Chapt 1

10 7 0
                                    

Nyatanya, menyakinkan diri sendiri bahwa semua akan baik baik saja tidak semudah menarik bibir keatas dan membuat orang lain berpikir, bahwa kita memang tidak apa apa.
We need Each other

Dalam sekali tiupan lilin yang beberapa menit lalu menyala, kini sudah mati membuat ruangan segi empat itu gelap tanpa penerangan apapun .

Tak ada yang spesial, bahkan tidak ada yang ingat hari ini adalah hari pertamanya arsen melihat dunia kecuali shiren sang sahabat.

Arsen Al farrezi, Begitu nama panjangnya, atau kerapnya di panggil dengan panggilan Arsen, banyak orang yang mungkin ingin di posisi arsen, jika mereka hanya melihat semua itu dari segi kekayaan, padahal sudah jelas, tidak semua bisa di dapat dengan uang kan? termasuk juga kebahagiaan.

Rasanya Arsen ingin merekam bagaimana dia saat dirumah dan memperlihatkan itu pada orang orang yang mengaku ingin menjadi dirinya, apa mereka tetap ingin menjadi seorang Arsen Al-Farrezi?

Bisakah mereka bertahan dengan apa yang selama ini sudah Arsen rasakan? Di dalam rumah mewah milik orang tuanya, yang Arsen rasakan hanya kekosongan, seperti tidak akan pernah mendapat kebahagiaan dari rumah ini.

Ia pulang ke rumah hanya untuk melepas penat, Juga menyaksikan bagaimana orang tuanya yang seperti sudah cukup hanya dengan satu anak.

Kata kata kejam seperti umpatan menyesal telah melahirkan Arsen memang tidak pernah keluar, namun dari perlakuan keduanya, Arsen cukup tau, dia bukanlah Arsel Al-Fatih, yang selalu mereka sapa setiap kali bergabung sarapan, Arsen juga bukan Arsel Al-Fatih, yang akan di tanya akan kemana juga di wanti wanti untuk jangan pulang larut malam, Arsen tau adil tidak harus sama, Arsen pun tak pernah iri saat uang jajannya dengan laki laki yang selalu di panggil "bang Fat" itu terlampau jauh. Ia cukup sadar, Keperluan Fatih lebih banyak darinya. Arsen benar benar tak mempersalahkan.

Tapi disini bukan perihal uang jajan mereka, Ini tentang bagaimana kedua orang tuanya memperlakukan Arsen dan Fatih dengan begitu berbeda, Ibarat mawar dan melati, Arsen adalah mawar tersebut dan Fatih adalah melatihnya, setelah di petik, mawar itu hanya bisa di letakkan ditelapak tangan, sedang melati, Orang bebas meski lebih dari sekedar mengenggam, karna dia tercipta tanpa di kelilingi duri duri tajam seperti mawar.

Terkadang Arsen berpikir, dia yang salah karna lahir di keluarga ini, atau mereka yang salah karna sudah membawa dia berada di tengah tengah mereka?



Selamat datang di cerita

"We Need Each Other"

Lepas membaca jangan lupa untuk tekan bintang di bawah yah gais, juga jngn lupa untuk berkomentar!





We Need Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang