Genre : Romance
Aku berdiri di seberang jalan dengan syal membungkus leherku. Angin yang berhembus mampu membuatku bergidik kedinginan. Bahkan dinginnya sanggup menembus jaket cokelat yang ku kenakan. Musim dingin telah tiba, menggantikan musim gugur yang indah. Musim dingin heh? Aku menunduk menatap sepatuku. Akankah hal buruk terjadi lagi seperti musim dingin yang lalu?
Lampu hijau bagi pejalan kaki menyala. Kendaraan-kendaraan berhenti tepat di depan garis putih hitam. Aku segera menyebrang bersama pejalan kaki lainnya."Kazuo!"
Aku menoleh saat mendengar suara familiar itu. Sahabatku, Ryuga berlari ke arahku dengan senyuman konyolnya. Ia segera merangkul bahuku akrab begitu tiba di sampingku.
"Ayo kita minum kopi!" ajaknya sambil menarikku menuju kedai kopi terdekat. Aku hanya menurut. Lagipula musim dingin seperti ini cocok untuk meminum kopi panas, bagi para pria tentunya.
Aku duduk di salah satu kursi yang tersedia, sementara Ryuga memesan dua kopi Americano kesukaan kami. Tiga menit kemudian, Ryuga duduk di depanku dengan dua gelas kopi di tangannya.
"Ramalan cuaca mengatakan bahwa besok akan turun salju." kata Ryuga.
Aku menyeruput kopiku sambil mendengarkannya.
"Sepertinya besok kuliah akan diliburkan." lanjut Ryuga.
Aku mengangguk menanggapinya.
"Bagaimana jika besok kita jalan-jalan untuk melihat salju?" ajak Ryuga.
"Carilah seorang gadis! Kau terlalu lama hidup sendiri." kataku menyindirnya.
"Ucapanmu menyakitiku, Kazuo. Kau tidak tahu? Aku baru saja memiliki kekasih. Dia berada di jurusan administrasi." ucap Ryuga bangga.
"Aku tak menyangka ada gadis yang menyukaimu. Apa matanya normal?" kataku meledek.
"Hei! Jangan menghina gadisku!" seru Ryuga sambil melempar sendok kecil ke arahku. Aku menghindar sehingga sendok kecil itu mengenai ujung meja di belakangku. Beruntung tidak ada yang duduk di sana. Para pengunjung menoleh mendengar keributan kami.
"Kau selalu membuatku malu, Ryuga." desisku.
Ryuga hanya tertawa lebar. Membuatku ingin menyumpal mulutnya dengan tisu. Aku menyeruput kopiku untuk menghindari tatapan orang-orang yang menoleh ke arah kami. Ryuga sialan!
"Kazuo, tidakkah kau seharusnya mulai mencari gadis juga?"
Aku menurunkan gelasku ketika mendengar pertanyaan Ryuga.
"Apa maksudmu?" tanyaku menatapnya tajam.
"Kau harus belajar untuk melupakannya." kata Ryuga pelan. Aku mengeratkan pegangan pada gelasku.
"Dia tidak akan kembali, Kazuo." lanjut Ryuga. Mataku berkedut. Gerahamku bergemeletuk.
Omong kosong! Dia akan kembali.Flashback
Aku menggenggam erat bungkusan bunga mawar di tanganku. Debaran di jantungku sangat keras. Beberapa kali aku merapikan rambutku yang telah di beri gel rambut. Aku menarik napas berkali-kali. Aku harus tenang. Jangan sampai membuat kesalahan. Ini adalah waktunya!
Siluet seorang gadis berambut panjang terlihat di depan sana. Debaran di jantungku semakin menggila. Aku segera menyembunyikan bunga mawar ke belakang punggungku.
Gadis itu mengenakan syal putih dan mantel pink untuk menghangatkan dirinya dari salju. Aku sedikit menyesal sudah menyuruhnya keluar pada musim dingin ini. Namun, apa boleh buat. Ini adalah momen yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Berbagai Genre
De TodoOnly a few stories that I've ever made Enjoy!