Angin dikala siang itu membuat sedikit rambut panjangnya yang ia urai beterbangan karena duduk didekat jendela. Gadis itu menopang dagunya menggunakan tangan kanannya, kedua bola mata cokelat cantiknya terus menatap lelaki tampan yang sedang berjalan menuju ke arahnya. Mulutnya terbuka sedikit saat disuapi bakso kecil oleh temannya yang duduk disampingnya. Gadis itu tidak mengalihkan pandangannya sampai lelaki itu berada dihadapannya dengan raut wajah yang serius.
"Lo ledekin gue?!" lelaki itu bertanya, namun memperlihatkan sedikit nada nyolot dan kemarahannya kepada gadis cantik itu.
"Aaaa,"
Gadis itu membuka mulutnya dan disuapi oleh Ellia—temannya tadi—yang masih belum begitu mengerti kondisi saat ini. Gadis itu menatap lelaki didepannya sambil mengunyah bakso sapi terenak dari kantin elite Bu Ani.
"Gue serius!"
Gadis itu memutar kedua bola matanya malas, "Ga bisa apa lo diam dulu, biar gue menikmati ciptaan Tuhan yang ganteng ini." kesalnya, ia kemudian meminum air putihnya. Ellia ingin menyuapinya lagi, tetapi gadis itu menahannya.
"Apa." gadis itu bertanya dengan nada malas dan tidak tertarik. Sengaja.
"Tadi lo manggil gue, ledekin nama gue, maunya apa sih?!"
Gadis itu mengernyitkan dahinya, "Gue cuma ketawa doang kok." jawab dirinya dengan santai dan seenaknya, padahal jika boleh jujur, ia memang sempat meledeki nama lelaki ini untuk menarik perhatiannya.
"Lo kira gue tuli?!"
"Ngga."
Lelaki itu menghela nafas kasar, ia hendak pergi, tetapi lengan kanannya ditahan oleh gadis itu.
"Apa lagi?" tanya lelaki itu malas, gadis itu masih setia menatapnya. Ketampanan yang diberikan Tuhan pada lelaki itu tidak boleh disia-siakan.
"Kamu kok lama?"
Gadis itu beralih menatap seorang gadis yang baru saja datang itu, ia menatapnya tidak suka karena sudah mengganggu aktivitas nya. Tanpa basa basi lagi, lelaki itu dan gadis yang baru saja datang itu kemudian pergi dari hadapannya.
"Udahlah Et," ujar Rosie, temannya yang sedari tadi diam sibuk memperhatikan. Bahkan seolah ia tidak ada di sana.
"Siapa tu cewe?" tanya Etta—Gadis itu— dengan nada malas kemudian kembali memakan bakso sapinya yang sempat tertunda. Rosie tertawa kecil melihatnya.
"Temen dia."
Etta menganggukkan kepalanya,
"Jangan bilang lo mau gebet?!" Rosie sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan temannya ini. Etta mengangguk lagi.
"Tapi lo udah tau kan, dia susah didapetin."
"Ngga kok," Rosie menatapnya heran.
"Perhatiannya aja udah gue dapet, dia juga ga terkecuali." ujarnya dengan mengukir sebuah senyuman miring.
***
haii (•ө•)♡
KELLY
adalah cerita pertama yang
aku publish hehe.semoga kalian suka ( ꈍᴗꈍ)
kritik dan sarannya dipersilahkan.
mari meninggalkan jejak kalian
dengan cara vote & komenmau share juga boleh (≧▽≦)
♥️🌜
***
©kynieelee,
2023
KAMU SEDANG MEMBACA
KELLY
Teen FictionCatherine Lynetta, semenjak pindah ke sekolah baru, kelakuannya semakin menjadi. Membuat Kelly Kennedy, kakak kelas 11 IPA 1 ikut terlibat dengan perempuan rumit sepertinya. ©kynieelee, 2023