JOANNAN
Aku menyadari diriku menjadi seorang introvert ketika SMA, saat tau ada yang berubah dari sikapku. Entah kenapa sejak saat itu, menjadi terlalu susah buatku untuk membuka percakapan dengan orang asing. Terlalu melelahkan berada di tengah-tengah keramaian. Aku menjadi gadis yang suka menyendiri, bergulat dengan pikiran dan hal-hal yang kusukai. Saat SMP, aku menghabiskan sebagian besar waktuku dengan teman-teman, dan seorang lawan jenis yang disebut pacar. Seru-seruan. Heran, dulu aku termasuk anak yang sangat mudah bergaul dan cerewet. Itulah kenapa mama sempat bingung kenapa anak gadisnya jadi pendiam.
Lalu, aku sadar setelah beberapa lama menyukai seseorang. Sewaktu aku memutuskan untuk fokus belajar saat SMA. Aku menjadi lebih pendiam. Menjadi seorang introvert yang hanya mengeluarkan isi pikirannya dengan lancar kepada orang-orang tertentu. Begitulah aku ketika bertemu sahabatku. Namanya Zoe. Hanya Zoe yang tau aku menyukai Krisan.
Krisan Danu.
Aku sering mendengar anak-anak gadis, teman sekelasku atau kelas lain saat SMA, menyebut-nyebut nama seorang Krisan Danu. Dia cukup-sangat-terkenal di sekolah. Selain tampangnya, otak dan attitudenya juga oke punya. Gimana gak banyak yang suka.
Aku sampe lupa memperkenalkan diri, namaku Tri Joannan. Aku bukan anak ketiga. Tapi aku lahir di bulan ketiga. Zoe memanggilku Jo, dan aku memanggilnya Zoe. Menjadi seorang introvert bukan hal negative buatku. Waktu itu aku banyak membaca tulisan yang mengatakan bahwa seorang introvert kerap menjadi bahan bullyan. Kebetulan aku hidup di lingkungan yang memiliki cukup banyak kesibukan jika hanya untuk membuli seseorang. Keberuntungan. Yang pada akhirnya membuatku merasa aman dan nyaman menjadi introvert. Banyak hal yang bisa kulakukan seorang diri. Termasuk diam-diam memotret Krisan dari jauh. Aku masih menyimpan file yang menjadi saksi kisahku selama 3 tahun menyukainya secara diam-diam dari jauh. Saat sudah masuk tahun ke 4 aku telah melakukan sesuatu yang kupikir kelak akan kusesali.
I've doing a confession.
Di malam hari ulang tahunku yang ke 19. Ketika dia menjadi orang terakhir yang memberi ucapan lewat direct message. Entah dirasuki apa, dengan keringat dingin di tangan dan adrenalin yang berapi-api, aku menulis. 'I have crush on you.'
Dan lucunya, aku tertawa dalam hati ketika dia meminta maaf karena gak bisa balas perasaanku. Gosh. Malam itu aku gak bisa tidur. Menatap kedua jempolku yang dengan lancangnya mengetik sederet kalimat yang cukup berbahaya. Aku sudah nyimpan perasaan ini selama hampir 4 tahun, dan dengan kelakuan bodohku di malam itu, gak ada lagi alasan buat ngechat dia, kecuali aku ingin terlihat seperti cewek gak tau diri. Zoe Cuma bisa megap-megap seperti ikan nyari oksigen ketika aku cerita soal pengakuan itu. Dia tahu betul aku menyimpan rapat perasaanku.
Malam itu, seandainya Tuhan memberi takdir yang lain, ada kemungkinan perasaanku berbalas. Kemungkinan. KEMUNGKINAN. Aku akan kebingungan karena menjalin hubungan saat itu bukan prioritasku. Sebagai seorang idealis, aku sudah menyusun rencana dan ada banyak hal yang ingin aku kejar. Maka aku menganggap penolakannya adalah sebuah jalan untukku menuju kesuksesan. Joannan Teguh sedang berbicara.
Yap, sebenarnya aku gak terlalu sedih karena dicampakkan. Malahan ada perasaan lega, karena tau fakta sesungguhnya. Bahwa perasaanku memang gak berbalas. Bisa saja aku berharap kisah ini bakal jadi kayak Jo Yiseo di drama Itaewon Class atau Eun Bonghee di drama Suspicious Partner yang perasaannya bakal berbalas di suatu hari. But hey, it's just a drama, Jo. Your life isn't a drama.
"Lo emang udah dicampakkan sama cinta 4 tahun lo itu. Tapi lo masih jadi cewek yang keren kok di mata gue." Kata Zoe waktu itu. Yah, aku masih punya Zoe sebagai orang yang sering mengguncang pikiranku saat aku mulai insecure dan mulai terlampau out of the box.
KAMU SEDANG MEMBACA
Helpless
RomanceJoanna sedang lelah dengan kehidupannya yang monoton dan repetitif. Seseorang dari masalalunya, yang ia sudah berusaha ia lupakan dengan sekuat tenaga, muncul kembali di kehidupannya yang monoton dan repetitif ini.