yuna benar-benar bisa gila jika harus menghadapi mimpi ini terus menerus. Padahal, ia sudah mengikhlaskan semuanya. Yuna benar-benar tidak suka jika mimpi ini terus menerus muncul.
TRINGGGGGG~
Alarm berbunyi kencang, membuat yuna terbangun dari mimpinya. Yuna duduk di atas kasur seraya mengumpulkan nyawanya. Nanti kalo langsung berdiri bisa mletoy.
"duh, jam berapa si ini? Kok alarm dah bunyi aja" Ucap yuna seraya mengucek matanya.
yuna hampir saja tertidur lagi, jika ponselnya tidak berbunyi. Ringtone dari ponselnya, menandakan adanya seseorang yang menelpon.
"Agrhhh, siapa si. Ganggu aja sumpah" Kesal yuna lalu mengambil ponselnya secara kasar lalu mengangkat telpon tanpa melihat nama yang menelpon.
"Apasi? Ganggu aja lo. Pagi-pagi buta gini nelponin gue, kangen lo?" Ketus yuna, ia mengira itu temannya padahal bukan.
"Halo yuna, ini wali kelas kamu. Kamu tau kan aturan sekolah sekarang, kalo ada yang telat bakalan di telpon sama wali kelasnya masing-masing" Jelas Pak burhan, wali kelas yuna.
Yuna langsung membelalakkan matanya, jantungnya berdegup kencang. Ia langsung melihat siapa yang menelepon, ternyata benar. ITU PAK BURHAN! WALI KELAS NYA.
Astaga, bagaimana ini? Apakah ini hari sial yuna??
"a-ah, iya pak. Saya telat ya, kirain saya ini masih subuh gitu" Ucap Yuna sembari cengengesan.
"Yasudah, bapak tutup telponnya. Saya tunggu kamu, kalo kamu pengen sekolah hari ini datang jam 8.30 lebih dari itu kamu di nyatakan absen" Pak burhan langsung menutup telpon nya, setelah mengatakan hal tersebut.
"Eh buset, di kira hakim kali ya. Pakek acara bilang 'dinyatakan'. Udah kayak tahanan aja gue" yuna geleng-geleng tak habis pikir.
••••
"Pagi pak Burhan yang ganteng, maafkan princess ini yang telat" Ucap yuna setelah masuk kelas lalu membungkuk sopan.
"Duduk yuna, saya gamau denger alasan apapun dari kamu." Ucap pak burhan seakan-akan tau apa yang di pikirkan oleh yuna.
"Bapak tau aja deh kalo aku mau ngeles, mhehe. Luv deh buat bapak" tangan yuna membentuk love yang ia tunjukan kepada pak Burhan.
"Sudah cepat duduk yuna" yuna hanya menurut saja, namun sebelum duduk. Pak burhan kembali bicara. "Dan juga, kamu bukan princess saya. Princess saya cuman anak saya seorang"
"Eleh, iyain deh. Suka-suka bapak aja" yuna memutarkan matanya malas.
Pak burhan kembali mengajar seperti biasa, dan semuanya menyimak dengan baik.
2 jam berlalu, sekarang adalah jam istirahat yang dimana jam kesukaan semua anak sekolah.
"Eh buset, masa gue mimpiin si nana mulu njir. Ya emang sih, gue pengen temenan sama dia lagi. Tapi janganlah dia muncul terus gitu di mimpi gue." Kesal yuna.
"Ya, itu berarti lo emang harus baikan sama si nana. Sana gih baikan, dari pada mimpiin dia mulu" balas temannya yang berkuncir kepang dua, vivi.
"What the fu*k. Yang bener aja deh vi, yakali. Gengsi tau" jawab yuna lalu memajukan bibirnya.
"Gue gampar ye mulut lo." Dengan tangan yang sigap ingin menepuk bibir yuna itu, kira teman baik yuna langsung menghela nafas.
"Lo. Pengen. Gak. Temenan. Lagi. Sama. Nana.?" Tanya kira seraya menekan setiap kata
"MAU LAH, YAKALI ENGGAK." Jawab yuna dengan nada sedikit sewot.
"Terus kenapa gamau baikan?" Tanya kira sungguh-sungguh.
"Gengsi".
"Kalo lo gengsi terus menerus, lo ga bakalan dapet apa yang lo mau!" Tegas kira yang mulai lelah dengan sikap yuna.
"Ya maap, tapi. Dia juga udah ngelupain gue tau, gue takutnya nanti pas gue ngajak dia temenan lagi. Dia malah cuek bebek, kan sakit hati" Yuna menunduk sedih.
"Serah lo deh na, capek gue nasihatin anak kek lo" kira mendorong kepala yuna dengan telunjuknya.
"Ya... Gitu..."
"Anak tolol!" Kesal vivi yang sedari tadi menyimak. Dan berakhir vivi pergi dari tempat duduknya dan di susul oleh kira.
"WOY, TUNGGU GUE. HIH, DASAR TEMEN SIALAN"
<><><><><><><><><><><>
'Jika menginginkan sesuatu, katakan dan jangan gengsi. Jika terus menerus gengsi, kamu tidak akan mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan. Tapi kamu juga harus ingat, tidak semuanya bisa kamu dapatkan.'
KAMU SEDANG MEMBACA
pathetic psychopath.
Teen Fictionsemua nya bisa merasakan sakit hati, tentunya termasuk psikopat satu ini.