"Lo itu cuma lagi ngerasain euforia ketemu sama orang baru. Itu sifatnya sementara doang. Ujungnya, lo bakal tetep balik lagi ngelewatin semuanya dari awal. Kenalan lagi, saling memahami lagi. Iya kalo sifat dan sikap asli orangnya nanti bisa lo mengerti. Kalo nggak?"
Bright berucap. Kalimat itu ia tujukkan kepada Off. Lelaki yang duduk di seberang dan masih khidmat menyesap Malboro-nya.
Di sisi kanan Off, ada Tay yang duduk menyilangkan sebelah kaki sembari menenggak botol Heineken Light yang sudah diantar oleh pelayan beberapa menit lalu.
Mereka tengah berada di salah satu cafe milik kenalan Bright yang terletak di pusat kota. Menghabiskan malam setelah selesai dengan urusan pekerjaan kantor masing-masing yang cukup melelahkan.
"Apa lo yang nggak rugi? Apa lo yang nggak nyesel ninggalin pacar lo yg udah lo kenal bertaun-taun demi orang baru? Demi gebetan lo yang baru? Demi seseorang yang baru lo kenal dan lo anggep 'lebih asik'. Yang belum tentu orang itu sebaik dan mau menerima diri lo yang sebenernya kaya pacar lo?"
Bright kembali menambahi setelah mengambil satu batang Parliament milik Tay.
Ia menyesapnya pelan sambil mendengarkan kalimat yang keluar dari mulut Off,
"Siapa yang bakal ngejamin kalo itu cuma euforia sementara karena ketemu orang baru? Gimana kalo sebenernya itu tuh takdir dari Tuhan buat ketemu sama 'jodoh kita'?"
Bright mendengus mendengar jawaban tersebut.
"Ngehe. Ngelesnya alus banget, cuk. Bilang aja lo emang naksir si doi. Terus mau di kemanain pacar lo yang anaknya artis itu?"
Off mengedikkan kedua bahu. Acuh dengan pertanyaan tersebut dan memilih menggoyangkan tubuh menikmati beat dari musik yang kali ini terdengar.
"Bangsat, kumat, nih, orang."
.
.
.Pengunjung mulai semakin banyak meski sudah tengah malam.
Kedua mata Tay mengitari pemandangan sekitar.
Asap-asap rokok terlihat mengepul dari beberapa meja disebelahnya.
"Tapi, Bright, bukannya emang semua hubungan selalu berasal dari perkenalan dan ketemu orang baru, ya?"
Tay bertanya sembari memasukkan beberapa es batu kedalam gelas, lalu menuangkan sedikit isi botol heinekennya ke gelas tersebut.
"Maksut gue semua hubungan baik itu pertemanan, pacar, dan lain-lain. Semua berasal dari perkenalan dan orang baru. Terus gimana ngebedain kalo yang kita rasain cuma sebatas euforia ketemu orang baru ato emang rasa karena emang suka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anugerah Terindah [SLOW UPDATE]
FanfictionMenjadi tulang punggung keluarga bukanlah hal yang mudah bagi New. Ia menaruhkan banyak hal agar keluarganya bisa tetap makan dan bertahan hidup. Lalu, bagaimana jika pada suatu hari ada seseorang yang berniat untuk membeli 'hidupnya' ?