"Hubungan lo sama Fah gimana?"
"Gimana apanya?"
"Ya statusnya lah, sat. Udah upgrade belum dari cinta dalam hati jadi pacar? apa malah downgrade jadi kang supir?
HAHAHAHAAAA
Bright tertawa.
Menggenjereng gitar yang ada di pangkuannya asal seolah untuk meramaikan.
Ia kemudian, melempar bungkus rokok ke arah lawan bicaranya -Tay.
"Ruang kerja gue no smoking area, ya, bangsat. Lo udah dibilangin berkali-kali."
Tay menatap temannya jengah. Membereskan beberapa berkas di atas meja lalu memasukkannya kedalam amplop cokelat.
"Nanti malem nongkrong, yuk. Jatah gue yang bayar."
Bright berbicara sembari memasukkan gitar kedalam softcase.
"Gue udah ada janji sama Fah."
"Dia lo ajak buat gabung kita aja kalo gitu. Biar tambah rame"
Bright beranjak dari kursi. Menyalakan korek api dan mulai menyesap rokoknya. Ia meraih softcase gitar, lalu meletakkannya di bahu kiri.
Tampilannya terlalu casual untuk ukuran pekerjaan yang ia jabati sampai-sampai jika orang tidak tau siapa itu Bright, mungkin akan mengira lelaki itu adalah Mas-Mas biasa yang kuliah di jurusan seni musik semester akhir.
"No."
"Yaelah bukan siapa-siapa lo juga."
Bright kembali tertawa.
"Lusa deh lusa. Ntar gue tanya yang lain."
********
Tay Tawan memang begitu. Meskipun tampan, memiliki kharisma, dan tentu saja mapan, ia tetaplah manusia,
mempunyai kekurangan.
Kekurangan inilah yang membuatnya tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan siapapun.
Ia sosok yang sering memendam perasaannya seorang diri.
Kurang pandai untuk mengekspresikan emosi. Tentang apa yang ia rasa.
Beruntung, semenjak berteman dengan Bright dkk ia menjadi cukup terbuka dengan orang lain tidak seperti dulu.
Meskipun... yaa tetap saja ada bagian dari dirinya yang masih tidak bisa di sentuh oleh orang lain.
.
.
.
Dan...ah, ya..hubungan Tay dengan Fah,It's complicated.
Tay dan Fah sudah berteman sejak masih kuliah. Bertemu dalam suatu organisasi kampus dan sering menjadi partner. Mereka sering bertemu. Sering berbicara. Sering berbincang dan berakhir dengan Tay yang memang sudah jatuh hati pada pandangan pertama menjadi semakin jatuh dengan perempuan menawan itu.
Tapi yaaa...balik lagi. Ini adalah Tay Tawan. Seseorang yang kurang pandai mengekspresikan apa yang ia rasakan dan lebih memilih untuk memendam.
Berkali-kali temannya menasehati, tetapi Tay Tawan tetaplah Tay Tawan.
Ada beberapa hal dari dirinya yang memang tidak bisa disentuh.
Setiap kali ada temannya yang bertanya,
"Mau dibawa kemana perasaan lo ke Fah?"
Ia akan menjawab,
"Gue nggak tau. Tapi kayaknya emang lebih baik gini aja."
*********
"Tay, aku dapet program baru."
Ucap Fah dengan raut senang. Wajah bahagia kentara sekali dari perempuan tersebut. Senyumnya menguar lebar. Seolah mendapatkan apa yang selama ini perempuan itu inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anugerah Terindah [SLOW UPDATE]
FanfictionMenjadi tulang punggung keluarga bukanlah hal yang mudah bagi New. Ia menaruhkan banyak hal agar keluarganya bisa tetap makan dan bertahan hidup. Lalu, bagaimana jika pada suatu hari ada seseorang yang berniat untuk membeli 'hidupnya' ?