1. Si Kejam

146K 7.8K 457
                                    

Selamat membaca readers tersayang

Oh iya aku ingetin buat adik-adik gumush, gemaii, kawaii kalo bisa jangan baca ceritanya yaa, soalnya mengandung kata-kata dan ungkapan kasar, takut buat otak polos kalian tercemar wkwk

Dan buat pembaca gelap, mending nggak usah baca daripada tekan bintang susahnya kek suruh kerja banting tulang nafkahin keluarga 😊

Oke next segitu ajaa

1. Si Kejam

"Are you oke, bitch?"

Sadewa Cakra Arlingga

•••

"Dasar bodoh!" maki seorang laki-laki dengan garis wajah tegas nan bola mata hitam pekat menyorot tajam ke arah gadis yang gemetar.

"Lo ikut gue!"

Gadis yang sedari tadi menundukkan kepalanya dalam-dalam tersentak saat tangannya ditarik kasar oleh laki-laki yang sangat terkenal memiliki sifat menindas pada siswa siswi di sekolah tanpa pandang bulu.

Ah! Mungkin tidak pada semuanya, melainkan hanya pada satu gadis yang entah alasan apa membuat laki-laki tampan itu begitu kasar dan keras padanya.

Parasnya memang tampan tapi otak dan perlakuannya sangat bertolak belakang. Sadewa Cakra Arlingga si kejam yang selalu menindas satu gadis dan sering mempermalukannya di sekolah maupun luar sekolah. Si brengsek yang suka memaksa dan sifat buruk lainnya ada pada Sadewa.

Sungguh, Sadewa adalah gambaran pangeran berwajah rupawan namun berhati iblis. Seperti saat ini, ia menarik kasar gadis yang menjadi mainannya selama tiga bulan ini.

Gadis malang itu bernama Reyyan Iska Dellina. Siswa siswi tidak asing lagi dengan nama itu, Reyyan adalah gadis yang menjadi korban akan kekejaman seorang Sadewa.

"Sakit," lirih Reyyan terisak saat tangannya begitu kuat dicengkram oleh Sadewa yang entah membawanya kemana.

Reyyan menolehkan kepalanya menatap beberapa siswa yang juga menatapnya prihatin. Reyyan sangat berharap mereka membantunya lepas dari jeratan Sadewa, tapi itu hanyalah angan yang tidak akan pernah terjadi, karna Sadewa tidak akan membiarkan orang yang mengusik perbuatannya tenang baik saat hidup maupun mati sekalipun.

Brak!

Ternyata Sadewa membawa Reyyan ke dalam kamar mandi laki-laki. Langsung saja Sadewa mendorong tubuh Reyyan sampai terjerembab ke bawah lalu tangannya terulur menutup pintu kamar mandi dan menguncinya dari dalam.

Reyyan menggelengkan kepalanya menatap takut pada Sadewa, hanya karna Reyyan tidak sengaja menumpahkan air putih ke seragam Sadewa, ia harus berakhir mendapatkan hukuman oleh laki-laki kejam itu.

"Sa-Sadewa.. Maaf," isak Reyyan menatap Sadewa yang terlihat marah.

"Berdiri," titah Sadewa dengan dingin membuat Reyyan menegakkan tubuhnya dan menunduk takut.

"Bersihin." Sadewa menunjuk bajunya yang basah.

"Pake apa?" Reyyan bertanya sangat lirih dan itupun tanpa mau menatap Sadewa.

"Liat mata gue bego!" bentak Sadewa membuat Reyyan mendongakkan kepalanya.

"Buka." Sadewa kembali menunjuk ke arah bajunya sedangkan Reyyan hanya diam. Tubuhnya terasa kaku dan hanya bisa terdiam dengan isakan kecil.

"Gue bilang buka," geram Sadewa melangkahkan kakinya mendekat membuat Reyyan mundur ke belakang.

Sadewa terus berjalan sampai memojokkan Reyyan. Tangan Sadewa terulur memegang pergelangan tangan Reyyan dan menuntunnya ke dada.

"Buka," ucap Sadewa dengan geraman tertahan.

Reyyan ingin sekali berteriak dan menangis sekencang-kencangnya, sungguh ia ingin bebas dari Sadewa yang begitu senang menyiksanya lahir dan batin.

Tangannya bergetar hebat saat cengkraman tangan Sadewa begitu erat. Ia tidak berani menatap mata setajam elang yang menatapnya seperti mangsa.

"Le-lepas dulu," cicit Reyyan dan seketika cengkraman Sadewa melonggar.

Dengan gerakan pelan dan gemetar, Reyyan mulai membuka kancing seragam Sadewa. Kancing pertama terlepas sampai kedua, ketiga dan keempat.

Reyyan membuang pandangannya ke samping saat dada Sadewa sedikit terpampang. Namun tanpa diduga Sadewa malah membuka lebar seragamnya dan membuangnya asal ke bawah.

"Dada sampe perut gue basah, bersihin itu," ucap Sadewa namun Reyyan masih tetap diam tanpa mau menatap Sadewa yang bertelanjang dada di depannya.

"Lo denger nggak?!" sentak Sadewa menarik dagu Reyyan dengan kasar sampai mendongak menatapnya.

"Sa-sakit Sadewa," cicit Reyyan terisak.

"Gue udah ngomong baik-baik tapi lo nggak nurut sama gue."

Reyyan memejamkan matanya begitu kuat saat terpaan nafas Sadewa terasa tepat di depan bibirnya.

"I-iya aku denger," ucap Reyyan memberanikan membuka mata sedangkan Sadewa melepas tangannya dari Reyyan.

Dengan gerakan pelan Reyyan mencoba meraih dada Sadewa untuk dibersihkan namun belum sempat ia menyentuhnya Sadewa menahan tangan Reyyan.

"Buka baju lo dan bersihin pake itu."

Deg!

Reyyan mematung mendengar ucapan dari Sadewa sedangkan sang empu tersenyum miring dengan tatapan yang begitu merendahkan Reyyan.

Namun dia adalah Sadewa, tidak akan pernah bisa dilawan ataupun dibantah. Mungkin ini gila, tapi gadis lemah seperti Reyyan hanya bisa diam dan pasrah saat diperlakukan buruk seperti itu oleh Sadewa yang memiliki kekuasaan penuh.

Dengan bulir demi bulir yang menetes dari pelupuk matanya, Reyyan membuka kancing seragamnya. Harga dirinya sudah hancur sejak bertemu Sadewa, tidak ada lagi yang harus ia pertahankan sekarang.

Seragam atas Reyyan sudah terlepas menyisakan tank top putih yang membungkus tubuh bagian atasnya. Sungguh ia sangat malu namun Reyyan hanya bisa diam seribu bahasa.

"Gadis baik, sekarang bersihin," ucap Sadewa lalu Reyyan mulai membersihkan dada Sadewa dengan seragamnya lalu turun ke bawah perutnya yang terdapat tatto kecil bertuliskan "ilydell".

"U-udah," cicit Reyyan menjauhkan tangannya dari tubuh Sadewa.

Tiba-tiba Sadewa mengangkat tubuh Reyyan ke atas dan mendudukkannya di dekat wastafel. Reyyan sangat terkejut apalagi Sadewa begitu dekat dengannya, bahkan kedua pahanya terbuka lebar karna Sadewa berada diantaranya.

"Lo kurang makan, hah? Di apartemen gue kurang bahan makanannya?" Sadewa bertanya dengan nada rendah membuat Reyyan tanpa sadar meremas pundak Sadewa.

Kenapa Sadewa senang sekali berbicara dengan jarak bibir yang sangat dekat terlebih ucapannya terdengar seperti bisikan. Jantung Reyyan berdetak kencang tak karuan, ia sampai susah nafas dengan jarak sedekat ini.

"Jawab," geram Sadewa mencengkram pinggang Reyyan dengan kuat membuat sang empu meringis.

"Cu-cukup," jawab Reyyan dengan suara bergetar.

"Gue nggak suka cewek kurus! Ngerti!"

"I-iya," balas Reyyan meneguk salivanya kasar saat tangan besar Sadewa bertengger di pahanya.

Reyyan menatap tepat di mata Sadewa yang juga menatapnya dengan senyum miring tercetak di bibirnya. "Sekarang lo pembantu gue, tapi nggak lama lo akan jadi jalang gue."

Deg!

Reyyan tersentak dengan ucapan yang terlontar dari bibir Sadewa sedangkan sang empu tersenyum tipis dan dengan gerakan pelan tangannya merambat ke atas sampai di pinggang Reyyan lalu mengusapnya lembut.

"Are you oke, bitch?"

Bersambung

•••

Ada yang mau kalian sampein buat Sadewa / Reyyan? Nggak ada yaa, yaudah

BASTARD! [ Sadewa Cakra Arlingga ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang