Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Tolong abaikan kamera di tangannya)
“Donghae-ya, kau mau ke mana?”
Donghae yang sedang berjalan, berhenti karena seseorang bertanya padanya.
“U- lang” Donghae menunjuk bangunan tinggi yang menjadi tempat tinggalnya.
“Ohh, kau mau pulang rupanya. Ini, aku ada sosis untukmu, dimakan ya” orang itu memberikan sebungkus sosis untuk Donghae yang diterima dengan senang hati.
Donghae tersenyum lebar menerimanya. Kini tangannya sudah penuh dengan sosis maupun cokelat pemberian dari orang-orang.
Ya, sekarang Donghae bebas berjalan ke mana pun tanpa harus susah-susah menutupi telinga dan ekornya lagi.
Kehidupannya berubah sejak satu tahun yang lalu. Banyak yang menerimanya dan mereka juga menyukainya. Hampir setiap hari dia akan mendapat makanan dari orang-orang. Meski masih ada beberapa yang menganggapnya monster, tapi yang lainnya akan maju di depan untuk membelanya.
Saat sore hari, Donghae akan bermain bersama anak-anak kecil di taman dekat apartemen. Dia akan bermain pasir bersama mereka, bermain ayunan, atau bahkan kejar-kejaran juga sembunyi.
Ibu-ibu, anak-anak sekolah, ataupun wanita dewasa lainnya sering sekali mencubit pipi Donghae saat bertemu dengannya. Makanya tak jarang dia akan menangis karena pipinya terasa nyeri. Tapi hal itu justru membuat mereka semakin gemas padanya.
Karena dia terlalu sering menangis saat bermain, akhirnya Heechul memutuskan untuk selalu ikut Donghae ke taman. Dia akan memarahi orang-orang yang membuat Donghae menangis. Boleh mencubit, tapi tidak boleh terlalu kuat.
Jungsoo, Hyukjae, Siwon maupun Kyuhyun bahkan menganggap Heechul sebagai manajer Donghae. Pria cantik itu akan mengatur semua jadwal bermain Donghae dan selalu memilah makanan yang boleh Donghae makan atau tidak.
Tapi untuk kali ini, Donghae terlepas dari pengawasan Heechul karena pria itu sedang ada janji.
♡♡♡
-Apartemen-
Cklek
“NYUKKKK~~”
“Jangan teriak-teriak” Hyukjae keluar dari kamar mandi dan melihat tangan Donghae penuh makanan.
Hyukjae menghela nafas berat. “Jangan menerimanya lagi, Hae. Kulkas dan lemari kita sudah penuh”
