah menutup aurat kamu sesuai dengan syar'i agama Islam. Abang bangga sama kamu. Semoga Istiqomah ya". Ujar nya sambil mengusap kepala ku yang tertutup Khimar hitam. Dan aku pun tersenyum dan teharu mendengar perkataan Abang ku. Alhamdulillah yaa Allah, Engkau telah memberi hidayah sehinggat aku bisa hijrah dijalan-Mu dan menutup aurat ku dengan rapat tanpa ada cela satu pun.

Dan kami pun berjalan menuju mobil yang berada diparkiran bandara. Saat kami berjalan, banyak wanita-wanita yang terpesona dengan ketampanan Abang ku. Dan dia bodoh amat sama tatapan memuja para wanita itu. Selain tampan, dan Sholeh, Abang ku memiliki sikap cuek, dan tegas. Itu berlaku dalam berinteraksi dengan para akhwat, katanya sih agar akhwat² itu nggak baperan dengan nya. Dan itulah yang aku suka darinya, sangat menjaga harga diri wanita.

Tapi  ada juga yang menatap aneh kepada ku. Sebenarnya dari awal aku tiba di bandara daerah ku, aku juga mendapat tatapan aneh dari mereka. Mungkin karna pakaian yang aku pakai berwarna hitam semua. Aku memakai abaya hitam, Khimar syar'i hitam, cadar bandana hitam yang hanya menampakkan mata ku saja, handsock hitam, kaos kaki hitam, sepatu Kat hitam, tas ransel hitam, serta koper warna hitam. Semua yang aku kenakan bewarna hitam. Mungkin karna itu mereka menatap aneh padaku. Tapi aku orang nya yang sama kayak Abang ku memiliki sifat cuek, bodo amat sama omongan dan tatapan orang lain. Karena prinsip ku, jika hal yang aku lakukan tidak merugikan orang lain aku cuek ² aja.

Pasti kalian bertanya kenapa aku memakai warna hitam. Karna pada hakikatnya wanita muslimah dilarang memakai pakaian yang terlalu mencolok dan mengundang orang lain untuk menatap kita. Dan Islam juga melarang wanita muslimah memakai pakaian yang memiliki warna yang mencolok, atau motif yang mencolok. Islam malah menyuruh kita untuk berpakaian tertutup, warna yang gelap dan longgar.  Masya Allah sekali agama Islam, sampai pakaian wanita pun sudah ada ketentuannya. Sayang sekali jika kita tidak menaatinya. Padahal itu juga demi kebaikan kita sendiri, agar terjaga dan terlindungi selain itu, pakaian itu juga menjadi identitas kita sebagai muslimah. Rasulullah saja sangat menghargai wanita, bahkan beliau lah yang meninggikan derajat wanita. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menutup aurat. Jika kalian belum siap memakai cadar tidak apa², karna cadar hukumnya Sunnah, jadi tidak masalah kalo tidak digunakan. Yang harus kita pakai itu adalah pakaian yang menutup seluruh anggota tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

Kami pun sampai di mobil. Aku masuk dan duduk disamping Abang ku. Aku dan Abang akan berangkat menuju ke kota Depok, lebih tepatnya daerah Bojongsari, tempat dimana aku akan menetap disana kira² 4 tahun kedepan.

Oh iya aku belum perkenalkan diri kepada kalian semua. Tadi aku sudah memperkenalkan Abang ku, sekarang giliran aku ya.

Nama ku Abila Arsyfa Mounira. Panggil saja aku Arsy. Atau kalian juga bisa panggil aku Aci, atau Abil biasanya yang manggil aku dengan nama itu adalah keluarga dan sahabat ku. Aku berasal dari kota Bukittinggi, Sumatra barat. Aku anak kedua dari 2 bersaudara. Abi dan umi ku sudah meninggal ketika aku dikelas satu SMA. Selama sepeninggal umi dan Abi, aku aku tinggal dengan nenek ku. Dan qadarullah, beliau juga meninggal  1 pekan yang lalu. Saat nenek meninggal Abang tidak bisa datang, karena dia lagi di Malaysia karna ada pekerjaan disana. Sedih waktu itu. Tidak ada orang yang menemani ku. Tapi tidak apa, masih ada kerabat dekat dan sahabat ku yang menemani ku waktu itu. Aku bersyukur akan hal itu. Kehilang orang tua diwaktu yang bersamaan sangat membuat ku terpukul, tapi waktu itu Abang, nenek, kerabat, dan sahabat ku selalu menguatkan ku, bahwa nanti kita juga dipanggil oleh Allah, hanya saja kita hanya menunggu waktu kapan malaikat Izrail datang menjemput kita. Dan aku mengikhlaskan semua itu. Dan hanya do'a yang bisa ku kirim untuk orang tua ku serta nenek dan kakek ku yang telah dulu dipanggil oleh Allah SWT.

Aku baru lulus SMA kira² 2 bulan yang lalu. Dan Alhamdulillah, aku diterima di salah satu Universitas Islam Negeri yang ada di pulau Jawa. Yaitu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jurusan Pendidikam Guru Madrasah Ibtidaiyah sama dengan guru SD/MI. Aku sangat bersyukur atas izin dari-Nya aku diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi lagi. Semoga ini menjadi salah satu jalan kesuksesan untuk ku dunia akhirat. Semoga ilmu yang ku dapat nanti bisa bermanfaat untuk orang banyak.

Bersambung
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa baca Al-Qur'an dan sholawat ya teman².
Terima kasih teman² yang sudah berkenan membaca cerita ku.
Maaf jika ada typo
.
.
Jangan lupa vote dan coment nya🥰
Jazakumullahu khair 🖤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Dream and BestyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang