6. Who Do You Choose?

190 29 14
                                    

Don't forget to vote and comment
Happy reading!

Semakin besar seseorang, semakin berat juga masalahnya. Entah karena mereka sudah cukup umur untuk menghadapi berbagai masalah, atau memang ada sebuah level yang selalu naik dalam masalah setiap seseorang bertambah umur.

Sebenarnya Chenle juga tidak mengerti kenapa ia bisa terjebak dalam masalah seperti ini. Ia sama sekali tidak mencari masalah dengan orang lain, dan begitupun juga ia tidak pernah mau mencampuri urusan orang lain.

Namun terkadang terlalu banyak orang yang ingin mencampuri urusan Chenle.

Ini dimulai dari ketika ia diantar papanya ke sekolah pada sebuah Senin pagi karena Chenle hampir telat. Chenle diantar oleh papanya yang juga akan berangkat kerja, hanya itu sebenarnya.

Tapi mungkin itu menarik perhatian orang lainㅡsiswa di SMP Chenleㅡketika sebuah Audi keluaran terbaru mampir dan menurunkan seseorang di sekolah mereka. Chenle tidak terlalu peduli ketika beberapa siswa berbisik di belakang punggungnya ketika ia berjalan. Ia punya terlalu banyak urusan daripada mengurusi orang lain.

Puncaknya adalah ketika Chenle mengunggah sebuah foto di akun media sosialnya. Itu hanyalah sebuah foto liburan bersama keluarga besarnya. Mereka sedang berkumpul di rumah Chenleㅡatau mansionnya, sama sajaㅡuntuk sebuah pertemuan keluarga.

Hanya saja, sepertinya banyak yang berpikir kalau Chenle berasal dari keluarga berpengaruh; anggota keluarganya adalah beberapa pengusaha ternama yang dikenal massa. Tapi Chenle tidak pernah membawa nama keluarganya untuk lari dari masalah.

Lalu ada sebuah gosip beredar, katanya Chenle memakai uangㅡmenyogokㅡpihak sekolah agar nilainya selalu di atas delapan puluh lima. Padahal itu adalah kerja keras Chenle. Itu adalah hasil dari tugas yang selalu dikerjakan dengan susah payah, dengan malam panjang dimana Chenle rela tidak tidur untuk menyelesaikan tugas dengan nilai sempurna.

Dari sebuah gosip murahan yang hanya beredar di kalangan murid, menyebar ke guru-guru di sekolah. Itu adalah yang paling buruk. Karena Chenle menjadi diragukan kepintaran dan kejujurannya.

Ketika pada akhirnya gosip itu sampai di telinga Chenle, ia sangat marah mendengarnya. Siang itu panas, tapi kepala Chenle lebih panas. Ia menatap tajam pada semua orang yang melihat kearahnya, siapapun itu, termasuk gurunya. Dan Chenle pada hari itu juga mencari tahu siapa yang membuat gosip murahan tentang dirinya.

Tapi mencari sumber dari sebuah gosip yang sudah beredar luas sama sulitnya dengan mencari jarum di tumpukan jerami. Karena kebanyakan orang hanya melanjutkan gosip dengan dasar 'aku dengar' atau 'katanya'.

Dan setelah ia berhasil menemukan satu nama, Chenle hampir meledak. Ia berlari mengejar si pembuat gosip yang berada di dekat lapangan. Semua orang disana sudah berkumpul dan menduga kalau akan ada keributan yang terjadi.

Chenle menarik pundak perempuan di depannya, Chenle memukul perempuan itu tepat di rahangnya. Apakah Chenle peduli jika ia menyakiti seorang perempuan? Jawabannya adalah tidak.

Untuk apa mengasihani seseorang yang tidak pantas?

Beberapa teriakan terdengar, kebanyakan dari siswi yang menonton karena kaget ketika melihat Chenle yang memukul seorang perempuan dengan tanpa belas kasihan. Berkali-kali Chenle meminta permintaan maaf dari perempuan itu, tapi ia sibuk menangis dan memegangi rahangnya sambil mengelak tentang semua tuduhan Chenle.

Chenle dan perempuan itu berakhir di ruang kedisiplinan setelahnya, sesuai dugaan. Orang tua mereka dipanggil, dan papa Chenle datang dengan Audi-nya. Perempuan itu ditemani ibunya, tentu ibunya kaget melihat putrinya babak belur dengan lebam di rahang.

Satu jam berlalu, dan akhirnya masalah selesai. Perempuan itu mengakui perbuatannya dan meminta maaf kepada Chenle. Tapi Chenle tidak meminta maaf, ia tidak salah, pikirnya. Lalu mereka semua pamit setelahnya.

Chenle menyuruh papanya untuk pergi ke mobil terlebih dahulu ketika matanya menangkap sosok Jisung sedang bersandar di dinding dekat situ.

"Aku pikir seharusnya kamu bersikap lebih lembut pada seorang perempuan," Jisung melipat tangannya di depan dadanya.

"Kenapa? Aku akan bersikap lembut pada siapapun yang pantas. Dan itu jelas bukan perempuan itu."

"Itu hanya sebuah gosip, Chenle. Kamu tahu kalau gosip itu tidak benar."

"Aku tahu kalau itu tidak benar. Tapi yang lainnya? Mereka hanya menyimpulkan sesuatu berdasarkan kata orang lain."

Chenle menatap Jisung dengan tajam, "Dan kamu seharusnya berada di sisiku. Jika kamu benar-benar sahabatku."

Jisung mengerutkan dahinya ketika mendengar kalimat Chenle. Ia menurunkan lipatan tangannya dan maju selangkah mendekat. Chenle menaikkan sedikit kepalanya untuk menatap Jisung, terima kasih untuk tinggi badan mereka yang cukup berbeda.

"Chenle, kamu terlalu membencinya. Kamu tetap harus meminta maaf karena telah memukulnya. Ini bukan tentang aku membelanya, tapiㅡ"

"Aku harus pulang. Silahkan terus mengoceh tentang itu. Aku tidak akan meminta maaf padanya, final," Chenle memotong perkataan Jisung.

"Kupikir kamu menungguku untuk bertanya tentang apakah aku baik-baik saja setelah mendapatkan gosip seperti itu. Tapi sepertinya aku salah, Ji. Aku duluan."

Setelahnya Chenle berbalik dan meninggalkan Jisung yang masih mematung. Mereka berdua sama-sama kecewa. Chenle kecewa dengan Jisung yang lebih membela perempuan itu, sementara Jisung tidak menyukai sikap Chenle yang kasar.

Itu adalah pertengkaran pertama mereka yang melibatkan perasaan. Ini lebih buruk daripada bertengkar dengan saling memukul sampai menimbulkan lebam. Mereka memiliki ego yang terlalu tinggi untuk mengalah dan meminta maaf. Tentu saja, seperti yang semua anak muda lakukan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Journey of Experiences│Chenji ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang