Kembaran (Revisi)

185 17 0
                                    

"Lan Zhan, coba lihat." Wei Wuxian mengulurkan tangannya yang penuh darah ke hadapan Lan Wangji. "Bukankah bola mata ini sangat indah?"

"Wei Ying, kumohon hentikan. Ini bukan dirimu." Lan Wangji memandang sendu sang kekasih.

Wei Wuxian menyeringai. "Kenapa kau begitu polos, Lan Wangji? Aku sudah memang seperti ini dari sananya, kau saja yang terlalu buta."

"Ka-kau bu-bukan, Wei Ying!!!"

***

"Lan Zhan. Lihat ini, lihat!" Wei Wuxian menyodorkan sebuah selebaran yang sudah sedikit remuk ke hadapan Lan Wangji.

"Pesta cabai?" Lan Wangji bergumam pelan untuk membacanya.

"Aku ingin ikut, Lan Zhan, jarang sekali ada orang yang mengadakan pesta seperti ini. Jadi, biarkan aku datang, ya? Kumohon," Wei Wuxian berucap sambil menunjukkan binarnya. "Kau juga boleh ikut."

"Hhhh, baiklah. Tapi, hanya sebentar."

"Iya, tidak akan lama. Kau lihat di sini hanya dari jam 19.00 - 20.00, hanya satu jam."

***

"Lan Zhan, kemarilah. Kau harus mencobanya juga." Wei Wuxian dengan semangat menyodorkan benda berwarna merah itu dan langsung dilahap pasrah oleh Lan Wangji.

"Tuan, silahkan minumannya."

Tanpa beban dan curiga Wei Wuxian mengambil minuman tersebut, menenggaknya hingga habis setengah gelas.

"Ini hebat, aku tak-

"Wei Ying? Ada apa?" Lan Wangji bertanya dengan nada khawatir, seketika panik melihat sang kekasih meremas perutnya dengan ringisan yang sesekali terdengar.

"Ti-tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Sepertinya aku terlalu banyak makan." Wei Wuxian terlihat mengatur napas untuk menahan sakit. "Lan Zhan, kau tunggu di sini. Aku mau ke toilet dulu."

"Kutemani."

"Hahaha, tidak perlu Lan Zhan. Aku bukan anak kecil. Tunggu sebentar." Lan Wangji tak membalas, hanya memandang kepergian Wei Wuxian dengan perasaan aneh.

***

Semenjak kembalinya Wei Wuxian dari toilet, ia sedikit bertingkah aneh. Manusia yang dikenal paling hyper, tiba-tiba tenang tanpa sebab dan itu berlangsung sepanjang perjalanan pulang.

Pria manis itu sangat tenang, walau ia sesekali tersenyum kepada sang kekasih. Namun, Lan Wangji tetap merasa ini tidak beres. Ia sempat ingin bertanya, tetapi urung saat melihat Wei Wuxian tertidur.

"Mungkin hanya perasaanku," Batin Lan Wangji.

***

"Apa kau sudah dengar kabar Luo Qingyang?! Itu sangat mengerikan."

"Kau benar. Aku dengar polisi hampir tidak mengenali wajahnya."

"Kematiannya sangat tragis, sangat disayangkan. Padahal dia wanita yang sangat baik."

Lan Wangji tidak mengacuhkan bisikan yang menumpang lewat di pendengarannya. Walaupun ia sedikit merasa aneh, ia ingat wanita yang dipanggil Mian-Mian itu sempat bersamanya beberapa hari lalu.

"Lan Zhan!!" seru Wei Wuxian sambil menubruk tubuh Lan Wangji keras. "Aku sangat merindukanmu."

"Wei Ying, kemana kemarin? Kau selalu menghilang akhir-akhir ini."

"Aku ada kerjaan seperti ... eitss, rahasia. Aku mau buat kejutan untukmu Lan Zhan. Jadi, kau harus bersabar."

***

"Hahahaha, kau lucu sekali. Kenapa baru sadar sekarang? Coba tebak."

"Mo Xuanyu?!"

"BINGO, kau hebat bisa menebaknya."

Lan Wangji menggeram, ia sangat tahu siapa orang di depannya ini. Mo Xuanyu adalah kembaran kekasihnya dengan mental terganggu.

Mo Xuanyu berjalan ke arah Lan Wangji dengan bola mata yang masih dalam genggamannya. "Lan Wangji, apa kau tidak mengenalnya?" ucapnya.

"Wei Ying?" Seketika air mata Lan Wangji tumpah.

Mo Xuanyu tersenyum puas melihatnya. "Kau tak perlu bersedih, kau juga akan menyusul."

*** The End ***

500 WordsTugas 10 (Revisi) Done!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

500 Words
Tugas 10 (Revisi) Done!!!

Save Me (Kumpulan Tugas-Tugas Phoenix Writer)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang