ONE

24 6 0
                                    

April. Gadis manis dan baik hati, sayangnya ia memiliki beberapa kekurangan dalam dirinya. April terlahir dalam keadaan tuli dan memiliki pertumbuhan yang lambat dibanding dengan anak seusianya.

Dibalik kekurangannya itu, April tidak pernah patah semangat. Namun, sebagai manusia biasa ia juga pernah merasa hampa dan tiada harapan. Tetapi, ada jerih payah ibunya yang selalu mendukung dan memberi motivasi pada gadis itu.

April memiliki mimpi yang sungguh mulia. Suatu saat ia ingin mendirikan sekolah kecil-kecilan bagi anak pelosok sana dan ia juga akan memberikan pendidikan gratis bagi mereka.

Sejak memiliki tekat yang begitu kuat, April perlahan berlatih untuk berbicara dan kini ia juga menggunakan alat bantu pendengaran. Meskipun April tidak bisa lancar dalam bicaranya itu.

Kali pertama April mencoba alat itu ia sangat senang karena bisa mendengar suaranya yang selama ini tidak ia ketahui.

👂

Saat menginjak SMA, April memberanikan diri untuk sekolah layaknya anak normal. Selama ini ia memang ditempatkan di sekolah untuk anak yang berkebutuhan khusus. Namun, selagi ia sudah mengalami banyak perubahan ia ingin mencoba berinteraksi lebih luas lagi.

Kali ini adalah hari pertama April masuk sekolah barunya. Tentu suasana yang ia rasakan sangat berbeda dari sebelumnya. Ia berkali-kali merasa takut dan gugup. Namun, ibunya selalu memberinya pertolongan.

Saat ia memasuki kelasnya ia berdiri di samping gurunya yang sedang memperkenalkannya.

"Baik anak-anak, disebelah ibu adalah anak yang akan bergabung dengan kelas kita, Namanya April. Ini adalah kali pertamanya masuk di sekolah normal, jadi ibu mohon kerjasama kalian ya!" jelas guru itu.

Tidak ada respon yang menarik diantara mereka, hanya ada anggukan dan suara samar-samar. Melihat hal itu, April membalasnya dengan senyum hangat dan beranjak ke tempat duduknya.

Hari pertamanya sekolah mungkin cukup menyenangkan bagi April. Ada beberapa anak yang mengajak ngobrol di bangkunya. Bahkan dengan lancangnya mereka juga sempat bertanya-tanya tentang kekurangan yang ada dalam dirinya selama ini. April dengan kepolosannya itu tetap menanggapi dengan senang hati dan tak lupa menyelipkan senyum hangatnya itu.

👂

Seiring bergantinya hari April semakin merasa kesepian. Tak ada lagi anak yang sok akrab duduk di bangku kosong sebelahnya. Padahal, April sangat ingin mendengarnya lagi.

Terkadang ada pula beberapa kelakuan anak jahil yang memanfaatkannya. Tak jarang mereka meminta bekal April atau hanya sekedar menjahilinya. Namun, April dengan senang hati ikut membagikan bekalnya itu. Pikiran polosnya itu menanggapi mungkin saja anak-anak itu memang belum makan atau mungkin mereka juga tidak memiliki uang jajan.

"Hei April! Kalau mereka begitu jangan diam saja dong, mereka itu hanya memanfaatkanmu!" Bentak sora yang mulai geram.

Butuh waktu sejenak bagi April untuk mencerna kata-kata itu. Karena ia juga masih belum terbiasa menggunakan alat bantunya itu.

"T-tidak apa-apa s-sora... Sa-saya cukup senang. I-ibu selalu bilang.... Ji-jika harus selalu membantu." Jawab April dengan penuh kepolosannya itu.

Sora cukup terkejut dan terheran-heran mendengar jawaban April. Namun, mau bagaimana lagi. Ia harus sadar bahwa lawan bicaranya itu bukan gadis biasa.

Perlahan, Sora meninggalkan April tanpa berkata apapun. Karena ia rasa mau dijelaskan bagaimanapun April tetap tidak akan mengerti. Rupanya kebaikan April itu bisa dimanfaatkan kapanpun bagi orang lain.

TWO WORD'S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang