6

515 54 2
                                    

"HEH JIMIN BEGOO, KURANG AJAR BANGET LO YA!!!" suara lengkingan terdengar begitu memekakkan berbagai pasang telinga di sepanjang koridor kelas 12. Teriakan itu sungguh membuat semua pasang mata itu tertuju pada 2 manusia yang tengah berlari dari kejauhan. Jimin berlari dengan gelak tawa bahagia pun peluh yang tampak mengalir di pelipisnya, sedangkan dibelakangnya tampak Rose mengejar Jimin dengan wajah memerah marah sambil memegang penghapus papan tulis di tangan nya. Wanita itu tampak kelelahan namun tak menyerah untuk mengejar.

Terus mengejar hingga rambut blonde nya itu tampak tergerai acak namun malah menambah pesonanya. Oh apakah kalian terkejut? Heyy ini sekolah elit dan siswa dapat kebebasan berpenampilan. Ini bukan seperti sekolah-sekolah diluar sana. SMA Hwarang ialah sekolah terbaik di Korea secara sistem, pembelajaran, dan keuangan.  Biaya nya setara dengan gaji 5 tahun karyawan biasa hanya untuk satu semester.

Dan jangan lupakan orang-orang yang bersekolah disini visual nya sungguh-sungguh mempesona. Walau ada yang tidak begitu, namun lebih dominan. Seakan semua bidadari dan pangeran surga berkumpul disini semua. Oh baiklah waktu nya kembali ke laptop, ini sudah melenceng kemana-mana pembahasannya.

Dengan nafas tersenggal Rose berhenti kemudian jongkok di tengah koridor memerhatikan Jimin yang kemudian ikut berhenti karna tak mendengar suara menggelegar dari Rose.

Rose tampak menatap kesal ke arah Jimin yang membuat si empu nya yang di tatap malah terkekeh, bukan kah aneh? tapi begitulah seorang park Jimin. Ia lalu berjalan pelan menuju Rose yang tertinggal dibelakang nya. Dengan sedikit peluh tak sampai membuat rambutnya basah ataupun pakaian yang ia kenakan basah oleh keringat karna baginya yang tadi belum seberapa, ia pun tadi berlari dalam kecepatan sedang jadi sungguh tidak begitu melelahkan baginya.

Jimin berdiri menatap Rose yang tengah berusaha meraup nafas sebanyak mungkin lantas ia pun terkekeh geli. Ia menodongkan tangan nya mencoba memberi bantuan agar Rose tak terus berjongkok seperti gembel disitu.

"bangun cepetan, kaya gembel lu disitu. Atau mau aku gendong sayang?" goda nya mengedipkan satu mata sipit itu.

Rose hanya diam mengabaikan Jimin dan tetap memasang wajah amarahnya. Di dalam otak kecilnya telah ter struktur rencana matang yang membuat senyum miring itu muncul di wajah cantiknya.

Rose pun kemudian menyambut tangan kekar Jimin. Namun bukannya berdiri ia malah dengan keras menarik tangan itu hingga Jimin terjatuh. Dengan cepat tangan kiri nya yang sedari tadi memegang penghapus papan tulis itu bergerak menempelkan benda itu pada wajah Jimin. Membuat wajah tampan itu hitam dipenuhi tinta spidol dari penghapus itu. Jimin shock terkaget-kaget dengan otak rubah licik seperti Rose itu. Dengan mata melotot ia memegang satu sisi wajah nya lalu memandang tangannya itu terdapat bercak hitam. Mulut nya terbuka seolah mendramatisir keadaan konyol itu.

Rose tertawa lepas melihat wajah hitam Jimin, ditambah ekspresi shock itu sangat memuaskan.

"ganteng kalo gini" ucap Rose sambil mengusap rambut hitam legam nan halus Jimin.

Jimin melihat Rose tertawa lebar hanya memasang wajah datar menatap wanita didepannya.

"ganteng pala lu" Jimin lalu bergerak bangkit dari tempat itu. Mengulurkan tangan nya menawarkan bantuan pada gadis itu berdiri untuk kedua kalinya. Rose dengan santai menyambut uluran itu lalu berdiri membenahi pakaian menepuk rok nya yang sedikit terkena debu lantai di koridor.

"ayo ke kantin. Lu wajib traktir gue" ucap Rose santai.

"lah kok gue anj-?"

"kan lu udah coret buku gue"

"kan lu udah coret wajah tampan nan rupawan gue bego. Udah impas dong"

"ngga ngga.. masih kurang, buku gue itu berharga"

ImprisonedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang