Puzzle Second

1 1 0
                                    


“kita memang tidak bisa memilih untuk menaruh hati dengan siapa, tapi kenapa rasanya berbeda saat bersamanya?”

~~~

Taeyong, lelaki itu sudah tiba di kelas pukul 06:00 pagi.
Bergegas ia berjalan ke ruang osis untuk mengadakan rapat sebelum upacara pagi dimulai, itulah rutinitas taeyong setiap hari senin.

“lucas kamu sudah siap jadi dirigen?”tanya taeyong kepada salah satu anak kelas 11 anggota osis.
“siap ka”
“untuk panitia pengibar pendera?”tanya taeyong lagi, kali ini ditujukan kepada salah satu lelaki yang baru saja tiba di ruang osis tersebut.
“siap ka, tapi kita kekurangan orang”lelaki tersebut langsung berdiri tepat di depan taeyong. dia Na Jaemin
“harus segera ada pengganti”taeyong berucap tegas.

“coba cari orang yang udah sampe di kelas u jae”lucas berbisik ke arah jaemin.

Jaemin mengangguk kemudian segera berlari keluar ruang osis.
Namun seseorang menghalangi langkahnya tepat setelah keluar dari pintu.
“apa ada masalah?”tanya nya.
“saya kekurangan orang untuk pengibar bendera ka”jawab jaemin dengan nafas yang belum teratur.
“Kelas 11 B”ucap lelaki itu singkat dan berjalan masuk ke ruang osis.
Begitu pula dengan jaemin yang segera berlari menuju kelas yang disebutkan.

Jaemin berhenti kemudian menarik nafasnya pelan.
Mengetuk pintu dan berjalan masuk ke dalam kelas 11 B.
“Per……”
“nana?” yuri yang sedang duduk di kursinya menoleh ke arah pintu kelasnya yang terbuka.
“yuri, kamu bisa bantu saya?”
“boleh?”yuri menatap nana dengan pandangan tanda tanya.

“saya kekurangan orang untuk pengibar bendera, kamu bisa bantu saya?”
“kita bisa latihan sebentar sebelum upacara dimulai” jelas jaemin.

Mata teduh itu  menatap yuri dengan harap, yuri mengangguk.

“bisa ikut saya sekarang?”tanya jaemin dengan senyumannya dan mata itu menjadi berbinar lega.
Yuri lagi2 menggangguk, dia seperti tidak bisa berkata2 karena jaemin yang tiba2 datang dengan sengaja ke kelasnya.

Yuri mengikuti jaemin ke ruang osis dengan berjalan di belakang jaemin.
yuri menatap jaemin dari belakang dengan seutas senyum yang menghiasi wajahnya.

Di dalam ruang osis, yuri melihat taeyong dan juga kakaknya, wooseok.
Dia memberi isyarat ke arah wooseok untuk tidak menghampirinya.
Tapi wooseok malah berjalan ke arahnya dan jaemin.

Jaemin sedang dalam posisi untuk mengajari yuri.
“ga usah di ajarin se detail itu jae, dia udah bisa”ucap wooseok melirik yuri dengan tatapan meledek. Tentu saja itu tidak dilihat oleh jaemin.

Jaemin yang sedari tadi menjelaskan serta mempraktikan tatacaranya kepada yuri kemudian menoleh ke arah wooseok.
Dia menatap wooseok dengan tanda tanya.

“udah pernah jadi pengibar bendera sebelumnya?”tanya wooseok kepada yuri
“udah ka”yuri menjawab singkat

“nah jae, kamu cukup kasih tau dia harus di kanan atau dikiri atau malah tengah. Dia cukup berpengalaman”ucap wooseok seraya berjalan meninggalkan keduanya.

“maaf ya na, gue tau tapi diem aja”yuri menatap jaemin dengan rasa bersalah
“it’s okay yuri, kalau gitu nanti kamu di sebelah kanan saya ya”jaemin tersenyum. Lagi dan lagi, yuri dibuat kagum oleh laki-laki itu.

~~~

“renjun!”panggil yuri.
Saat ini jam istirahat telah usai. Murid-murid sibuk berhamburan untuk kembali ke kelas masing-masing.

Renjun berhenti dan mencari asal suara yang memanggilnya.
“eh yuri, ada apa?”

“gue mau titip ini buat nana eh maksudnya na jaemin, lu sekelas kan ya?”yuri menyerahkan satu botol minuman dingin.
“iya, wah dalam rangka apa nih?btw lu suka jaemin?”tanya renjun menyelidik
“sssstttt…kapan-kapan gue ceritanya jun, nih titip dulu ya, bilang aja dari yuri”
Yuri bergegas meninggalkan renjun yang masih bertanya-tanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Puzzle PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang