Prolog

2 1 0
                                    

Dia tampak tegar meski sebenarnya sangat rapuh. Senyum manis yang selalu ia bagikan ke semua orang ternyata sebuah kepalsuan.
Sebab dengan senyuman, orang lain tak melihat kesedihannya.

Dialah wanita cantik yang sangat kuat dengan segala rintangan yang menempa dirinya.

Di saung bambu itu ia duduk melamun. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Pandangan matanya kosong seperti sedang memikirkan sesuatu yang cukup berat.

Sesekali dia terlihat tersenyum. Mungkin untuk meredam luka lara yang ia rasakan. Dia ingin seperti batu karang yang kuat dengan terpaan ombak besar. Tapi dengan segala kelembutan yang ada pada dirinya, dia sangat terlihat lemah dan rapuh. Pandangan matany seperti sedang menunggu giliran takdir yang ia harapkan.

Dia yakin bahwa ini memang takdir terbaik untuknya.

"Angin tidak berembus untuk menggoyangkan pepohonan. Melainkan untuk menguji kekuatan akarnya"
(Ali bin Abi Thalib)

🍁🍁🍁

Aisya Nadhiraa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang